Sabtu, 15 Februari 2014

KOMODITAS KEDELAI Penyerapan Bulog Tidak Maksimal

Jumat, 14 Februari 2014

SEMARANG (Suara Karya): Penyerapan kedelai oleh Perum Bulog Subdivre I Semarang tidak bisa maksimal. Gagalnya pencapaian penyerapan itu dikarenakan keengganan petani dalam menanam kedelai.

    "Selain itu, sentra penghasil kedelai masih sedikit. Di wilayah Semarang, hanya Purwodadi saja penghasil kedelai," kata Wakil Kepala Perum Bulog Subdivre I Semarang, Sugiarni, baru-baru ini.

    Menurut dia, pemerintah telah menerbitkan tata niaga kedelai melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2013 tentang "Penugasan kepada Perum Bulog untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai" yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 8 Mei 2013 lalu.

    Dalam pelaksanaan, Bulog bisa bermitra dengan badan usaha milik negara (BUMN), swasta, serta koperasi. Di Peraturan Presiden (Perpres) disebutkan, tata cara pelaksanaan pengamanan harga dan penyaluran kedelai diatur Kemen-te-rian Perdagangan.

    Untuk meningkatkan pendapatan petani kedelai, Bulog membeli kedelai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan. HPP kedelai yang berlaku masa panen raya, pada triwulan ketiga periode 1 Juli sampai 30 September lalu sekitar Rp 7.000 per kilogram.

    Sementara, harga penjualan kedelai Rp 8.490 per kilogram mulai 9 September. "Harga itu dipakai sebagai acuan pembelian kedelai di tingkat petani. Kemudian, harga penjualan kedelai yang kemudian diberikan kepada perajin tahu tempe," ungkap Sugiarni.

    Bulog, lanjutnya, ikut berperan membantu menyediakan pasar bagi petani kedelai dan menjualnya ke pelaku industri tahu dan tempe. Terhitung per November dan Desember 2013, Bulog telah melakukan penyerapan kedelai sebanyak 50 ton dan langsung disetorkan kepada kelompok perajin tahu tempe melalui Unit Bisnis Penggilangan Gabah dan Beras (UB-PGB).

    "Kami menargetkan dapat menyerap kedelai petani sebanyak 2.500 ton tahun ini. Dengan target sebanyak itu, bisa mendorong petani menanam dan menjual kedelai kepada Bulog. Kami berharap target tersebut bisa tercapai," tuturnya.

    Sebelumnya, beberapa waktu lalu, Bulog Jateng menargetkan penyerapan kedelai dari petani sebanyak 2.924,837 ton sepanjang 2014. Rencana luas tanam kedelai di provinsi ini ditarget mencapai 2.113 hektare. Data di Bulog Jateng me-nunjukkan, sejak akhir 2013 hingga awal 2014, Bulog telah menyerap kedelai sebanyak 151 ton. Pe-nyerapan di antaranya dilakukan Bulog Semarang, Banyumas, Kedu, Pekalongan, dan Surakarta. Rata-rata kedelai yang dibeli dari petani harganya, di atas harga pokok pembelian Rp 7.400 per kg. (Pudyo Saptono)

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=344598

Tidak ada komentar:

Posting Komentar