Rabu, 09 Desember 2015
Jakarta - Pemerintah akhirnya menyetujui sebanyak 650 ribu ton beras komersial Perum Bulog dikonversi menjadi beras untuk pelayanan publik (public service obligation/PSO). Pemerintah akan membeli beras tersebut sesuai harga pembelian pemerintah (HPP), hanya saja pembayaran selisih harga akan dilakukan setelah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, dalam rapar koordinasi terbatas (rakortas) pangan di Jakarta, Senin (7/12) malam, pemerintah memutuskan agar beras komersial milik Bulog dijadikan sebagai stok pemerintah. Bulog akan menjual sesuai harga HPP. “Setelah diperikaa BPK, pemerintah akan membayar selisih dari harga. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dampak El Nino 2015,” kata Djarot di Jakarta, baru-baru ini.
Bulog mengakui, hingga akhir Desember ini Bulog masih membeli beras dari petani dengan potensi sekitar 2-3 ribu ton per hari. Saat ini, Bulog memiliki stok sebesar 1,2 juta ton beras, termasuk di dalamnya beras komersial. Pada saat bersamaan, sebanyak 330 ribu ton beras asal Vietnam telah masuk ke Indonesia. Beras impor tersebut bagian dari penugasan atas Bulog untuk membeli sebanyak 1 juta ton dari Vietnam dan 500 ribu ton dari Thailand.
Djarot mengatakan, posisi stok saat ini cukup dan akan terus dijaga hingga akhir tahun. Meski dengan syarat, kekeringan akibat El Nino tidak berlanjut dan hujan mulai merata agar air tanah mencukupi. Dengan demikian, petani mulai bisa menanam. Diharapkan juga tidak ada fenomena La Nina dan bencana alam. “Kalau itu terkabul, posisi stok Bulog diharapkan aman hingga panen raya 2016. Stok untuk awal tahun depan memang agak rendah, sekitar 1 juta ton koma sekian. Tapi kan masih ada panen sedikit-sedikit. Kami beli, untuk tambal sulam," kata Djarot.
Dia menjelaskan, saat ini Bulog memiliki beras PSO, komersial, dan impor dengan total sebanyak 1,5 juta ton. Dalam perhitungan Bulog, angka tersebut cukup sampai akhir tahun. Hingga akhir tahun ini, beras impor akan masuk 700 ribu ton dan saat ini Bulog memiliki 650 ribu ton beras komersial. “Hingga akhir Desember 2015, kami melakukan operasi pasar (OP) dan kegiatan penyaluran lain. Mungkin kekurangan PSO sekitar 150-250 ribu ton. Dikurangi dari yang 1,35 juta ton, berarti sampai akhir tahun ada sekitar 1,2 juta ton. Pada panen raya tahun depan, kami siap, sehingga stok bisa banyak," jelas Djarot.
http://www.beritasatu.com/industri-perdagangan/329460-beras-komersial-bulog-akhirnya-dikonversi-ke-pso.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar