Rabu, 12 November 2014

Melihat Teknologi Modern Penyimpanan Beras Raskin di Gudang Bulog

Selasa, 11 November 2014

Gudang Bulog DKI yang berada di Kawasan Kelapa Gading, Jakarta Timur, terlihat sepi. Aktifitas kuli panggul tidak begitu ramai. Sepinya Gudang Bulog yang berjaya di era Soeharto, hari itu karena tidak ada bongkar muat skala besar di gudang  seluas 30 hektar itu. Inilah gudang Bulog dengan teknologi penyimpanan beras modern.

Dua buah gudang yang terkunci rapat dibuka oleh staf Bulog yang bertugas saat itu. Memasuki gudang, Agrofarm merasakan hawa panas yang luar biasa. Di gudang inilah teknologi penyimpanan beras secara modern  sudah diterapkan hampir 10 bulan lamannya. Gudang kedap udara ini menyimpan ribuan ton beras keluarga miskin (Raskin) untuk wilayah DKI Jakarta dan Provinsi Banten.  

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional DKI Jakarta - Banten mengaku telah menerapkan sistem penyimpanan beras bagi raskin secara modern agar kualitas komoditas utama pangan tersebut tetap terjaga ketika disalurkan.

Kepala Divisi Regional Bulog DKI Jakarta-Banten, Achmad Ma'mun mengungkapkan, sistem penyimpanan tersebut mengacu seperti yang diterapkan di Thailand dan Vietnam, yakni dengan teknik CO2 stek.

Tumpukan ribuan karung raskin dikemas di dalam plastik yang diberi gas fumigant (berantas hama dengan pestisida). Dengan cara seperti ini, beras raskin yang nantinya akan disebar ke masyarakat bebas kutu dan mikro organisme lainnya.

“Kami sudah laksanakan ini (teknik CO2 stek) sejak awal tahun 2014. Dengan metode dan cara tersebut biaya pemeliharaan semakin rendah, karena biasanya penyimpanan dilakukan dengan teknik penyemprotan (spraying) dan fumigasi. Sementara kalau memakai sistem yang baru ini, maka setiap 15 hari sekali dicek. Sedangkan plastik akan dibuka setiap 7-10 hari sekali,” jelasnya.

Sistem Penyimpanan

Seperti diketahui, yang selama ini digunakan Bulog untuk menyimpan bahan pangan adalah sistem penyimpanan karung (bag storage). Cara penyimpanan ini digunakan oleh banyak negara berkembang, karena masih dianggap lebih menguntungkan daripada sistem penyimpanan bentuk curah (bulk storage). Hal ini terutama apabila bahan yang disimpan adalah beras giling; beras tidak akan mudah rusak dan menjadi kotor oleh karena proses handling seperti pada sistem penyimpanan curah. Di samping itu sistem penyimpanan dengan karung yang dijalankan Bulog hampir seluruhnya menggunakan tenaga manusia, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja bagi buruh pengangkut.

Sarana penyimpanan berupa gudang memegang peranan dalam mempertahankan mutu bahan pangan yang disimpan. Sejak 1975, Bulog telah melakukan pembangunan gudang-gudang yang memenuhi syarat di seluruh Indonesia. Hingga saat ini telah mencapai kapasitas total lebih dari 1,5 juta ton. Dengan tersedianya sarana utama, diharapkan penyimpanan dan pergudangan (storage management) akan lebih mudah diterapkan.

Bahan pangan seperti gabah, beras dan jagung sebelum dimasukkan ke dalam karung untuk disimpan, terlebih dahulu mengalami proses' conditioning" seperti pengeringan untuk menurunkan kadar air. Selama masa penyimpanan di gudang harus ada sistem aerasi yang baik untuk mempertahankan mutu..

Selain mengandalkan ventilasi gudang, guna menjamin terjadinya aerasi yang baik, penumpukan karung harus dibuat sedemikian rupa sehingga aerasi tetap berjalan. Penyediaan lorong-Iorong antar stapelan (tumpukari) dengan berbagai ukuran dimaksudkan juga untuk memberi keleluasaan aliran udara ke dalam karung-karung tersebut. Walaupun dilihat dari segi pertukaran udara pembuatan lorong-lorong tersebut sangat bermanfaat, ditinjau dari segi penggunaan ruang, sistem penyimpanan dengan karung lebih banyak menyita ruangan gudang.

Kemungkinan untuk menyimpan bahan pangan dengan sistem curah tetap dijajaki, walaupun hingga saat ini penyimpanan dengan karung masih menguntungkan.

Beberapa penelitian sudah dilakukan  Bulog untuk melihat seberapa jauh kemungkinan penggunaan sistem curah. Termasuk pula container hampa udara yang digunakan khusus untuk menyimpan beras dalam jangka panjang (di atas dua tahun).

Aplikasi fumigasi dan penyemprotan insektisida saling melengkapi. Fumigasi dilakukan degan cara menutup stapelen bahan pangan dengan plastik kemudian dilanjutkan dengan pemberian gas yang dilepaskan oleh fumigan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Dengan fumigasi serangga hama gudang yang berada di dalam gudang dan di dalam butiran biji-bijian diharapkan dapat terbunuh.

Kualitas Raskin Terjamin

Dengan tekni CO2 Stek, Ma’mun  menjamin beras raskin yang tidak layak konsumsi di wilayah DKI Jakarta dan Banten bisa langsung ditukarkan ke gudang Bulog yang berada di Kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, sehingga  masyarakat penerima manfaat program beras raskin tetap menerima beras yang sesuai dengan standar.

Menurut pria berkaca mata ini,  beras raskin yang tidak sesuai dengan standar ini nantinya akan kembali diolah dengan sebuah mesin khusus yang berada di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta - Banten.

Ketersediaan beras di gudang Bulog DKI Jakarta, kata Ma'mun untuk saat ini sebanyak 74.006 ton. Selain itu, terdapat beras komersil asal Vietnam sebanyak 15.249 ton dan pemasukan beras luar negeri 21.700 ton. "Jadi stok operasional PSO (public service obligation/subsidi dari pemerintah) yang dikuasai sebesar 95.706 ton. Adapun rata-rata penyaluran beras per bulan sebanyak 11.289 ton. Jadi stok beras tersebut cukup untuk sekitar 8,5 bulan penyaluran,” tandasnya. Irsa Fitri

http://www.agrofarm.co.id/read/pertanian/1093/melihat-teknologi-modern-penyimpanan-beras-raskin-di-gudang-bulog/#.VGKm8zSsXyQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar