Selasa, 15 Desember 2015
Jakarta - Perum Bulog akan memperketat beras yang masuk ke gudang guna menjaga kualitas beras tetap baik hingga di tangan penerima bantuan beras masyarakat sejahtera (rastra). BUMN tersebut akan membuat standardisasi proses pemeriksaan beras sebelum masuk ke gudang dan disimpan Bulog, sehingga kualitas beras tetap baik hingga ke tangan masyarakat penerima. Standar baru akan diterapkan mulai tahun depan.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu mengatakan, selama ini pihaknya mendapat tuduhan kualitas beras yang Bulog salurkan untuk bantuan rastra tidak layak konsumsi atau buruk. "Memang ada beberapa kasus. Karena itu harus dievaluasi, dari mana asalnya beras tersebut, siapa mitra yang memasok dan bagaimana kondisinya. Jadi ini yang kami harus jawab ke masyarakat sekarang ini," katanya saat Sosialisasi Pengadaan Tahun 2016 di Jakarta, Selasa (15/12).
Dia mengakui, dalam pengadaan gabah/beras banyak menghadapi masalah, misalnya, masih ditemukan beras tidak sesuai standar masuk ke gudang Bulog, mitra kerja tidak aktif dan royal, sistem pemeriksaan kualitas tidak standar. Kendala lainnya, jumlah petugas yang melakukan pengawasan terhadap kualitas gabah/beras tidak cukup jumlah dan kualitas, infrastruktur juga tidak memadai dan harga di lapangan yang kerap terjadi gejolak.
Karena itu, Bulog akan membuat standarisasi proses pemeriksaan sebelum masuk ke gudang dan disimpan Bulog, untuk menjaga kualitas beras agar tetap baik hingga ke tangan masyarakat penerima. "Pertanyaan ini yang harus dijawab. Jadi kami perbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) yang melakukan pemeriksaan. Karena itu, kami buat sistemnya," ujarnya.
Wahyu mengungkapkan, proses yang dilalui yakni beras dari mitra kerja harus diperiksa tim khusus, di ruang khusus yang tertutup, sehingga tidak ada kontak langsung dan kolusi dengan pemilik barang. Selama ini pemeriksa beras berada di gudang, sehingga pemilik barang bisa bertemu langsung dengan pemilik barang. "Ini salah satu perubahan dalam proses pemeriksaan kualitas beras Bulog. Kami akan mulai ketat dalam pemeriksaan. Tim pemeriksa juga tidak bisa berkomunikasi dengan yang punya barang. Kebijakan ini akan kami mulai tahun depan," tuturnya.
Menurut Wahyu, ke depan gabah maupun beras tidak bisa keluar masuk gudang Bulog dari satu daerah ke daerah lain. Karena itu jika satu tempat/gudang tidak bisa masuk karena tidak memenuhi standar, maka di seluruh Indonesia tersebut tidak akan bisa masuk. Selama ini, karena pemerikasaan tergantung SDM yang di gudang, maka kerap terjadi beras yang tidak masuk di salah satu gudang, bisa masuk ke gudang lain di wilayah yang berbeda. "Karena itu persoalan lain yang kami perbaiki adalah petugas pengadaan dan pemeriksa. Selama ini memang SDM kita tidak cukup jumlah dan kualitas," ujarnya.
Kebijakan lain yang akan diterapkan Perum Bulog guna menjaga kualitas, menurut Wahyu, beras yang masuk atau disimpan di gudang dalam kemasan 15 kilogram hanya untuk keperluan penyaluran dua bulan, sisanya dalam kemasan 50 kg. "Kalau kita menyimpan beras dalam kemasan 15 kg dalam jumlah banyak seperti sekarang ini sulit dikawal dan dipertanggungjawabkan kualitasnya. Apalagi kita juga tidak pernah tahu asal-usul beras tersebut," katanya.
Dengan cara itu diharapkan akan lebih terjaga kualitasnya, ujarnya, apalagi ke depan, sebelum beras tersebut disalurkan akan dilakukan reproses lagi guna membersihkan kotoran seperti batu, kemudian baru dikemas dalam karung 15 kg. "Memang akan ada tambahan biaya bagi mitra kerja. Jangan takut, Bulog yang akan bayar. Semua ini untuk menjawab keluhan terhadap kualitas beras Bulog. Kami sekarang konsen terhadap kualitas," katanya.
Sementara itu untuk mengatasi kendala infrastruktur, pihaknya akan membantu memperbaiki kemampuan penggilingan padi yang menjadi mitra Bulog. Kerja sama dengan mitra Bulog nantinya juga akan dilengkapi beberapa persyaratan administrasi, termasuk kemampuan produksi, data pembelian gabah ke petani, petani dimana, luasannya berapa. Selama ini, Bulog tidak pernah mengetahui asal-usul gabah/beras yang disetor mitra BUMN tersebut, karena itu jika kualitas berasnya kurang baik, maka sulit untuk dilakukan penelurusan asal-usulnya. "Ini untuk menjawab bahwa kita membeli gabah/beras di petani. Target kami tahun depan tidak ada lagi rakyat terima beras yang di bawah sandar," tegas Wahyu.
Tri Listiyarini/TL
http://www.beritasatu.com/ekonomi/331851-ini-cara-bulog-perbaiki-kualitas-beras-untuk-warga-miskin.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar