Kamis, 27 November 2014
Merdeka.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara resmi telah menghentikan Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso lantaran sudah memasuki masa pensiun. Sebagai pengganti sementara Direktur Keuangan Budi Purwanto diangkat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Perum Bulog.
Meski sudah tidak bertugas, Sutarto meminta Kementerian BUMN untuk jeli memilih posisi orang nomor satu menggantikan dia di perusahaan pelat merah bidang logistik pangan tersebut. Bulog sebagai perusahaan BUMN masih mempunyai pekerjaan rumah yaitu harus menjadi stabilisator pangan, stabilisator untuk menjaga agar produsen mau berproduksi serta menjamin harga pasar serta harga di tingkat konsumen.
Soetarto mengakui selama dia menjabat masih ada pekerjaan yang belum terselesaikan. Hal ini harus dikejar bos Perum Bulog yang baru. "Semua tahu kalau harga BBM itu harus disesuaikan, kemudian kita ini sekarang sudah paceklik, kemudian juga mundurnya waktu tanam betul-betul harus menyiapkan diri untuk melakukan antara lain operasi pasar, salah satunya dilakukan," ucap Sutarto di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (27/11).
Bukan hanya itu Sutarto juga berharap bos Bulog selanjutnya bisa mendukung Presiden Joko Widodo dalam merealisasikan swasembada pangan. "Kita perlu waktu karena situasinya saya katakan tadi, kita tidak cukup hanya berpikir beras, tapi harus diversifikasi pangan lokal, supaya kita swasembada komoditas yang lain harus didorong, supaya kita tidak tergantung pada komoditas impor karena ada kecenderungan diversifikasi pangan kita mengarah pada diversifikasi berbahan pangan impor, jadi kalau bicara gandum impornya tinggi. Itu yang harus kita ubah," ungkapnya.
Untuk itu sebaiknya Kementerian BUMN harus benar-benar dapat mendapatkan seorang yang mampu mewujudkan ketahanan pangan. Baik berasal internal atau eksternal tidak menjadi permasalahan. "Kita tentu tidak bicara itu, tapi intinya harus profesional, dan memahami permasalahan pangan nasional," tutupnya.
http://www.merdeka.com/uang/mantan-bos-bulog-minta-penggantinya-berantas-impor-pangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar