Sabtu, 27 September 2014

Bulog Diminta Beli Kedelai Lokal agar Harga Stabil

Sabtu, 27 September 2014

BANYUWANGI, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, meminta Perum Bulog menstabilkan harga kedelai lokal dengan membeli kedelai lokal hasil panenan petani. Harga kedelai lokal selama ini fluktuatif. Saat petani panen raya, harga kedelai bisa anjlok menjadi hanya Rp 4.000-Rp 5.000 per kilogram. Saat tak ada panen, harga kedelai bisa Rp 7.000 per kilogram.
”Saat panen raya, kami meminta Bulog ikut membeli kedelai lokal sehingga harga akan terangkat. Setelah panen, kedelai bisa dilepas lagi,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (24/9).

Jika harga kedelai stabil, kata Anas, petani akan tetap menanam kedelai. Jadi, produksi nasional bisa dikatrol. Pemerintah pusat juga diminta ikut menstabilkan harga dengan mengendalikan tata niaga kedelai.

”Kalau harga kedelai sudah tinggi, pemerintah solusinya, ya, hanya impor. Padahal, kami juga tanam kedelai, tetapi belum bisa dipanen,” kata Mustaim, petani kedelai di Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, saat dihubungi Kompas.

Produkstivitas kedelai di Banyuwangi 1,9 ton hingga 2,4 ton per hektar, lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas nasional yang hanya 1,4 ton per hektar. Selama ini Banyuwangi menjadi salah satu daerah pemasok kedelai terbesar di Jatim.

Produksi kedelai lokal di banyuwangi pada tahun lalu mencapai 67.441 ton dari sekitar 34.021 hektar lahan tanam. Jumlah produksi kedelai itu meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya 58.648 ton.

Untuk meningkatkan produksi kedelai, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melaksanakan program pendampingan kepada para petani. Pendampingan ini dilakukan oleh para penyuluh.

”Namun, pendekatannya diubah dari top down ke bottom up. Beda lahan beda problem, beda petani juga beda masalah, jadi pendekatannya dari petani terlebih dulu,” kata Anas. (NIT)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/140927kompas/#/23/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar