Senin, 03 November 2014

Ketahanan Pangan versus Kedaulatan Pangan Menurut Jokowi

Minggu, 2 November 2014

Presiden Joko Widodo menekankan perbedaan mendasar tentang ketahanan pangan dan kedaulatan pangan. Dalam akun facebooknya “Ir H Joko Widodo”, Presiden menyatakan tujuan dibentuknya pemerintahan 5 tahun ke depan dalam kabinet  kerja adalah dalam rangka menyongsong visi besar kedaulatan pangan.

Berikut penjelasan presiden tentang perbedaan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan sebagaimana dikutip dari akun facebooknya, Minggu (2/11):

“Ketahanan pangan itu beda dengan kedaulatan pangan, ketahanan pangan itu "hanya" sekedar bahan pangan itu "ada" di gudang-gudang logistik dan di pasar-pasar. Tapi bahan pangan itu darimana tidak jadi soal, dari impor atau lokal tak dipikirkan, yang penting ada.

Kalau "kedaulatan pangan" itu bahan pangan ada, kita produksi sendiri dan kita kuat dalam pemasaran, bahkan pangan yang kita hasilkan dari pertanian kita bisa menguasai pasar-pasar di luar negeri. Kita berdaulat atas sumber pangan kita, bila terjadi kekacauan di luar negeri, cadangan logistik kita masih kuat karena hasil pangan kita lebih dari cukup memenuhi kebutuhan rakyat.

Dalam pemerintahan Kabinet Kerja, yang dituju adalah "Kedaulatan Pangan" memang panjang jalan menuju itu, karena kita harus melawan banyak hambatan namun kita sudah bertekad ke arah sana.

Dalam politik kedaulatan pangan, negara hadir ketika bawang merah kita dimainkan mafia impor, negara hadir ketika gula diselundupkan, negara hadir untuk memberantas semua itu termasuk mengganyang mafia impor daging sapi yang bermain kuota.

Visi terbesar dari kedaulatan pangan adalah ketika hasil pangan dari bumi Indonesia melimpah ruah di pasar lokal maupun pasar luar negeri. Setidak-tidaknya di negara-negara ASEAN kita harus menjadi negara terbesar dalam memproduksi komoditas pangan”.

http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-15/3674/ketahanan-pangan-versus-kedaulatan-pangan-menurut-jokowi#.VFY6hjSsXyQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar