Kamis, 25 September 2014
JAKARTA, (PRLM).- Usulan para pengamat pertanian agar Bulog bisa membeli semua produk pertanian dari petani, tampaknya tak bisa dilakukan seluruhnya oleh Bulog. Selama ini Bulog hanya mampu membeli 5 persen saja dari produk pertanian. Perannya lebih pada mengendalikan harga komoditi pertanian..
Anggota Komisi IV DPR RI Siswono Yudohusodo, menegaskan, selama ini Bulog tak pernah bisa menjamin membeli produk pertanian 100 persen. Untuk beras saja, misalnya, Bulog hanya bisa membeli 2 juta ton dari total produksi sekitar 40 juta ton. “Jadi Bulog hanya mengambil 5 persen saja. Tetapi dia menjadi penjamin harga, karena kalau Bulog tidak membeli, psikologis harga itu akan rendah,” papar Siswono..
Tapi, sebaliknya bila Bulog membeli cukup banyak, harga akan naik. “Jadi jangan diharapkan Bulog akan mampu membeli seluruh produksi yang ada. Tapi kalau Bulog bisa mengambil peran 5-10 persen saja itu sudah bagus sekali,” kata politisi Partai Golkar tersebut.
Setelah berperan baik untuk menstabilkan harga beras, selanjutnya Bulog diharapkan bisa memainkan perannya untuk menstabilkan harga gula, kedelai, dan jagung..
“Kita berharap Bulog bisa memainkan perannya untuk komoditi gula. Ketika harga gula turun, Bulog membelinya supaya naik. Nanti dia jual ke pasar. Kemudian kedelai dan jagung juga demikian,” ujarnya.
Sementara itu pada bagian lain Siswono juga mengutarakan persoalan insentif bagi para petani. UU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani mengamanatkan agar insentif itu dilakukan dalam bentuk melarang pemerintah membeli produk pertanian impor yang sudah cukup melimpah diproduksi di dalam negeri..
“Selama ini kalau terjadi banjir atau puso, pemerintah yang menggantikan dari dana APBN. Tapi itu pun terbatas jumlahnya, hanya untuk lahan pertanian yang fatal gagal panen saja,” tuturnya. Dengan insentif yang lebih jelas ini, petani dipastikan lebih sejahtera hidupnya. (Sjafri Ali/A-88)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/298328
Tidak ada komentar:
Posting Komentar