Selasa, 01 November 2016

Beras Raskin di Padang Berbau, Hitam dan Berkutu

Senin,31 Oktober 2016

TOPIKINI.COM – Beras raskin yang dibagikan bulog untuk warga miskin kota Padang, Sumatera Barat, Bulan Oktober ini, berbau, berwarna hitam dan ada kutunya. Karena itu, banyak warga miskin yang tidak bersedia membeli jatah beras raskin tersebut, karena tidak bisa dikonsumsi.

Pembagin beras raskin di Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Padang, hari Senin (31/10), tidak berjalan seperti biasa. Bukan karena jatah raskin dikurangi, melainkan kualitas raskin itu sendiri yang sangat memprihatinkan. Berasnya berwarna hitam, berbau dan berkutu. Karena itu banyak warga miskin yang tidak mengambil jatah raskin mereka.

Kalaupun ada, itu karena mereka terpaksa membelinya karena harganya murah. Sebab, untuk membeli beras kualitas bagus, mereka mengaku tidak punya uang. Untuk satu karung raskin seberat 15 kilogram, dijual seharga Rp28 ribu. Walaupun sudah diberi tahu oleh pegawai kelurahan bahwa kualitasnya jelek, namun warga miskin ini terpaksa mengambilnya karena tidak ada pilihan lain.

Namun banyak juga yang kecewa setelah melihat kondisi beras tersebut. Mereka tidak jadi membeli raskin tersebut karena tidak layak untuk dikomsumsi.

“Saya tidak jadi ambil pak. Berasnya hitam, bau, ada kutunya lagi. Beras ini tidak bisa dimakan. Biarlah saya tunggu kalau ada penggantian,” kata Rohana, warga miskin kepada Topikini.

Pihak Kelurahan Lubuk Buaya Padang sudah melaporkan kondisi rasmin tersebut kepada pihak Bulog. namun sampai sekarang belum ada penggantian sama sekali.

“Sudah kami laporkan kepada Bulog. Katanya nanti diusahakan penggantian. Tapi kalau ada yang mau ambil, silahkan saja. Yang jelas, kondisinya tidak layak untuk dikonsumsi,” ujar Ermon, Lurah Lubuk Buaya.

Untuk kelurahan lubuk buaya sendiri , mendapat jatah 293 kepala keluarga miskin. Disinyalir, kondisi seperti ini juga terjadi di seluruh kelurahan di kota Padang karena beras raskinnya sama-sama berasal dari Bulog padang. (dio)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar