Selasa, 30 Desember 2014

Bulog Optimistis Tidak Impor Beras Tahun Depan

Senin, 29 Desember 2014

Metrotvnews.com, Jakarta: Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) optimistis tidak mengimpor beras tahun depan. Seiring dengan target produksi padi yang dibidik sebesar 73 juta ton gabah kering giling (GKG), Bulog menaksir serapan beras mencapai 3,2 juta ton.

"Saya kira kita cukup optimistis. Kalau bisa memang kita tidak impor. Impor itu sebenarnya kan dipicu oleh produksi, harga, dan stok," ujar Plt Dirut Bulog Budi Purwanto disela-sela seminar tentang Ketahanan Pangan di Jakarta, Senin (29/12/2014).

Budi mengungkapkan, optimisme tersebut seiring dengan produksi padi yang dibidik Kementerian Pertanian sekitar 73 juta ton GKG. Dengan begitu, target serapan beras bisa meningkat menjadi 3,2 juta ton. Adapun tahun ini penyerapan Bulog dibidik sebanyak 3 juta ton. Namun, jelang akhir Desember 2014, serapannya hanya sekitar 2,5 juta ton.

"Belum mencapai target karena produksi yang turun dan harga naik. Petani kan juga diberi kebebasan mau menjual ke Bulog atau ke pasar," tuturnya.

Meski begitu, Budi mengungkapkan stok Bulog saat ini ada di kisaran 1,8 juta ton. Jumlah tersebut untuk memenuhi kebutuhan selama 7-8 bulan ke depan. Pun, untuk mengendalikan harga, Bulog sudah mendapat penugasan untuk melakukan operasi pasar khusus (OPK) cadangan beras pemerintah (CBP) dengan menggelontorkan sekitar 230 ribu ton.

Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan, target produksi padi sebanyak 73 juta ton GKG bisa dicapai asal pemerintah serius membenahi permasalahan sektor pertanian. Utamanya menyediakan pupuk dan benih.

"Blue print-nya Menteri Pertanian sudah betul, menaikkan IP (indeks pertanian) dengan pemberian traktor, pupuk, benih, dan irigasi. Tapi saya melihat benih dan pupuk kalau benar-benar mendukung terhadap kegiatan, program pertanian bisa tercapai," katanya.

Di sisi lain, Winarno mengatakan, faktor cuaca juga turut mempengaruhi. Menurutnya, perhitungan tersebut belum memperhatikan ramalan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di 2015.

"Ada faktor lain, cuaca. Kalau bersahabat bisa tercapai tapi kalau intensitas hujan tinggi dan kemarau kering, ini bisa yang dihawatirkan. Kalau BMKG diabaikan sementara bisa tercapai," ucapnya.

Winarno mengungkapkan, pada Januari-Februari 2015 diprediskia harga gabah akan naik. Penyebabnya ialah mundurnya masa tanam. Alhasil, ketersediaan padi akan berkurang. Dengan demikian harga gabah akan naik yang berujung pada kenaikan harga di tingkat konsumen.

Menurutnya, harga GKG saat ini sudah berada di kisaran Rp6.100 per kilogram. Di periode Januari-Februari diprediksi bisa mencapai Rp6.500 per kilogram. Jika menyentuh angka tersebut pemerinta diharapkan segera mengambil tindakan cepat.

"Kalau sudah segitu sudah warning, sangat bahaya untuk masyarakat miskin," pungkasnya.

http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/12/29/338158/bulog-optimistis-tidak-impor-beras-tahun-depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar