Bulog Jateng Siapkan Beras
”Mulai 20 September pembangkitan listrik off. Tinggi muka air rendah sehingga tidak dapat menggerakkan turbin PLTA,” ujar Winarno Susiladi, Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air IV, Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo, selaku operator Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, Selasa (30/9).
Winarno mengatakan, tinggi muka air Waduk Gajah Mungkur hari Selasa tercatat 127,36 meter di atas permukaan laut. Ini merupakan titik terendah muka air waduk selama kemarau ini. ”Turbin tak bisa berputar karena tinggi muka air sudah terlalu rendah,” katanya.
Winarno menjelaskan, PLTA Gajah Mungkur memiliki dua turbin yang mampu menghasilkan daya listrik total 12,4 megawatt. Untuk menggerakkan satu turbin, setidaknya membutuhkan debit air 20-22 meter kubik per detik. Sementara pelepasan air saat ini 26 meter kubik per detik untuk irigasi.
”Meskipun PLTA berhenti beroperasi, aliran listrik di Wonogiri tidak terganggu karena masuk sistem interkoneksi listrik Jawa-Bali,” katanya.
Winarno menyatakan, ia belum tahu kapan aliran Gajah Mungkur ke instalasi pembangkit listrik normal kembali. Untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik, setidaknya tinggi muka air waduk minimal 128 meter di atas permukaan laut.
Siapkan beras
Kekeringan di 22 kabupaten dan kota di Jateng membuat Bulog setempat menyiapkan beras bantuan khusus bagi warga, yang kekurangan pangan sebagai dampak kekeringan dalam tahap darurat. Tiap daerah tersedia 100 ton beras, yang sewaktu-waktu diberikan atas kewenangan bupati dan wali kota.
Kepala Bulog Divisi Regional Jateng, Damin Hartono, mengemukakan, stok beras untuk keperluan darurat bagi warga yang terlanda kekeringan sudah disiapkan empat bulan lalu. Kini tersedia beras 320.000 ton.
Secara terpisah, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Purbalingga, Lili Purwati, memaparkan, pihaknya mengalokasikan sedikitnya 177,2 ton cadangan beras pemerintah untuk disalurkan ke tiga kecamatan rawan pangan.
Menurut Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sarwa Permana, 22 kabupaten dan kota di daerahnya dilanda kekeringan. Sepuluh daerah di antaranya sudah seminggu terakhir mengajukan permintaan air.
Krisis air
Musim kemarau yang terus berlangsung membuat sebagian warga Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, semakin kesulitan mendapatkan air bersih dari PDAM. Dua hari ini, sejak Senin pagi hingga Selasa malam, sebagian wilayah Balikpapan tidak mendapat pasokan air PDAM.
Di Bandar Lampung, sebagian warga harus membeli air PDAM dari tetangga mereka karena sumur bor yang biasa digunakan warga sudah mengering.
Warga yang tinggal di bantaran Sungai Citarum di perbatasan Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat, Jawa Barat, juga kesulitan air bersih.
Di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, BPBD menambah pasokan air bersih kepada warga. Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Djoko Rusianto, mengatakan, pihaknya menambah air bersih dari sebelumnya satu tangki berkapasitas 5.000 liter menjadi dua tangki.
Di Kabupaten Magelang, Jateng, sebagian petani terpaksa menggunakan air limbah rumah tangga untuk menyirami tanaman di lahan pertanian. Ini dilakukan seiring makin mengecilnya debit sumber air dan tidak adanya hujan selama dua bulan ini.
Kekeringan pun mengakibatkan ribuan ikan air tawar di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, mati kepanasan akibat suplai air dari sungai ke dalam kolam atau tambak terhenti. (RWN/WER/CHE/PRA/WHO/KOR/GRE/EGI/GER)
http://epaper1.kompas.com/kompas/books/141001kompas/#/23/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar