Rabu, 26 November 2014
JAKARTA – Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla disarankan memperkuat peran Badan Urusan Logistik (Bulog) jika benar-benar ingin mewujudkan kedualatan pangan. Tanpa penguatan peran Bulog, kedaulatan pangan sulit terwujud.
Mantan Direktur Utama Bulog, Sutarto Alimoeso, mengatakan pemerintah harus belajar dari kekurangan selama ini yang mana lemahnya peran Bulog berdampak pada ketidakstabilan produksi beberapa komoditas pangan nasional. Tidak adanya lembaga yang mengatur itu membuat stabilitas produksi dan harga beberapa komoditas pangan kerap mengalami fluktuasi. “Akibatnya impor membengkak dan petani kian tak bergairah,” kata dia di Jakarta, Selasa (25/11).
Oleh karena itu, pemerintahan baru di bawah komando Jokowi ini harus memberikan penugasan baru yang lebih besar lagi kepada Bulog. Misalnya, dengan cara memberikan peran Bulog mengelola dan nenjaga stabilitas seluruh komoditas pangan nasional.
Dia mengambil contoh peran Bulog mengamankan dan menstabilkan harga beras beberapa tahun belakangan ini. menurut dia, setidaknya dengan adanya penguatan peran dan penugasan baru dari pemerintahan, maka apa yang terjadi pada beras akan berlanjut juga pada komoditas lainnya," ungkapnya.
Sutarto berpendapat tidak adanya lembaga yang mengatur kedelai dan produk-produk pangan lainnya mengakibatkan setiap tahunnya terjadi masalah, baik pada tingkat produsen maupun konsumen. Akibatnya, impor pun dilakukan dan terus memukul perekonomian petani.
Bulog, kata dia, harus menjadi instrumen negara untuk menjaga stabilitas pangan. Bila perlu, dia menjangkau produk hortikultura. Tujuannya ialah agar petani bergairah untuk memproduksi dengan didukung oleh harga yang wajar.
Seperti diketahui sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menunjuk Direktur Keuangan Perum Bulog, Budi Purwanto, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Perum Bulog menggantikan Sutarto Alimoeso yang telah menjabat selama satu periode.
Menurut Sutarto, jika peran Bulog ditingkatkan, maka gairah petani untuk bercocok tanam akan kembali pulih karena ada jaminan harga produknya dan laku terjual. Selain itu, impor yang membengkak tidak kembali terulang.
Selain itu, dia juga berharap agar Bulog tidak memiliki banyak atasan seperti yang terjadi selama ini. Bulog sebaiknya langsung berada di bawah presiden untuk mempersingkat birokrasi dan koordinasi dengan presiden bisa lebih lancar.
Secara terpisah, pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Dani Setiawan, mengatakan satu-satunya cara yang dapat digunakan untuk membenahi masalah pangan kita ialah dengan mengoptimalkan/merevitalisasi peran Bulog
"Masalah pangan terlalu sistematis.Cara yang lebih cepat untuk mengatasinya hanya dengan mengoptimalkan peran Bulog," kata dia. ers/E-3
http://koran-jakarta.com/?24530-pemerintah%20harus%20memperkuat%20peran%20bulog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar