Jumat, 04 Desember 2015
Jakarta - Perum Bulog menyiapkan belanja modal (capital expenditures/capex) sebesar Rp 2,3 triliun untuk tahun depan. Sebanyak Rp 2 triliun akan bersumber dari penyertaan modal negara (PMN) yang pembahasannya saat ini mandek di DPR dan Rp 300 miliar sisanya dari kas internal. Dana tersebut sepenuhnya akan digunakan untuk memperkuat infrastruktur pengelolaan pascapanen, penyimpanan, maupun distribusi pangan. Selain beras, Bulog pada 2016 juga mengelola gula, kedelai, jagung, daging sapi, bawang, cabai, dan ikan.
Direktur Keuangan Perum Bulog Iryanto Hutagaol mengungkapkan, tahun ini pihaknya mengalokasikan Rp 400 miliar untuk belanja modal. Dana itu juga untuk membenahi sejumlah infrastruktur. “Kami mau tahun depan ada capex Rp 2,3 triliun. Sebanyak Rp 2 triliun dari PMN, kami yakin nanti bisa kami dapatkan. Semuanya untuk infrastruktur, mulai dari pembangunan gudang pendingin (cold storage), revitalisasi mesin penggilingan, pengadaan mesin pengering (dryer) gabah, juga tempan penyimpan (silo) jagung dan gabah,” kata dia, baru-baru ini.
Pada 2016, Perum Bulog menargetkan pengadaan beras dari dalam negeri sebanyak 4 juta ton, rinciannya 3 juta ton untuk beras subsidi (PSO) dan 1 juta ton beras komersial. Selain beras, tahun depan Bulog juga melakukan pengadaan gula, kedelai, jagung, dan daging sapi secara komersial. Di sisi lain, Bulog juga kemungkinan akan mendapatkan mandat untuk melakukan pengadaan cabai, bawang merah, bawang putih, ayam, garam, dan ikan, yang juga secara komersial.
Sedianya, Bulog akan membangun 14 unit cold storage, 25 unit silo jagung, 50 unit silo gabah, di samping melakukan modernisasi mesin penggilingan. Saat ini dari 130 unit penggilingan gabah dan beras (UPBG) yang dioperasikan Bulog hanya setengah yang beroperasi penuh. Saat ini total kapasitas gudang yang dimiliki Bulog sudah mencapai 4 juta ton, sedangkan Bulog juga sudah memiliki cold storage di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, namun kapasitas masih minim.
Dari sisi distribusi, Bulog akan menambah Bulog Mart dari saat ini yang sudah berjumlah 300 unit, menambah Rumah Pangan Kita dari saat ini 100 unit, dan menambah jaringan Toko Tani Indonesia (TTI) dari saat ini di 162 titik menjadi 1.000 titik pada tahun depan, itu baru di Pulau Jawa. Bulog Mart, Rumah Pangan Kita, dan TTI, adalah outlet distribusi Bulog yang langsung menyasar konsumen akhir. Dengan cara ini, selain stabilitas harga tercapai, tata niaga pangan menjadi lebih efisien karena beberapa lapis jalur distribusi akan terpangkas.
Menurut Iryanto, bulan lalu PMN sebesar Rp 3 triliun dalam APBN-P 2015 telah dicairkan pemerintah. Hal inilah yang juga membuat Bulog meyakini PMN sebesar Rp 2 triliun yang dianggarkan dalam APBN 2016 bisa didapatkan perusahaan pelat merah tersebut, meski kini pembahasannya ditunda. “Kami baru saja mendapatkan pencairan PMN Rp 3 triliun dari pemerintah melalui APBN-P 2015. Kami akan gunakan untuk tambahan modal kerja, tepatnya untuk pengadaan gabah/beras subsidi saat panen raya tahun depan. ” ungkap Iryanto.
Investor Daily
Tri Listiyarini/TL
http://www.beritasatu.com/ekonomi/327370-bulog-siapkan-belanja-modal-rp-23-triliun-tahun-depan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar