Rabu, 15 Oktober 2014
JAKARTA, KOMPAS — Salah satu pekerjaan rumah yang harus mendapat perhatian pemerintahan baru yang dipimpin Joko Widodo-Jusuf Kalla adalah membangun kedaulatan pangan. Hal itu penting karena kondisi kedaulatan pangan di Indonesia hari ini masih sama dengan kondisi pada masa penjajahan Belanda.
Harapan itu disampaikan Utusan Khusus Presiden Bidang Penanggulangan Kemiskinan HS Dillon, Selasa (14/10), di Jakarta, dalam diskusi bulanan Perhimpunan Jurnalis Indonesia bertema ”Membangun Kedaulatan Pangan antara Mimpi dan Kenyataan”.
”Karena itu, dalam membangun kedaulatan pangan, pemimpin negeri ini harus berani membongkar, membangun, membongkar lagi, dan membangun lagi fondasi pertanian, sampai betul-betul berpihak kepada rakyat. Kalau sekali bongkar saja, puing-puing lama birokrasi masih bisa bergabung lagi. Karena itu, perlu dibongkar lagi dan jangan bosan melakukan perbaikan sampai betul-betul sistemnya peduli kepada petani dan rakyat,” ujar Dillon.
Selain Dillon, Guru Besar Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Abubakar Kasim, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Selatan Permana hadir sebagai pembicara.
Menurut Dillon, soal kedaulatan pangan, Indonesia harus mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan segala alat atau kebijakan yang dimiliki bangsa dalam kondisi apa pun.
Abubakar mengatakan, Indonesia masih mempunyai kesempatan untuk membangun kedaulatan pangan. Apalagi, masih banyak lahan di sejumlah daerah yang telantar. (MAM)
http://epaper1.kompas.com/kompas/books/141015kompas/#/19/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar