SEORANG petani di Kecamatan Sukaluyu saat panen kedelai terakhir di tahun ini sebelum musim penghujan beberapa waktu lalu. Pasokan kedelai di Cianjur aman, selain dari kedelai impor sebanyak 6.000 ton yang diimpor oleh Bulog, serapan kedelai lokal juga digenjot, meskipun susah didapatkan.* |
Demikian diungkapkan Kepala Bulog Subdivre Cianjur, Bogor, dan Sukabumi, Rizal Mulyawan saat ditemui "PRLM" di kantornya, Jalan Muwardi, Cianjur, Rabu (11/12/2013).
Meskipun demikian, serapan kedelai lokal terus ditingkatkan walaupun susah mendapatkan kedelai lokal dari petani. Pasalnya, petani lebih suka menjual keelai saat usia muda.
"Sesuai Peraturan Presiden (Perpres )No 32 Tahun 2013 Tentang Penugasan Kepada Perusahaan Umum Bulog Untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai, maka Bulog sudah mulai melakukan untuk menjaga pasokan kedelai dalam negeri," ucapnya.
Rizal menuturkan pasokan kedelai nanti akan didistrubisikan langsung ke masing-masing Kopti ((Koperasi Pengrajin Tempe Tahu Indonesia)di wilayah-wilayah karena sebelumnya untuk Cianjur sudah ada nota kesepahaman mengenai pendistribusian kedelai.
"Kami saat ini belum mempunyai gudang penyimpanan khusus kedelai. Jadi, kalaupun harus diinapkan di gudang kami rencananya menggunakan gudang pinjaman di Cibitung, Bekasi," ujarnya.
Harga kedelai impor oleh Bulog, kata rizal, sesuai dengan harga yang ditetapkan menteri perdagangan. Sehingga dipastikan pasokan kedelai akhir tahun aman dan ini juga merupakan langkah untuk membuat pasokan kedelai ke depan lebih stabil sehingga para pengrajin tempe tidak perlau khawatir lagi adanya gejolak harga kedelai.
Selain itu, kata Rizal, Bulog juga ditugaskan untuk menyerap kedelai lokal. Namun, hal tersebut tidak semudah yang dikira. Pasalnya, pasokan kedelai dari petani lokal juga susah dicari.
"Kami baru dapat menyerap sekitar lima ton saja dalam sebulan lalu. Itupun mencari pasokan kedelai lokal susah. Kami dapat pasokan dari Jampang, Sukabumi. Kalau dari Cianjur, justru tidak ada karena kebiasan petani kedelai di Cianjur menjual kedelai yang masih muda beserta kulitnya," ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Kopti Cianjur, Hugo Siswaya menuturkan langkah tersebut merupakan salah satu langkah yang baik untuk memberikan rasa aman mengenai pasokan yang selama ini dipusingkan oleh para pengrajin tahu tempe.
"Tanpa pasokan, harga tempe tidak akan stabil. Keterlambatan impor saja akan mempengaruhi harga kedelai. Ini yang sering dipusingkan oleh para pengrajin tempe tahu. Jika memang bulog sudah mulai mengimpor, kami inginkan ada kontinuitas sehingga harga kedelai tidak selalu begejolak," ujarnya. (A-186/A-89)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/262049
Tidak ada komentar:
Posting Komentar