Senin, 30 November 2015
BOGOR--BUMN pangan, Perum Bulog, mencatat laba bersih perseroan sebelum pajak per November 2015 mencapai Rp 1,8 triliun. Jumlah ini lebih baik ketimbang pencapaian pada periode sama tahun lalu. Ketika itu, pada 2014, Bulog merugi Rp 430 miliar.
"Kita juga rugi Rp 330 miliar pada 2013," kata Direktur Keuangan Perum Bulog Irianto Hutagaol, akhir pekan lalu. Bulog meyakini target laba 2015 sebesar Rp 1,9 triliun dapat tercapai.
Sebab, keuntungan perseroan terus menunjukkan tren meningkat. Perolehan laba tersebut, ujar Irianto, disebabkan oleh sejumlah upaya percepatan, antara lain, perputaran modal kerja, piutang, atau tagihan ke pemerintah. Imbasnya, pinjaman bank pun berkurang hingga hampir 60 persen.
"Tadinya kita sangat besar mengandalkan modal perbankan, sekarang kita ubah strategi agar tak terlalu pakai dana bank," ujarnya. Perum Bulog juga sudah mengantongi dana Rp 3 triliun dari penyertaan modal negara (PMN) per November 2015. Dana tersebut akan disimpan untuk mendukung penyerapan gabah petani pada musim panen 2016.
Sebenarnya, masih ada dana PMN yang tertunda hingga 2016 sebanyak Rp 2 triliun. Jika nantinya cair, dana tersebut akan dikhususkan untuk pengadaan infrastruktur Bulog agar lebih kuat dan modern. Misalnya, merevitalisasi bangunan gudang, membeli penggilingan padi modern, alat pengering gabah, penyimpanan, ruang simpan pendingin, serta pengadaan kendaraan untuk distribusi. n sonia fitri ed: muhammad iqbal
http://www.republika.co.id/berita/koran/financial/15/11/30/nym607-laba-bersih-perum-bulog-rp-18-triliun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar