Jumat, 18 Desember 2015

Ganjar Minta Bulog Jadi 'Tengkulak'

Kamis, 17 Desember 2015

Semarang - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) diminta Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menjadi 'tengkulak' resmi pemerintah dalam membeli hasil panen petani, khususnya beras. Bulog dapat menggunakan dana komersil untuk membeli beras, termasuk beras premium.

Hal tersebut disampaikan Ganjar saat membuka acara Sosialisasi dan Sinergitas Kemitraan dalam rangka Mendukung Keberhasilan Pengadaan Gabah/Beras Dalam Negeri Tahun 2016 di Gedung Serba Guna Perum Bulog Divre Jawa Tengah, Kamis (17/12). Peran Bulog sebagai 'tengkulak' resmi, menurut gubernur, untuk melindungi petani dari tengkulak-tengkulak liar yang sering memainkan harga beras.

"Suruh gunakan dana komersil, suruh Bulog juga membeli beras-beras premium. Bulog juga sudah punya Bulogmart yang bisa dipakai untuk memasarkan sendiri. Artinya, Bulog bisa dijadikan semacam tengkulak tapi tengkulak resmi," katanya.

Ganjar mengatakan, jika Bulog bisa mengoptimalkankan pengadaan gabah/ beras petani, maka harga beras petani bisa dijaga dan produktivitasnya bisa ditingkatkan. Di lain pihak, para petani bisa menghitung secara matematis jumlah keuntungan yang didapat dari hasil panen mereka.

"Kalau harga panen bisa kita jaga, petani secara matematis bisa menghitung. Luasan saya segini, saya tanam ini, besok saya jual kira-kira dengan harga minimum segini, maka saya akan dapat untung segini," terangnya.

Ditambahkan, saat ini fakta di lapangan juga menunjukkan masih banyak petani yang tidak dapat merasakan hasil panennya karena ada oknum-oknum nakal yang justru mengimpor beras di tengah-tengah panen raya. Selain itu, adapula yang memainkan beras Bulog untuk diputar-putar di pasaran atau dikenal dengan istilah 'Beras Piknik'

"Suplai ke Bulog, habis itu (beras Bulog) dijual. Kualitasnya sedikit buruk, tidak ada yang mau makan di jual lagi ke pasar. Dari pasar dijual lagi ke orang-orang yang menadah kemudian dijual lagi. Beras pikniknya seperti itu," tandas Ganjar.

Dalam kesempatan yang sama, Ganjar menyampaikan tengah berusaha membuat sistem yang dapat memantau komoditas pangan di Jawa Tengah. Sistem tersebut akan memuat luas lahan, komoditas yang ditanam dan kapan komoditas tersebut ditanam maupun dipanen. Jika sistem tersebut dapat terwujud, maka peredaran komoditas pangan di Jawa Tengah dapat diatur untuk didistribusikan di daerah lain yang membutuhkan.

Sementara itu, Kepala Bulog Divre Jawa Tengah Usep Karyana mengatakan pada tahun depan pihaknya berorientasi memberikan kontribusi kepada provinsi lain yang tidak mampu memenuhi produksi beras. Bahkan tidak menutup kemungkinan, dengan surplus beras 3,6 juta ton di tahun 2015, Jawa Tengah dapat melakukan ekspor beras ke negara-negara tetangga.

"Sebagai sentra produksi, ke depan di tahun 2016 semangatnya tidak hanya mandiri, tapi orientasinya mudah-mudahan akan bisa memberikan kontribusi kepada provinsi lain," katanya.

Usep juga menargetkan uang yang beredar dalam rangka pengadaan gabah dan beras petani akan mencapai Rp 6 miliar dengan asumsi mampu menyerap beras petani sebesar 750 ribu ton beras.

(Humas jateng)
http://jatengprov.go.id/id/berita-utama/ganjar-minta-bulog-jadi-tengkulak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar