Jurnas.com |
NEGARA didesak untuk memiliki cadangan atas persediaan bahan makanan. Hal itu ditujukan agar tidak lagi terjadi kelangkaan bahan makanan pada waktu-waktu tertentu. “Negara harus punya apa yang dinamakan cadangan atau buffer stok. Agar persediaan bahan makanan tidak mengalami kekurangan,” kata Anggota Komisi VI DPR RI, Syukur Nababan kepada Jurnal Nasional saat dihubungi, Selasa, (15/7).
Selain itu Syukur juga menegaskan bahwa dalam berhadapan dengan para pedagang nakal negara tidak boleh kalah. Seharusnya, lanjut Syukur, setiap jalan fikiran pedagang nakal sudah diperkirakan terlebih dahulu oleh negara. Sehingga praktik-praktik spekulan tidak terjadi dan menjadi momok dari tahun ke tahun. “Negara tidak boleh kalah oleh swasta atau oleh pasar atau oleh siapapun. Ya solusinya suply harus dipegang oleh negara. Buffer stok tadi harus dipunya oleh negara,” tegas Syukur.
Untuk itu Syukur menilai perlunya lembaga Badan Urusan Logistik (Bulog) dikembalikan perannya seperti sediakala. Sebab, yang terjadi saat ini menurut Syukur, Bulog tidak lagi menjadi lembaga non laba. “Harus dikembalikan peran Bulog sebagai lembaga nir laba. Fungsi Bulog harus dikembalikan sebagai pengendali bukan profit,” sambung Syukur.
Dengan dikembalikannya fungsi Bulog seperti sediakala, Syukur yakin pedangan nakal tidak akan bisa lagi untuk mempermainkan periuk nasi rakyat. Sebab, begitu terjadi kelangkaan suatu jenis komoditas di pasaran, dengan segera negara bisa segera melakukan intervensi. “Kalau sudah dikembalikan fungsi Bulog, cadangan persediaan sudah dipegang negara, maka sewaktu-waktu dibutuhkan operasi pasar bisa segera dilakukan untuk menghindari spekulasi oleh para pedagang nakal,” ujar syukur.
Sebab, jelas Syukur, satu-satunya upaya yang relatif efektif menyelesaikan spekulasi harga oleh para pedagang nakal adalah operasi pasar. “Kan hanya itu satu-satunya cara pengendalian,” kata Syukur.
Sedangkan yang terjadi saat ini, menurut Syukur adalah, harga-harga komoditas utama dikuasai oleh swasta. Akibatnya, prinsip persediaan dan permintaan mau tidak mau pasti terjadi. “Yang terjadi sekarang harga-harga dikendalikan oleh pasar. Hal itu terjadi lantaran supply dipegang oleh swata atau pedagan-pedagan itu,” ucapnya.
Hal lain yang juga dinilai Syukur memegang peran sangat penting adalah ukuran konsumsi atas suatu produk yang harus dilakukan oleh kementerian pertanian dan perdagangan. Sebab, tanpa data yang akurat, mustahil persediaan yang cukup bisa tercapai. “Kementerian perdagangan dan pertanian harus menghitung betul berapa jumlah kebutuhan yang sebenarnya,” kata Syukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar