Kamis, 17 Desember 2015

Sudah 2 Tahun Tak Ada Raskin di Kulon Progo

Rabu, 16 Desember 2015

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Berbeda dengan wilayah lainya, di Kabupaten Kulon Progo tidak akan ditemukan raskin alias beras miskin.

Di kabupaten ini yang beredar adalah rasda atau beras daerah. Beras ini tidak didatangkan dari luar daerah atau luar negeri, melainkan hasil para petani lokal Kulon Progo.

"Raskin itu kan menyakitkan ya. Kenapa, karena saat itu berasnya banyak impor, dari Vietnam, India, lama di perjalanan dan disimpan jadi apek," kata Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo saat ditemui Kompas.com di rumah dinasnya, Rabu ( 16/12/2015).

Hasto mengungkapkan, sebenarnya hasil panen di Kulon Progo cukup memenuhi kebutuhan raskin.

Dalam setahun secara total Kulon Progo menghasilkan 125.000 ton beras. Sementara untuk kebutuhan raskin hanya 7.000 ton.

"Kenapa tidak ambil beras sendiri. Kan cukup," dia menegaskan.

Manfaat dengan membeli beras lokal Kulon Progo juga banyak. Pertama, uang diterima para petani lokal dan Bulog, tidak ke negara lain.

Kedua, kualitas beras terjaga dan selalu baru karena jarak dari pusat produksi dengan jalur distribusi sangat dekat.

Lewat program "Bela dan Beli Kulonprogo" pria kelahiran 26 Maret 1951 ini lantas melakukan komunikasi dengan para petani.

Dia kemudian merancang pelatihan tentang bagaimana cara memproduksi dan mengemas beras berkualitas bagus, tidak patah-patah.

"Setelah mahir, Desember 2013 kita MoU dengan Bulog. Intinya raskin kami ganti dengan rasda," tambah Hasto.

Di masa depan, lanjut Hasto, pemerintahannya akan terus berusaha meningkatkan hasil panen beras.

Ia juga berencana membuat usulan ke Bulog agar kebutuhan raskin di kota Yogyakarta diambil dari beras produksi Kulonprogo.

Selain itu, demi mewujudkan kemandirian Hasto mewajibkan para PNS di Kulonprogo setiap bulan membeli beras dari petani lokal.

"Ada beras PNS, di sini ada 8.000 pegawa. Per bulan wajib membeli 10 kilogram dari petani lokal Kulon Progo," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar