ZONASULTRA.COM, KENDARI – Guna menstabilkan harga pangan beberapa komoditi seperti beras dan gula, Bulog mengembangkan Rumah Pangan Kita (RPK). Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri (PBI) Perum Bulog Imam Subowo saat meresmikan RPK dalam kegiatan Launching dan Sosialisasi Distribusi Center Rumah Pangan Kita Bulog Sultra, Kamis (19/1/2017) mengatakan, sejalan dengan tugas utama Bulog untuk menstabilkan harga pangan pokok khususnya dari produsen (petani) sampai dengan konsumen (masyarakat).
Menurut dia, RPK inilah yang nantinya akan menjadi jembatan agar bahan pokok menjadi stabil. Artinya, Bulog menjadi lebih dekat dengan masyarakat, sehingga memudahkan dalam mencari bahan pangan yang murah dengan kualitas yang terjaga.
“Artinya sehat layak konsumsi, apalagi yang akan kita jual nanti di tempatnya sahabat RPK itu tidak hanya beras medium, tetapi dengan beberapa varian seperti beras super kepala, premium, begitupula dengan gula,” jelas Imam usai peresmian RPK di Kantor Bulog Sultra Jalan Abdullah Silondae, Kamis sore.
Selanjutnya, komoditi tersebut akan dibranding dengan nama “beras kita” dan “gula manis kita”.
Saat ini Sultra telah terbentuk RPK sebanyak 197 yang aktif, dan di Kota Kendari ada 70 RPK. Dia menargetkan, setiap desa memiliki satu RPK.
Dia menyebutkan pengelola RPK adalah masyarakat yang dibina oleh Bulog. Binaan ini maksudnya barang komoditi Bulog yang menyediakan, selanjutnya Bulog yang akan mengantarkan barang tersebut kepada masyarakat yang telah menjadi sahabat RPK.
“Tentu yang namanya dagang atau jual beli itu harus untung, jadi nanti RPK ini beli barang dari Bulog dengan harga tertentu. Nanti dijual dengan harga sekian, tetap ada untung,” jelas dia.
Bulog akan mengontrol harga, khususnya beras medium dan gula medium. Sehingga, dengan adanya RPK, Bulog dapat mengetahui di suatu desa memiliki ketersediaan beras dan gula atau tidak. Imam melanjutkan, ada tiga komoditas yaitu padi, jagung, dan kedelai (pajale) yang disediakan Bulog. Namun berdasarkan peraturan Presiden, menjadi 11 komoditas seperti daging, minyak goreng, gula, terigu, mentega, dan lainnya.
Sementara untuk menjadi sahabat RPK sangat mudah, masyarakat baik itu pensiunan, mahasiswa, ibu rumah tangga, wartawan, hanya perlu datang ke kantor Bulog dan mengisi formulir yang disediakan. Dan yang lebih penting kata dia, memiliki titik (rumah atau garasi) untuk dijadikan RPK.
Selain itu, untuk sistem pembayaran secara cash and carry, masyarakat menyediakan uang untuk membeli ke Bulog lalu barang akan diantarkan. Terlebih lagi, kata dia, Bulog telah menandatangani momerandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan bank seperti BNI dan BRI. Jadi masyarakat juga akan menjadi agen bank dan mendapatkan income (pendapatan) yang menarik.
Imam yakin dengan terus mengembangkan RPK akan dapat menstabilkan harga pangan. “Saat ini, mungkin RPK belum menstabilkan, tapi kalau sudah ngalir pasti iya,” tutupnya. (B)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar