Selasa, 4 November 2014
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Pada kenyataannya tidak semua manusia mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan menyadari hal tersebut sehingga keharusan turun tangan membantu warga yang tidak mampu. Program beras untuk warga miskin (Raskin) sebuah usaha pemerintah untuk membantu warga miskin memenuhi kebutuhan pangan. <--!more-->Raskin merupakan salah satu program pro rakyat unggulan pemerintah yang berada dalam kluster pertama. Ada empat kluster program pro rakyat yang saling berkaitan untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Raskin sendiri dimaksudkan untuk meringankan beban pengeluaran rumah tangga sasaran (RTS). Setiap RTS memperoleh raskin 15 kg/bulan dengan harga Rp 1.600/kg. Raskin yang disalurkan berkualitas medium, tidak bau, dan tidak berkutu. Raskin didistribusikan oleh Perum Bulog ke kantor desa/kelurahan atau yang biasa disebut titik distribusi. Dari titik distribusi raskin menjadi tanggung jawab pemerintah daerah (Pemda) untuk disalurkan ke masing-masing RTS. Ada yang langsung disalurkan ke penerima manfaat, ada yang dikelola kelompok masyarakat (Pokmas) dan ada yang melalui perangkat desa RT dan RW.
Program raskin yang dibagikan kepada warga miskin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kebutuhan pangan sehari-hari keluarga terbantu dengan adanya raskin 15kg/ bulan. Jumlah raskin 15kg/ bulan bisa untuk memenuhi kebutuhan mulai dari dua minggu hingga satu bulan tergantung jumlah anggota keluarga. Warga miskin yang biasa mengeluarkan uang Rp 400.000 untuk membeli beras bisa menghemat hingga 100 persen karena ada bantuan raskin. Bahkan hasil kajian Kementerian Koordinator Bidang Kesra bersama perguruan tinggi tahun 2013 menunjukkan rata rata kebutuhan beras bagi rumah tangga miskin sebesar 30 – 40 kg setiap bulan, sehingga raskin memberikan kontribusi positif sebesar 40% terhadap kebutuhan beras RTS. Kajian tersebut dilaksanakan dengan asumsi pagu Raskin sebesar 15 kg/RTS/bulan.
Pembagian RaskinTahun 2014 dilakukan percepatan penyaluran Raskin. Jatah untuk November dibagikan lebih cepat, yakni pada Februari, sehingga pada Februari setiap RTS memperoleh Raskin sebanyak 30 kg yakni jatah Februari dan November. Sedangkan jatah Desember disalurkan pada Maret, sehingga setiap RTS memperoleh Raskin sebanyak 30 kg, yakni jatah Maret dan Desember. Percepatan penyaluran Raskin itu dengan mempertimbangkan terjadinya bencana alam yang menyebabkan kegagalan panen dan berdampak harga beras cenderung naik.
Hal itu terjadi di seluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Di Jember pola penyaluran raskin melalui perangkat desa yakni RT/ RW dimana Ketua RT yang mengambil jatah raskin di titik distribusi kemudian membagikan ke penerima manfaat. Pembagian raskin ke penerima manfaat dilakukan dengan pola tersebut dikarenakan keefektifan, tidak terjadi penumpukan RTS di balai titik distribusi. Ketua RT mengambil beras dari titik distribusi untuk dibagikan ke penerima manfaat di wilayahnya masing-masing. Setiap kilogram raskin dikenakan biaya Rp 1000 untuk ongkos distribusi ke rumah penerima raskin. Ketua RT sebagai perangkat desa yang memahami kondisi warga berinisiatif untuk melakukan musyawarah ketika melihat warga yang tidak mampu tapi tidak terdaftar sebagai RTS. Begitu sebaliknya akan bermusyawarah untuk mengalihkan jatah raskin dari warga yang sudah sejahtera ke warga yang membutuhkan tapi tidak terdaftar sebagai RTS.
Program raskin terasa manfaatnya bagi RTS karena bisa menabung atau mengalihkan dana pangan ke kebutuhan lain untuk lebih produktif. Sudah hampir 7 tahun program raskin digulirkan dampak nyata bisa dilihat di masyarakat RTS Jember. Kebanyakan RTS sudah mengalami perubahan mulai dari kepemilikan kendaraan bermotor lebih dari satu, TV dan usaha yang berkembang lainnya. Ada RTS yang memang sudah tidak produktif sehingga hanya mengandalkan bantuan Raskin untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Ketika Tim Bertindak Untuk Rakyat meninjau langsung penyaluran raskin di Kabupaten Jember tepatnya di Desa Karanganyar, Kecamatan Ambulu. Desa Karanganyar terdapat 1842 RTS dengan pagu 16.000 kg/ bulan yang tersebar di 84 RT dan 21 RW. Pelaksanaaan pembagian raskin dilakukan setiap awal bulan mulai tanggal 1 sampai 10. Pemda menginformasikan ke desa 10 hari sebelum pengiriman beras dari gudang bulog ke Desa Karanganyar. Perangkat desa mengabarkan ke RW kemudian ke RT dan RT langsung ke RTS untuk menyiapkan uang tebusan. Disini masih dilakukan pembagian rata sesuai dengan musyawarah di RT. Pada hari pembagian RT sudah membawa uang tebusan ke desa. Setiap kilogram, RTS dikenakan tambahan uang Rp 1000 untuk biaya keliling RT. RTS menerima raskin langsung di rumah.
Manfaat raskin ini dirasakan oleh warga Desa Karanganyar, Kecamatan Ambulu. Diwilayah RT 05 ada sekitar 12 RTS yang terdaftar dengan 42 keluarga. Mayoritas profesi warga sebagai buruh tani dan peternak kambing. Salah satunya adalah Sulastri, warga RT 05/ RW 19, Desa Karanganyar. Menurutnya raskin sangat membantu ekonomi keluarga karena menghemat pengeluaran. Suaminya bekerja sebagai pedagang keripik pisang, peyek dan kacang kedelai di pasar Ambulu. Ia menceritakan kebutuhan pangan keluarga dengan 4 anak dan ibu mertua yang sudah sendiri sekitar 65 kg untuk satu bulan. Beras 50 kg dibeli seharga Rp 200 ribu untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga ia merasa terbantu adanya beras raskin. “Alhamdulillah terbantu dengan ada raskin,bisa hemat 100 persen untuk pengeluaran pangan. Semoga program bantuan ini dilanjutkan karena terasa manfaatnya. Sekarang Sulastri memiliki 2 motor dan TV 21 inci untuk hiburan keluarga sehari-hari. Penghasilan suami rata-rata Rp 50 ribu setiap harinya jika berjualan.
Hal senada disampaikan oleh Sutimah warga RT 05, Desa Karanganyar yang merasakan manfaat raskin. Ia menceritakan raskin membantu perekonomian keluarga karena kebutuhan pangan semakin tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sutimah bersama keluarga menjual keripik ikan. Sehari bisa menjual 8 kg kerupuk dengan omzet Rp 40 ribu. Wanita paruh baya dengan 4 anak yang masih sekolah ini menyampaikan raskin 5 kg yang diterima bisa memenuhi kebutuhan pangan selama seminggu karena anggota keluarga yang banyak. Ia juga memasakkan ibunya yang tinggal di rumah sendiri dan hanya ditempat tidur karena sudah tua dengan usia 125 tahun. Dengan kondisi rumah yang sangat sederhana. “Saya masaknya untuk keluarga dan diantar ke ibu. Ibu termasuk dapat raskin saya yang membayar dan memasakkan untuk sehari-hari. Untuk rasa raskin standard, kalau ingin lebih putih kami giling kembali,” paparnya.
( Firmansyah & Dhuha)
http://setkab.go.id/raskin-membantu-pangan-warga-miskin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar