WARGA menunjukkan beras sejahtera (rastra) yang penuh dengan kutu mati, di Kampung
Lemburtengah, Kelurahan Muka, Kabupaten Cianjur, Senin 31 Oktober 2016. Sebanyak dua karung beras rastra dengan total 100 kilogram kondisinya jelek dan tak layak konsumsi dikembalikan warga setempat.*
CIANJUR, (PR).- Seluruh beras untuk rakyat miskin (raskin) atau yang kini dikenal dengan nama beras utnuk keluarga sejahtera (rastra) di lingkungan RT 01 RW 08, Kampung Lemburtengah, Kelurahan Muka, Kabupaten Cianjur terpaksa dikembalikan sejumlah warga karena kualitasnya jelek dan tak layak untuk dimakan. Meski mengaku tak sanggup membeli beras kualitas bagus di pasar, sejumlah warga memilih mengembalikan rastra yang dibeli seharga Rp 2.000/liter itu.
Warga kecewa berat, selain berwarna kusam, bau apek, rastra yang dibelinya terdapat banyak kutu. Kondisi beras tersebut sangat jelek dan tidak layak untuk dikonsumsi. Dari pantauan "PR", Senin 31 Oktober 2016, sejumlah warga mengembalikan beras yang diterimanya ke rumah Ketua RT 01 RW 08, Agus Suhendar (50). Sejumlah beras dikumpulkan warga di rumah Agus dan meminta agar warga diberi beras yang layak dikonsumsi. Agus menyatakan, lingkungannya pada Oktober 2016 ini menerima 3 karung beras yang didistribusikan dari Bulog. Masing-masing berisi 50 kilogram beras, seluruhnya sudah dibuka dan dibagikan kepada 50 rumah tangga sasaran (RTS) atau penerima manfaat.
Dari 3 karung beras, diketahui 2 diantaranya dalam kondisi buruk. Tak hanya kusam dan berbau apek, rastra yang dikembalikan juga penuh kutu yang sudah mati. Dia pun tak bisa menolak saat sejumlah warga mengembalikan rastra yang dijualnya itu. Saat diperiksa, memang benar rastra tersebut tak layak konsumsi. "Dua karung berasnya sangat jelek, penuh sama kutu. Saya juga bingung mau dikemanakan beras-beras itu. Masih mending kalau kondisinya hanya warnanya kusam, bulirnya utuh, enggak ada kutu, masih bisa dimasak. Ini mah sama sekali enggak bisa dimakan. Dijadikan makan ayam saja,” ucap dia, Senin 31 Oktober 2016.
Agus pun meminta pihak Bulog sebaiknya memeriksa kondisi beras yang akan disalurkan kepada mereka rumah tangga sasaran. Daripada menimbulkan masalah dan membuat warga kecewa, pemeriksaan beras harusnya lebih ketat. Menurut dia, baru kali ini pihaknya menerima beras dengan kondisi buruk. "Saya enggak nyangka begini kondisinya (jelek). Sebelumnya tidak berkutu, kalau kusam warga juga enggak akan protes. Minta agar lebih diperhatikan lagi distribusinya," katanya.
Solihah (50), salah seorang warga setempat kecewa dengan kondisi beras yang dibelinya itu. Sebelumnya, kondisi rastra dari pemerintah tersebut tak seburuk sekarang. Kondisi beras bau dan kusam sudah biasa diterimanya, tetapi tak penuh dengan kutu mati. "Kalau cuma jelek, warnanya agak kekuning-kuningan dan kusam mah udah biasa. Apalagi kalau berasnya baru, kami masih terima karena masih bisa dimakan. Kalau ini mau gimana masaknya, lebih banyak kutunya," ucapnya.
Warga lain, Hanifah (48) juga mengembalikan beras yang telanjur dibelinya itu. "Sebelum dimasak aja, liat berasnya jelek sekali. Langsung saya kembalikan, dimasak juga percuma, enggak bisa dimakan, kutu semua," tutur dia.
Kepala Gudang Bulog Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Ade Kusumabrata, menyatakan siap mengganti beras rastra yang dikembalikan warga kepada RT setempat. Warga diimbau, agar mengembalikan beras yang diklaim tak layak konsumsi itu kepada Bulog untuk diganti dengan beras baru. "Jika menolak dan ingin mengembalikan (rastra), karena kualitasnya jelek dan tak bisa dimasak, Bulog siap menggantinya hari itu juga. Warga silakan datang,” ucapnya saat ditemui di kantornya, Jalan Raya Bandung, Karangtengah.
Disinggung lalai tak memerhatikan kualitas rastra yang didistribusikan, ia membantahnya. Ia mengklaim, Bulog telah mengecek dan menyortis rastra sebelum didistribusikan kepada penerima manfaat. "Kami sudah lakukan pengecekan dan penyortiran. Mulai dari beras masuk gudang, saat dikeluarkan, dan sebelum didistribusikan ke warga. Kami lakukan untuk menjaga kualitas beras agar layak konsumsi," ujar dia.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar