Selasa, 15 Juli 2014
Jakarta, GATRAnews - Dalam setahun terakhir, Perum Bulog sudah pernah ditugaskan untuk menstabilkan harga 3 bahan pangan selain beras, yakni daging sapi, kedelai, dan terakhir gula. Namun, semuanya selalu berujung pada realisasi impor yang minim sehingga kemampuan Bulog mempengaruhi pasar pun tidak signifikan.
Dirut Perum Bulog, Sutarto Alimoeso punya penjelasan terkait hal ini. Menurutnya, data produksi dan konsumsi bahan pangan yang dimiliki pemerintah kerap kali tidak akurat. Mulai dari daging sapi, kedelai, hingga gula. Akibat simpang siurnya data ini, keputusan untuk impor atau tidak menjadi sulit diputuskan.
Karena itu, perbaikan program stabilisasi ke depan harus dimulai dengan perbaikan dalam perhitungan data. “Mulai dari data angka, akurasinya harus mendekati 100 persen,” ujar Sutarto saat ditemui GATRA, beberapa waktu lalu.
Kemudian, kata Sutarto, pemerintah hendaknya tidak memperlakukan Bulog seperti perusahaan swasta yang harus mengikuti berbagai macam prosedur perizinan untuk melakukan importasi. Izin impor untuk Bulog harus diberikan dengan prosedur yang tidak berbelit sehingga importasi dapat segera dilakukan. “Bulog ini jangan diperlakukan seperti swasta, perizinannya disamakan dengan swasta, karena kita kan bagian pemerintah juga,” katanya.
Selain itu, izin impor juga sebaiknya diberikan sejak jauh-jauh hari agar Bulog dapat mencari komoditas pangan dengan harga dan jumlah yang ideal. Untuk gula dan kedelai misalnya, biasanya pemesanan sudah dilakukan sejak setahun sebelumnya. “Kita kesulitan kalau mendadak harus membeli ke pabriknya karena sudah ada pembelinya. Mereka sudah punya planning dari setahun sebelumnya,” tutur Sutarto.
Dari segi sumber daya manusia, Sutarto mengaku sebenarnya Bulog sudah memiliki orang-orang yang handal untuk melakukan penjajakan impor bahan pangan. Yang masih perlu dibangun adalah jaringan pasar yang kuat. “Kita kan pemain baru, harus membangun jaringan baru,” ucap dia.
Sementara itu, Enny Sri Hartati, Peneliti INDEF, meminta pemerintah memberikan anggaran untuk penugasan stabilisasi harga bahan pangan yang diserahkan kepada Bulog. Bila Bulog harus melaksanakan penugasan stabilisasi dengan dana sendiri, katanya, fungsi stabilisasi tidak akan berjalan maksimal. Pasalnya, Bulog sebagai Perum tentu tidak mau rugi sehingga menghindari resiko yang terlalu besar. “Kalau tidak ada anggaran, Bulog tentu tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik,” kata Enny.
Penulis: MA
Editor: Nur Hidayat
http://www.gatra.com/ekonomi-1/56910-agar-stabilisasi-tak-gagal-lagi,-ini-saran-dirut-bulog%E2%80%8F.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar