Selasa, 02 September 2014

Harga Beras Miskin Tak Naik dalam 7 Tahun, Bulog Mengeluh

Senin, 1 September 2014

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengeluhkan harga tebus beras miskin (raskin) yang tak kunjung mengalami kenaikan sejak tujuh tahun silam. Hal ini memicu beragam persoalan terkait distribusi raskin.

"Raskin masih sangat diperlukan, tapi yang perlu mendapat perhatian soal harga tebus. Ini terlalu jauh dibanding harga pasar karena harga raskin tidak pernah naik selama tujuh tahun," jelas dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/9/2014).

Selama ini, pemerintah mematok harga tebus raskin sebesar Rp 1.600 per kilogram (kg) untuk masyarakat kurang mampu. Sutarto menyarankan agar pemerintah menyesuaikan harga raskin.

"Harga beras raskin tentu harus harus persetujuan DPR, kami diminta itung-itung lagi. Awalnya memang 50 persen dari harga pasar tapi itu sekian tahun lalu," katanya.

Dia mengaku, harga raskin yang jauh di bawah pasar kerap membuat pemerintah daerah (pemda) malas untuk menyalurkan raskin dan memberikan pengaruh terhadap harga lain.

"Jadi harga tebusnya harus ditinjau, karena banyak Pemda yang begitu, makanya saya sering dikomplain dan pada nanya kenapa ada daerah yang tidak mau distribusikan raskin," cetusnya.

Saat ini, Sutarto bilang, pihaknya telah menghimpun stok beras di gudang lebih dari 1,8 juta ton. Dan sampai akhir tahun dipatok sebanyak 2 juta ton.

"Jadi selain harus membeli di dalam negeri, kemampuan produksi diminta untuk mengimpor 300 ribu ton. Tapi kami baru mau impor kalau memang berdasar perhitungan kurang dan harga tidak terganggu," imbuh dia. (Fik/Gdn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar