Senin, 21 Juli 2014

Perlu Ada Subsidi HPP Beras Bulog

Senin, 21 Juli 2014

KOMISI B DPRD Jateng meminta Pemprov Jawa Tengah memberikan subsidi kepada Bulog dalam membeli beras untuk rakyat miskin (raskin). Sebab selama ini kualitas raskin di wilayah Jateng masih jelek. ”Harga pokok pembelian (HPP) yang ditetapkan pemerintah masih rendah hanya Rp 6.600 per kilogram. Bagaimana mau dapat kualitas beras yang bagus jika harga pembeliannya hanya segitu,” kata anggota Komisi B, Istadjib AS, kemarin.

Dikatakannya, kualitas beras raskin di Jateng yang tergolong jelek bukan karena kinerja Bulog yang tidak bagus, melainkan karena harga pembelian yang rendah. ”Beli beras harga Rp 6.600 itu sekarang susah. Adanya harga Rp 7.000 yang kualitas sedang,” ujarnya.

Menurut politikus PPP itu, dalam APBD Perubahan 2014 dan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUAPPS) APBD 2015 sebaiknya pemprov menyediakan dana subsidi beras. Subsidi untuk membeli beras kepada petani bisa diberikan sebesar Rp 200 per kilogram. ”Hal ini dulu sudah dibicarakan dengan badan anggaran. Tapi sampai saat ini belum ada respons,” katanya.

Ongkos Angkut

Subsidi bisa diberikan lewat ongkos angkut. Hal itu sudah dilakukan oleh Pemrov Jatim sejak 2011 lalu. ”Kalau kita bisa meniru Jatim, alangkah baiknya. Bulog juga pasti senang,” tutur Istajib.

Selam ini, Dewan menilai kinerja Bulog Divisi Regional Jateng sudah bagus. Gudang penyimpanan beras milik Bulog juga sudah memadai. ”Hanya mereka belum punya alat untuk menghilangkan jamur, karena harganya yang terlalu mahal sehingga tidak mampu beli,” urainya.

Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) Penerima Manfaat (PM) raskin 2013 di Jateng 2.482.157 RTS-PM atau turun 15,5% dari pada 2012 sebanyak 2.937.464 RTS-PM. Berdasarkan data hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011, Bulog telah menerima pagu alokasi penyaluran raskin sebesar 446.788.260 kilogram. Dengan alokasi setiap RTS-PM akan mendapat 15 kilogram per bulan selama setahun, dengan harga beras Rp 1.600 per kilogram di setiap titik distribusi.(Fani Ayudea, Anton Sudibyo-90)

http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/cetak/2014/07/21/268118

Tidak ada komentar:

Posting Komentar