Minggu, 10 Agustus 2014

Capres Jokowi Matangkan Konsep Kemandirian Pangan

Minggu, 10 Agustus 2014

JAKARTA-Calon presiden Joko Widodo ( Jokowi) menyiapkan program swasembada beras dan gula. Selama empat jam di Kantor Transisi, Jalan Situbondo, Jakarta, Sabtu (9/8), Jokowi mengatakan swasembada beras dan gula akan menjadi konsentrasi pemerintahan periode mendatang.

"Tadi kita bicara khusus mengenai swasembada beras dan swasembada gula. Itu saja tadi konsentrasi," kata Jokowi.

Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan ia bersama tim transisi membicarakan langkah yang perlu segera diambil untuk merealisasikan swasembada pangan itu. Pembahasan tersebut perlu segera dilakukan agar nantinya pemerintah dapat langsung siap bekerja.

"Yang paling penting bukan kebijakannya, tapi implementasi dari kebijakan itu, proses operasional di lapangan," kata dia.

Jokowi tiba di Kantor Transisi sekitar pukul 11.20 WIB. Tak lama kemudian, hadir pula mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono. Namun, Hendro lebih dulu meninggalkan tempat tersebut. Selain itu, terlihat pula Ketua Tim Transisi, Rini M Soemarno, serta Deputi Tim Transisi, Hasto Kristiyanto dan Anies Baswedan.

Selain masalah swasembada pangan, Jokowi juga berbicara tentang sosok menteri di kabinet mendatang. Jokowi menginginkan menteri yang menjabat di pemerintahan yang akan dipimpinnya harus lepas dari partai politik (parpol). Sejumlah kandidat menteri tersebut saat ini masih digodok.

"Ini masih digodok. Tetapi kalau saya ingin agar yang menjadi menteri lepas dari parpol," kata Jokowi.

Dengan lepasnya para menteri dari jabatannya di parpol, menteri-menteri itu bisa berkonsentrasi untuk tugas negara.  Jokowi juga menegaskan sejumlah pihak yang bergabung di tim transisi belum tentu mendapatkan posisi menteri.

"Semua mungkin, tetapi jangan ada yang memastikan bahwa yang ada di kantor transisi ini tentu jadi masuk di kabinet," kata Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi pernah mengatakan kabinetnya akan berisi kalangan profesional. Tetapi, publik masih penasaran tokoh profesional yang mana yang akan dipilih menjadi menteri.

“Menguasai Bidangnya”

Menanggapi rasa penasaran publik, Jokowi menegaskan tidak akan ada dikotomi apakah kalangan profesional tersebut berasal dari partai atau nonpartai. Yang terpenting adalah menteri yang dipilih harus menguasai bidangnya. Dia menyebutkan banyak orang partai yang juga profesional.

"Sebelum masuk partai, mereka adalah kalangan profesional dan mereka sama saja. Tadi saya sampaikan, kita tak bicara partai dan nonpartai," katanya.

Mengenai presentase perbandingan profesional dari partai dan nonpartai, Jokowi belum bisa memutuskan.

Sementara itu, tim transisi Jokowi-JK menargetkan segera menyelesaikan arsitektur kabinet pemerintahan selanjutnya. Tim ini menargetkan semuanya selesai pada pertengahan September 2014.

“Pada bulan September itu hanya menyelesaikan struktur kabinet tanpa disertai dengan nama menteri yang akan masuk dalam kabinet tersebut. Pasalnya, tim transisi tak memiliki wewenang memilih figur dalam kabinet Jokowi-JK nanti,” tegas Hasto.

Hasto menuturkan penyelesaian arsitektur kabinet itu dilakukan untuk memudahkan Jokowi-JK dalam memilih menteri yang tepat dan kompeten. Ia meyakini ada cukup waktu bagi Jokowi-JK untuk menentukan menteri-menterinya sejak arsitektur kabinet diselesaikan sampai batas akhir penyusunan kabinet yang diatur oleh undang-undang.

Pada kesempatan itu, calon presiden Joko Widodo  juga mengangkat mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Abdullah Mahmud Hendropriyono, sebagai penasihat Tim Transisi. Selain Hendro, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif, juga bakal menduduki kursi penasihat tim transisi.

"Saya ditugaskan jadi penasihat. Saya segera menyiapkan diri untuk memberi nasihat," ujar Hendro di Rumah Transisi, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu.

Ia mengaku diminta memberikan nasihat sesuai dengan kemampuan atau rekam jejaknya. "Nasihat itu tentu yang saya tahu. Kalau tidak tahu ngapain. Yang saya ngerti soal intelijen. Saya akan memberi nasihat sekitar masalah intelijen," kata guru besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara ini.

Ia emoh memberi tahu secara spesifik nasihat apa yang bakal disampaikan kepada tim. Ia berdalih nasihat soal intelijen bersifat rahasia. "Namanya intelijen, masak ceritakan sama kamu," ucapnya kepada wartawan.

Hendro mengatakan tugas seorang penasihat tak lekang oleh waktu. "Diminta atau tidak, akan saya sampaikan. Saya ingin apa yang menjadi tujuan Rumah Transisi ini tercapai efektif dan efisen. Soal diterima atau tidak, yang penting saya sampaikan," katanya.

Ia juga mengatakan tidak bakal berkantor di Rumah Transisi. Menurut dia, kerja penasihat cenderung fleksibel.

Di tempat terpisah, pengamat politik dari Centre for Strategic of International Studies, J Kristiadi, mengatakan media harus mengawasi tim transisi agar tak menjadi tim transaksi, yang meneruskan tradisi bagi-bagi kursi menteri. "Sebaiknya publik dan media terus melakukan pengawasan," ujar Kristiadi seusai diskusi di Kebayoran Baru, Sabtu ( 9/8) .

Salah satu deputi tim transisi, Andi Widjajanto, memastikan timnya tak akan memberi ruang bagi transaksi politik. "Kami akan bikin modar dengan ngomongin teknis," ujar Andi. nfs/P-4

http://www.koran-jakarta.com/?17759-capres%20jokowi%20matangkan%20konsep%20kemandirian%20pangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar