Kamis, 23 Oktober 2014
TEMPO.CO, Majalengka - Harga gabah di Kabupaten Majalengka mencapai Rp 5 ribu per kilogram. Harga ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga pembelian yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 3.350 per kg.
Manto, petani asal Desa Palasah Kecamatan Kertajati, mengakui jika harga gabah saat ini cukup tinggi. “Menjualnya pun tidak susah. Banyak pembeli yang berdatangan ke sawah dan rumah-rumah petani untuk mencari gabah,” katanya, Rabu, 22 Oktober 2014. Mereka berebut mencari gabah yang masih tersisa di akhir musim gadu (kemarau). (Baca juga: Paceklik Harga Beras Akan Melonjak November Depan)
Manto senang dengan harga gabah yang cukup tinggi. Apalagi dia baru panen dua minggu lalu. Uang penjualan gabah akan digunakan Manto untuk membeli pupuk. Manto mengaku takut saat musim tanam rendeng sulit mendapatkan pupuk.
Hal yang sama diungkapkan Neri, petani asal Kelurahan Simpeureum Kecamatan Majalengka. “Saya langsung setuju menjual gabah saat ada yang datang ke rumah dan ingin membeli gabah seharga Rp 5 ribu/kg,” katanya. Harga ini menurut Neri, jauh di atas harga pembelian yang ditawarkan Bulog.
Namun, Neri mengaku tetap harus pintar-pintar membagi gabah yang akan dijual dan akan dikonsumsi sendiri. Sebab jika tidak, Neri terpaksa membeli beras di pasaran dengan harga yang tinggi. Apalagi produksi gabah saat ini berkurang akibat kekeringan dan serangan hama.
Kepala Subdivisi Regional Bulog Cirebon Miftahul Ulum saat dikonfirmasi akan memantau tingginya harga gabah yang terjadi di Kabupaten Majalengka. “Akan kami pantau dulu,” kata Miftahul, yang baru beberapa hari mengisi jabatan di Bulog Cirebon.
http://www.tempo.co/read/news/2014/10/23/058616509/Harga-Gabah-Tinggi-Petani-Majalengka-Girang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar