Mataram, (Antara) - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Nusa Tenggara Barat mengkaji kelayakan bisnis bawang merah sesuai instruksi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarmo.
"Bulog diarahkan untuk menjalankan bisnis komoditas lainnya, selain melakukan penyerapan beras produksi petani dalam negeri sebagai tugas pokok. Salah satu yang kami kaji sesuai potensi daerah adalah bawang merah," kata Kepala Divisi Regional (Divre) Badan Urusan Logistik (Bulog) Nusa Tenggara Barat (NTB) M Sugit Tedjo Mulyono, di Mataram, Kamis.
Selain bawang merah, kata dia, pihaknya juga melakukan kajian kelayakan bisnis jagung dan kedelai produksi petani di NTB. Namun, khusus untuk kedelai sudah dilakukan penyerapan hasil produksi petani di Kabupaten Lombok Tengah, namun belum berjalan sesuai harapan.
Sugit mengatakan, kajian yang dilakukan dengan cara turun ke sentra produksi untuk berinteraksi langsung dengan para petani.
"Untuk identifikasi kelayakan bisnis bawang merah, tim langsung ke sentra produksi di Kabupaten Bima, sedangkan jagung di Kabupaten Lombok Timur dan Pulau Sumbawa sebagai sentra produksi terbesar di NTB," ujarnya.
Fokus kajian, kata dia, adalah dari sisi teknik budidaya para petani, sedangkan kajian pemasaran belum menjadi hal utama.
Hasil kajian tersebut akan diserahkan ke Kementerian BUMN untuk dianalisa sebelum ada instruksi tetap untuk menjalankan bisnis komoditas di luar tugas pokok sebagai lembaga yang menyerap beras hasil produksi petani dalam negeri.
"Hasil kajian bisa saja tidak layak dari sisi bisnis. Tapi kami akan tunggu keputusan Menteri BUMN setelah menyerahkan laporan hasil kajian pada akhir Desember 2014," katanya.
Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan NTB, dengan sentra produksi terbesar di Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat produksi bawang merah di provinsi ini pada 2013 sebanyak 101.628 ton dengan total luas panen mencapai 9.277 hektare (ha). Angka produksi tersebut lebih tinggi dibanding musim tanam 2012 sebanyak 100.989 ton dengan total luas lahan panen 12.333 ha.
Sentra produksi terbesar berada di Kabupaten Bima dengan volume produksi pada 2013 mencapai 80.218 ton, disusul Kabupaten Sumbawa 11.885 ton, Lombok Timur7.823 ton, Dompu 1.583 ton, Lombok Utara 55 ton dan Kota Bima 35 ton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar