Kamis, 19 Desember 2013
TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Perum Bulog menyatakan kesiapannya menjadi stabilisator harga gula rafinasi industri dalam negeri. Akan tetapi untuk menjadi stabilisator, setidaknya Bulog harus memiliki cadangan gula rafinasi sebesar 300 ribu ton.
Kebutuhan gula rafinasi pada tahun ini diperkirakan mencapai 2,8 juta ton. Dengan kebutuhan sebanyak itu, Bulog sudah siap dengan cadangan gula.
"Prinsipnya, bulog harus menjadi stabilisator, dan untuk menjadi stabilisator gula Bulog harus menguasai buffer stok minimal 300 ribu ton," ujar Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso Rabu (18/12/2013).
Terkait kerjasama dengan beberapa perusahaan BUMN untuk pengadaan gula rafinasi, dirinya membuka peluang kerjasama seluas-luasnya. Begitu juga dengan rencana pemerintah untuk melakukan impor gula pada tahun depan, Bulog sepenuhnya menyerahkan kepada pemerintah.
"Apakah Bulog harus impor gula putih atau raw sugar (gula mentah) untuk kemudian di olah dipabrik-pabrik gula nanti, itu pemerintah yang atur," ungkap Sutarto.
Lebih lanjut Sutarto mengatakan, dengan cadangan gula sebesar 300 ribu ton, maka Bulog dapat menjaga ke stabilan harga gula. Pasalnya, jika ada daerah yang mengalami kekurangan, bisa dipasok oleh Bulog.
"300 ribu ton itu, cukup mampu menyeimbangkan satu daerah jika kekurangan. Dengan begitu harga tidak bergejolak," jelas Sutarto.
http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/12/18/bulog-siap-stabilkan-harga-gula-dalam-negeri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar