Selasa, 01 Desember 2015

Dirut Bulog : Operasi Pasar Beras Tak Perlu Seremonial

SENIN, 30 NOVEMBER 2015

Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan, pihaknya sebenarnya sudah mulai melakukan operasi pasar (OP) beras di daerah-daerah yang memang mengalami kekurangan pasokan atau konsumsi berasnya relatif tinggi. Bulog juga menjalin komunikasi dan kerja sama intensif dengan para pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, dan Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia yang memiliki jaringan yang luas.

"Kami memang merancang bahwa OP tahun ini tidak dalam bentuk seremonial besar, intinya kami bekerja sama dengan pihak-pihak yang memiliki jaringan luas, kami kerja sama bukan sama-sama mengerjain. Semoga ini terjalin untuk jangka panjang," ungkap Djarot Kusumayakti, kemarin.

Menurut Djarot, informasi yang diterimanya El Nino akan berjalan lebih cepat dan akan berdurasi panjang bahkan hingga April 2016. Karena itu, Bulog berusaha melakukan kalkulasi agar tidak salah. Pangan pokok tidak boleh salah kalkulasi karena pangan pokok tidak bisa digunakan lagi. Apalagi ada informasi bahwa saat ini di pasaran untuk beras medium yang paling banyak dikonsumsi justru kurang.

"Karena itulah, kami melakukan kerja sama dengan para pedagang, dengan teman-teman di Cipinang, di luar Jawa kami juga terus bekerja sama dengan pedagang di sana, bahkan kami juga bekerja sama dengan pedagang eceran. Dengan upaya ini kami harapkan OP ini akan efisien dan efektif, bisa menstabilkan harga beras pada posisi yang diinginkan atau dalam level wajar, terutama pada November-Desember-Januari-Februari-Maret," ungkap dia.

Untuk mengantisipasi El Nino, pemerintah telah menginstruksikan Perum Bulog mengimpor 1 juta ton beras dari Vietnam dan 500 ribu ton dari Thailand. Saat ini, sebanyak 227 ribu ton sudah masuk ke Tanah Air. Beras tersebut salah satunya diadakan untuk menstabilkan beras di dalam negeri.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong menginstruksikan Perum Bulog untuk melakukan OP beras karena harga pangan tersebut telah naik akibat produksi padi memasuki musim paceklik. OP beras tersebut dilakukan dengan menggunakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam rangka stabilisasi harga beras di masyarakat.

http://www.beritasatu.com/ekonomi/326177-dirut-bulog-operasi-pasar-beras-tak-perlu-seremonial.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar