Senin, 30 Januari 2017
Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mendalami kasus dugaan suap uji materi Undang Undang No 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kasus ini melibatkan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar.
Dalam kasus ini, KPK akan terus mendalami pengakuan dari Dirut PT Impexindo Pratama, Basuki Hariman. Basuki diduga menyuap Patrialis Akbar. Suap ini juga diduga terkait dengan kartel impor daging di Bulog.
"Itu (dugaan kartel impor daging sapi) bisa menjadi salah satu konsen bahwa siapa saja pihak-pihak terkait dengan rangkaian pristiwa ini," ujar Febri saat dikonfirmasi, Senin (30/1/2017).
Febri mengatakan, penyidik KPK tak menutup kemungkinan akan meminta keterangan para petinggi Bulog.
"Ini masih terbuka luas seiring proses penyidikan yang tengah dilakukan KPK. Nanti kita akan lihat siapa saja pihak-pihak lain yang akan dimunculkan dalam proses pemeriksaan ini. Ada pemeriksaan saksi-saksi yang akan kita lakukan," Febri menambahkan.
Sebelumnya, Basuki sempat mengakui memiliki kepentingan dalam kasus ini. Dia ingin menghilangkan kartel daging sapi asal India di Indonesia. Permainan para mafia daging impor membuat para peternak lokal merugi, termasuk dirinya.
Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar terjaring operasi tangkap tangan (OTT) di Grand Indonesia bersama seorang wanita. Patrialis diduga melakukan suap uji materi Undang Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Selain itu KPK juga mengamankan Kamaludin (KL) yang diduga sebagai perantara suap.
Dalam perkara ini, Patrialis Akbar disangkakan menerima suap dari Basuki Hariman (BHR) bos pemilik 20 perusahaan impor daging dan sekretarisnya yang juga berstatus tersangka yakni NG Fenny (NGF).
Oleh Basuki, Patrialis Akbar dijanjikan uang sebesar USD 20 ribu dan SGD 200 ribu terkait pembahasan uji materi UU No 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan hewan.
Diduga uang USD 20 ribu dan SGD 200 ribu itu sudah penerimaan ketiga. Sebelumnya sudah ada penerimaan pertama dan kedua.
Sebagai penerima suap, Patrialis dan Kamaludin dijerat dengan Pasal 12 huruf c atau pasal 11 UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No 20 tahun 2001 jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
Sementara Basuki dan NG Fenny sebagai pemberi suap dijerat dengan Pasal 6 ayat 1 huruf a atau Paasal 13 UU No 31 tahun 1999 diubah dengan UU No 20 tahun 2001 jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
http://m.liputan6.com/news/read/2841307/dalami-suap-patrialis-akbar-kpk-akan-periksa-petinggi-bulog
Selasa, 31 Januari 2017
Kontrol Harga Beras, Bulog Buat Terobosan Baru
Senin, 30 Januari 2017
PROKAL.CO, TARAKAN – Harga beras yang tidak menentu belakangan ini, mengharuskan Bulog untuk membuat terobosan baru. Selain menyediakan beras raskin, Bulog kini membuat kebijakan baru untuk mengontrol harga beras komersil.
Kepala Seksi Komersil Bulog Kota Tarakan, Lendra Purba mengatakan, sejak memberlakukan pengontrolan harga beras, sejak bulan Juni 2016 ini harga beras di pasaran terbilang murah.
Harga beras komersil yang dijual langsung oleh Bulog sendiri berkisar Rp 8.700 per kilogram, sedangkan harga pasaran yang dijual oleh para pedagang berkisar Rp 12.000 per kilogram.
Menurut Lendra, dengan harga beras komersil yang dijual langsung oleh Bulog tersebut, para pedagang beras lain tidak akan berani untuk menjual beras dengan harga yang lebih tinggi.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, selain murah beras komersil ini juga mempunyai kualitas yang bagus. Dan juga sudah banyak sekali masyarakat yang membeli beras komersil langsung kepada kami,” ucap Lendra.
Pihaknya juga berupaya untuk mensosialisasikan beras komersil ini kepada masyarakat luas. Harga Beras komersil yang tergolong murah dan berkualitas bagus ini juga diharapkan Lendra dapat menolong masyarakat yang berekonomi rendah.
Selain itu, Lendra juga mengkonfirmasi bahwa stok beras di kota Tarakan tetap aman,ini disebabkan karena banyaknya pemasukan beras dari luar daerah. “Beras yang ada di gudang Bulog sendiri aman, namun stok itu di luar dari beras komersil sendiri,” ujar Lendra.
Hal ini tentu membuat harga jual beras di Kota Tarakan berbeda dengan yang ada di Pulau Jawa. Sebab, beras yang dikonsumsi warga Tarakan ini berasal dari luar daerah.
“Tentu harganya pasti berbeda dari daerah asalnya,” tegas Lendra.
Sampai saat ini belum ada beras lokal yang berada di dalam gudang Bulog Tarakan. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan tidak adanya beras lokal di dalam gudang Bulog Tarakan. “Harga jual yang murah, hal tersebut menyebabkan para petani lokal enggan menjual hasil gabah mereka kepada Bulog,” ujar Lendra.
Harga beli gabah yang ditetapkan pemerintah Rp 7.300 per kilogram, dianggap sangat murah, sebab harga tersebut tidak termasuk biaya tranportasi dari petani yang membawa beras tersebut.
Menurutnya, potensi mendapatkan gabah di wilayah Kaltara terbilang cukup besar, terutama untuk daerah Malinau dan Bulungan. ‘’Petani lebih memilih menjual gabah kepada perusahaan daerah (Perusda) di masing-masing daerah, ini disebabkan harga jualnya yang lebih mahal. Contohnya di Malinau, harga jual gabah menurut pantauan kami, bisa mencapai Rp 14 ribu per kilogramnya, dua kali lipat dari harga yang dipatok Bulog,” bebernya.
Selain karena harga beli Bulog yang lebih murah, juga karena adanya kebijakan dari pimpinan daerah agar masyarakat lokal dianjurkan mengonsumsi beras daerah. Sehingga hasil petani lebih banyak dimanfaatkan untuk konsumsi warga lokal.
Namun, tidak mempersoalkan kebijakan tersebut. Yang jelas, pihaknya menerima jika ada petani yang ingin menjual gabah hasil panennya ke Bulog. (*/kp1)
http://kalpos.prokal.co/read/news/2678-kontrol-harga-beras-bulog-buat-terobosan-baru.html
PROKAL.CO, TARAKAN – Harga beras yang tidak menentu belakangan ini, mengharuskan Bulog untuk membuat terobosan baru. Selain menyediakan beras raskin, Bulog kini membuat kebijakan baru untuk mengontrol harga beras komersil.
Kepala Seksi Komersil Bulog Kota Tarakan, Lendra Purba mengatakan, sejak memberlakukan pengontrolan harga beras, sejak bulan Juni 2016 ini harga beras di pasaran terbilang murah.
Harga beras komersil yang dijual langsung oleh Bulog sendiri berkisar Rp 8.700 per kilogram, sedangkan harga pasaran yang dijual oleh para pedagang berkisar Rp 12.000 per kilogram.
Menurut Lendra, dengan harga beras komersil yang dijual langsung oleh Bulog tersebut, para pedagang beras lain tidak akan berani untuk menjual beras dengan harga yang lebih tinggi.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, selain murah beras komersil ini juga mempunyai kualitas yang bagus. Dan juga sudah banyak sekali masyarakat yang membeli beras komersil langsung kepada kami,” ucap Lendra.
Pihaknya juga berupaya untuk mensosialisasikan beras komersil ini kepada masyarakat luas. Harga Beras komersil yang tergolong murah dan berkualitas bagus ini juga diharapkan Lendra dapat menolong masyarakat yang berekonomi rendah.
Selain itu, Lendra juga mengkonfirmasi bahwa stok beras di kota Tarakan tetap aman,ini disebabkan karena banyaknya pemasukan beras dari luar daerah. “Beras yang ada di gudang Bulog sendiri aman, namun stok itu di luar dari beras komersil sendiri,” ujar Lendra.
Hal ini tentu membuat harga jual beras di Kota Tarakan berbeda dengan yang ada di Pulau Jawa. Sebab, beras yang dikonsumsi warga Tarakan ini berasal dari luar daerah.
“Tentu harganya pasti berbeda dari daerah asalnya,” tegas Lendra.
Sampai saat ini belum ada beras lokal yang berada di dalam gudang Bulog Tarakan. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan tidak adanya beras lokal di dalam gudang Bulog Tarakan. “Harga jual yang murah, hal tersebut menyebabkan para petani lokal enggan menjual hasil gabah mereka kepada Bulog,” ujar Lendra.
Harga beli gabah yang ditetapkan pemerintah Rp 7.300 per kilogram, dianggap sangat murah, sebab harga tersebut tidak termasuk biaya tranportasi dari petani yang membawa beras tersebut.
Menurutnya, potensi mendapatkan gabah di wilayah Kaltara terbilang cukup besar, terutama untuk daerah Malinau dan Bulungan. ‘’Petani lebih memilih menjual gabah kepada perusahaan daerah (Perusda) di masing-masing daerah, ini disebabkan harga jualnya yang lebih mahal. Contohnya di Malinau, harga jual gabah menurut pantauan kami, bisa mencapai Rp 14 ribu per kilogramnya, dua kali lipat dari harga yang dipatok Bulog,” bebernya.
Selain karena harga beli Bulog yang lebih murah, juga karena adanya kebijakan dari pimpinan daerah agar masyarakat lokal dianjurkan mengonsumsi beras daerah. Sehingga hasil petani lebih banyak dimanfaatkan untuk konsumsi warga lokal.
Namun, tidak mempersoalkan kebijakan tersebut. Yang jelas, pihaknya menerima jika ada petani yang ingin menjual gabah hasil panennya ke Bulog. (*/kp1)
http://kalpos.prokal.co/read/news/2678-kontrol-harga-beras-bulog-buat-terobosan-baru.html
Rabu, 25 Januari 2017
OP Gula Bulog Kalsel Dianggap Kurang Bijak
Rabu, 25 Januari 2017
Banjarmasin, KP – Pengusaha gula lokal yang tergabung dalam Asosiasi Gula Bersatu Kalsel mengeluhkan Operasi Pasar (OP) gula pasir yang dijual kesejumlah titik pasar tradisional, karena harga gula stabil ini tentu sangat memukul distributor dan pedagang eceran dan menganggap OP ini kurang bijak dilakukan BUMN plat merah.
Ketua Asosiasi Gula Bersatu, H Aftahudin, kepada wartawan Selasa (24/1) mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan langkah OP gula pasir yang dilakukan Bulog Kalsel disejumlah titik pasar tradisional.
“ Saya rasa ini OP ini kurang bijak karena OP digelar disaat harga gula stabil dan ini jelas sangat memukul pengusaha gula dari distributor, agen hingga para pengecer dipasar karena harga yang mereka dijual berada diatas gula OP,” jelasnya.
Sebenarnya OP gula ini sangat pas digelar disaat harga gula melambung misalnya harga sudah berada diatas Rp15 ribu per kilonya seperti tahun kemaren disini sangat pas jika Bulog menggelar OP, bukan disana harga gula normal seperti ini.
Harga jual gula ditingkat distributor dijual sekitar Rp11.800,- per kilonya dalam bentuk karungan dan eceran bisanya menjual Rp13000,- per kilo dan OP Bulog menjual HET Rp12,500,- per kilonya ini sesuai ketetapan HET Nasional.
“ Kami distributor bisa saja menjual dengan harga Rp12,400,- per kilo namun kasihan para pedagang eceran karena harga gula tidak ada terjadi lonjakan hingga awal tahun 2017 ini,” sebut Owners KWK ini.
Meskipun permintaan gula pasir sangat tinggi setiap harinya dalam kondisi normal ditengah naiknya sejumlah harga kebutuhan pokok namun harga gula pasir dipasaran masih dijual dengan harga stabil.
Dari penuturan penjual gula eceran dikawasan Pasar Lama dan kios pengecer dikawasan Sultan Adam harga gula pasir dijual masih dalam kondisi harga normal harga gula pasir masih dijual dikisaran harga Rp12500,- sampai Rp1300,- per kilonya dari sejak akhir tahun 2016 hingga awal tahun 2017 belum ada tanda-tanda gula pasir naik.
Vivi penjual gula eceran Pasar Lama kepada wartawan mengungkapkan, meskipun harga sembako lain mengalami kenaikkan namun itu tidak terjadi pada harga gula pasir yang cendrung stabil sejak 3 bulan terakhir ini.
“ Kami sebagai pedagang berharap pemerintah daerah dan Dolog Kalsel sebagai penyangga stok gula terus bisa menyediakan gula banua karena permintaan gula pasir setiap harinya sangat tinggi sehingga dengan stok yang berlimpah harga bisa stabil, dan tidak mengikuti harga sembako lain yang sudah lebih dulu melonjak,” jelasnya.
Ridho penjual gula eceran sultan Adam mengatakan, salah satu sembako yang paling stabil yakni gula pasir sehingga ia bisa menjual Rp13000 per kilonya. (hif/K-7)
http://www.kalimantanpost.com/op-gula-bulog-kalsel-dianggap-kurang-bijak/
Banjarmasin, KP – Pengusaha gula lokal yang tergabung dalam Asosiasi Gula Bersatu Kalsel mengeluhkan Operasi Pasar (OP) gula pasir yang dijual kesejumlah titik pasar tradisional, karena harga gula stabil ini tentu sangat memukul distributor dan pedagang eceran dan menganggap OP ini kurang bijak dilakukan BUMN plat merah.
Ketua Asosiasi Gula Bersatu, H Aftahudin, kepada wartawan Selasa (24/1) mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan langkah OP gula pasir yang dilakukan Bulog Kalsel disejumlah titik pasar tradisional.
“ Saya rasa ini OP ini kurang bijak karena OP digelar disaat harga gula stabil dan ini jelas sangat memukul pengusaha gula dari distributor, agen hingga para pengecer dipasar karena harga yang mereka dijual berada diatas gula OP,” jelasnya.
Sebenarnya OP gula ini sangat pas digelar disaat harga gula melambung misalnya harga sudah berada diatas Rp15 ribu per kilonya seperti tahun kemaren disini sangat pas jika Bulog menggelar OP, bukan disana harga gula normal seperti ini.
Harga jual gula ditingkat distributor dijual sekitar Rp11.800,- per kilonya dalam bentuk karungan dan eceran bisanya menjual Rp13000,- per kilo dan OP Bulog menjual HET Rp12,500,- per kilonya ini sesuai ketetapan HET Nasional.
“ Kami distributor bisa saja menjual dengan harga Rp12,400,- per kilo namun kasihan para pedagang eceran karena harga gula tidak ada terjadi lonjakan hingga awal tahun 2017 ini,” sebut Owners KWK ini.
Meskipun permintaan gula pasir sangat tinggi setiap harinya dalam kondisi normal ditengah naiknya sejumlah harga kebutuhan pokok namun harga gula pasir dipasaran masih dijual dengan harga stabil.
Dari penuturan penjual gula eceran dikawasan Pasar Lama dan kios pengecer dikawasan Sultan Adam harga gula pasir dijual masih dalam kondisi harga normal harga gula pasir masih dijual dikisaran harga Rp12500,- sampai Rp1300,- per kilonya dari sejak akhir tahun 2016 hingga awal tahun 2017 belum ada tanda-tanda gula pasir naik.
Vivi penjual gula eceran Pasar Lama kepada wartawan mengungkapkan, meskipun harga sembako lain mengalami kenaikkan namun itu tidak terjadi pada harga gula pasir yang cendrung stabil sejak 3 bulan terakhir ini.
“ Kami sebagai pedagang berharap pemerintah daerah dan Dolog Kalsel sebagai penyangga stok gula terus bisa menyediakan gula banua karena permintaan gula pasir setiap harinya sangat tinggi sehingga dengan stok yang berlimpah harga bisa stabil, dan tidak mengikuti harga sembako lain yang sudah lebih dulu melonjak,” jelasnya.
Ridho penjual gula eceran sultan Adam mengatakan, salah satu sembako yang paling stabil yakni gula pasir sehingga ia bisa menjual Rp13000 per kilonya. (hif/K-7)
http://www.kalimantanpost.com/op-gula-bulog-kalsel-dianggap-kurang-bijak/
Beras Bulog Premium Lebih Diminati Warga
Selasa, 24 Januari 2017
BORNEONEWS, Sampit - Tingginya harga beras di pasaran belakangan ini membuat banyak warga memilih beras Bulog Premium untuk dikonsumsi. Sebab, beras tersebut dijual lebih murah dari harga beras lainnya yakni Rp90 ribu per 10 Kg.
“Saat operasi Pasar Bulog, itu kesempatan kami membeli beras premium. Karena takut tidak kebagian, apalagi saat ini banyak warga yang berminat membeli beras premium tersebut,” ujar Yani, warga Baamang Tengah, Kecamatan Baamang, Selasa (24/1/2017).
Diungkapkannya, pembeli beras premium ini tidak hanya dari masyarakat, tetapi juga pedagang untuk dijual kembali.
“Mudah-mudahan Bulog Sampit menjual lebih banyak lagi beras premium ini, karena harganya lebih bersahabat. Soalnya kalau beras yang biasa dijual di pasar harganya Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per 10 Kg,” lanjut Yani.
Sementara itu, Kasi Pelayanan Publik Bulog sub Divre Sampit, M Azwar Fuad mengungkapkan, operasi pasar yang dilakukan Bulog dilakukan untuk menekan harga barang termasuk harga beras. Disampaikannya, ada beberapa jenis beras yang mereka jual yaitu beras premium dengan harga Rp9 ribu per kilogram dalam kemasan 1 kilogram dan beras medium dengan harga Rp7.900 per kilogram dalam kemasan 15 kilogram.
“Memang untuk beras premium paling cepat habis, kalau beras medium banyak juga yang beli. Tapi dibandingkan beras premium lebih lambat terjualnya,” ungkap Azwar. (MUHAMMAD HAMIM/B-11)
BORNEONEWS, Sampit - Tingginya harga beras di pasaran belakangan ini membuat banyak warga memilih beras Bulog Premium untuk dikonsumsi. Sebab, beras tersebut dijual lebih murah dari harga beras lainnya yakni Rp90 ribu per 10 Kg.
“Saat operasi Pasar Bulog, itu kesempatan kami membeli beras premium. Karena takut tidak kebagian, apalagi saat ini banyak warga yang berminat membeli beras premium tersebut,” ujar Yani, warga Baamang Tengah, Kecamatan Baamang, Selasa (24/1/2017).
Diungkapkannya, pembeli beras premium ini tidak hanya dari masyarakat, tetapi juga pedagang untuk dijual kembali.
“Mudah-mudahan Bulog Sampit menjual lebih banyak lagi beras premium ini, karena harganya lebih bersahabat. Soalnya kalau beras yang biasa dijual di pasar harganya Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per 10 Kg,” lanjut Yani.
Sementara itu, Kasi Pelayanan Publik Bulog sub Divre Sampit, M Azwar Fuad mengungkapkan, operasi pasar yang dilakukan Bulog dilakukan untuk menekan harga barang termasuk harga beras. Disampaikannya, ada beberapa jenis beras yang mereka jual yaitu beras premium dengan harga Rp9 ribu per kilogram dalam kemasan 1 kilogram dan beras medium dengan harga Rp7.900 per kilogram dalam kemasan 15 kilogram.
“Memang untuk beras premium paling cepat habis, kalau beras medium banyak juga yang beli. Tapi dibandingkan beras premium lebih lambat terjualnya,” ungkap Azwar. (MUHAMMAD HAMIM/B-11)
Bulog Surakarta Targetkan Pengadaan Pangan 105 Ribu Ton
Selasa, 24 Januari 2017
SOLO,NETRALNEWS.COM-Perum Bulog Subdivre III Wilayah Surakarta, Jawa Tengah, menargetkan pengadaan pangan tahun 2017 di wilayahnya mencapai 105.000 ton setara beras.
"Kami ditargetkan dapat menyerap gabah hasil panen petani di wilayah Surakarta mencapai 105 ribu ton setara beras atau meningkat 5.000 ton dibandingkan pada 2016," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Rizal Mulyawan, Selasa (21/1/2017).
Rizal Mulyawan mengatakan pengadaan pangan sebanyak tersebut hingga waktu akhir Desember mendatang. "Kami sangat optimistis target itu dapat tercapai hingga akhir 2017, karena realisasi pengadaan pangan 2016 mampu mencapai 106.800 ton setara beras," katanya.
Jumlah pengadaan pangan tahun sebelumnya, kata Rizal, melebihi yang ditargetkan yakni 100.000 ton setara beras atau mencapai 106,8 persen. Bulog Surakarta telah siap melakukan pengadaan dengan penyerap hasil panen petani setempat pada Januari ini dengan menggunakan harga pembelian pemerintah (HPP) sebelumnya atau sesuai Instruksi Presiden (Impres) No.5 2015.
"Dalam pengadaan pangan tetap menggunakan HPP sebelumnya yakni untuk beras kadar air maksimal 14 persen dengan harga Rp7.300 per kilogram (kg) dan gabah kering panen (GKP)-gabah kering giling (GKG) antara Rp3.700 per kg hingga Rp4.659 per kg," katanya.
Stok beras Perum Bulog Subdivre III Wilayah Surakarta hingga sekarang masih aman yakni 44.300 ton setara beras. Jumlah itu, mampu untuk ketahanan pangan di wilayah setempat selama enam hingga tujuh bulan ke depan.
Soal pelayanan pendistribusian beras untuk warga miskin (raskin), Rizal Mulyawan mengatakan Bulog telah siap melakukan pendistribusian beras bersubsidi tersebut kepada masyarakat. Namun, Bulog masih menunggu surat perintah dari pusat dalam penyaluran pangan ke masyarakat.
"Raskin segera didistribusikan dan kemungkinan kalau tidak akhir bulan ini, awal Pebruari mendatang," katanya.
Di sisi lain mengenai ada beberapa harga barang kebutuhan pokok yang tinggi, Rizal menjelaskan Bulog ikut berpartisipasi bersama pemerintah daerah setempat dengan menggelar pasar murah.
"Pasar murah digelar untuk menekan harga misalnya harga cabai yakni kini mulai cenderung menurun. Harga cabai di Solo sebelumnya mencapai Rp100 ribu per kg, tetapi kini turun sekitar Rp70 ribu per kg hingga Rp75 ribu per kg," katanya.
http://www.netralnews.com/news/nasional/read/50354/bulog.surakarta.targetkan.pengadaan.pangan.105.ribu.ton
SOLO,NETRALNEWS.COM-Perum Bulog Subdivre III Wilayah Surakarta, Jawa Tengah, menargetkan pengadaan pangan tahun 2017 di wilayahnya mencapai 105.000 ton setara beras.
"Kami ditargetkan dapat menyerap gabah hasil panen petani di wilayah Surakarta mencapai 105 ribu ton setara beras atau meningkat 5.000 ton dibandingkan pada 2016," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Rizal Mulyawan, Selasa (21/1/2017).
Rizal Mulyawan mengatakan pengadaan pangan sebanyak tersebut hingga waktu akhir Desember mendatang. "Kami sangat optimistis target itu dapat tercapai hingga akhir 2017, karena realisasi pengadaan pangan 2016 mampu mencapai 106.800 ton setara beras," katanya.
Jumlah pengadaan pangan tahun sebelumnya, kata Rizal, melebihi yang ditargetkan yakni 100.000 ton setara beras atau mencapai 106,8 persen. Bulog Surakarta telah siap melakukan pengadaan dengan penyerap hasil panen petani setempat pada Januari ini dengan menggunakan harga pembelian pemerintah (HPP) sebelumnya atau sesuai Instruksi Presiden (Impres) No.5 2015.
"Dalam pengadaan pangan tetap menggunakan HPP sebelumnya yakni untuk beras kadar air maksimal 14 persen dengan harga Rp7.300 per kilogram (kg) dan gabah kering panen (GKP)-gabah kering giling (GKG) antara Rp3.700 per kg hingga Rp4.659 per kg," katanya.
Stok beras Perum Bulog Subdivre III Wilayah Surakarta hingga sekarang masih aman yakni 44.300 ton setara beras. Jumlah itu, mampu untuk ketahanan pangan di wilayah setempat selama enam hingga tujuh bulan ke depan.
Soal pelayanan pendistribusian beras untuk warga miskin (raskin), Rizal Mulyawan mengatakan Bulog telah siap melakukan pendistribusian beras bersubsidi tersebut kepada masyarakat. Namun, Bulog masih menunggu surat perintah dari pusat dalam penyaluran pangan ke masyarakat.
"Raskin segera didistribusikan dan kemungkinan kalau tidak akhir bulan ini, awal Pebruari mendatang," katanya.
Di sisi lain mengenai ada beberapa harga barang kebutuhan pokok yang tinggi, Rizal menjelaskan Bulog ikut berpartisipasi bersama pemerintah daerah setempat dengan menggelar pasar murah.
"Pasar murah digelar untuk menekan harga misalnya harga cabai yakni kini mulai cenderung menurun. Harga cabai di Solo sebelumnya mencapai Rp100 ribu per kg, tetapi kini turun sekitar Rp70 ribu per kg hingga Rp75 ribu per kg," katanya.
http://www.netralnews.com/news/nasional/read/50354/bulog.surakarta.targetkan.pengadaan.pangan.105.ribu.ton
Jumat, 20 Januari 2017
Bulog Dukung Gerakan Tanam Cabai
Jumat, 20 Januari 2017
PURWOKERTO – Bulog Subdivisi Regional Banyumas, turut mendukung gerakan tanam cabai di masyarakat untuk mengendalikan laju harga cabai rawit merah di pasar tradisional. Dukungan tersebut dengan menjual tanaman cabai kepada warga. Untuk tahap awal, disiapkan 400 tanaman cabai.
Satu tanaman dihargai Rp 13.500 dan dijual langsung kepada masyarakat. ”Penjualan tanaman cabai untuk mendukung gerakan penanaman cabai di Banyumas, sehingga setiap rumah tangga dapat memiliki tanaman cabai yang ditanam di lahan pekarangannya sendiri,” kata Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Usaha Bulog Sub-Divre Banyumas, M Priyono, kemarin.
Ia menambahkan, tanaman cabai yang dijual ke masyarakat adalah tanaman yang sudah berbuah, sehingga warga tidak perlu menunggu lama memanen cabai milik sendiri. ”Tadinya tanaman ini untuk kalangan sendiri tapi kok malah banyak yang minta, sehingga kami jual ke masyarakat. Dalam sehari sudah terjual sekitar 50 tanaman,” kata dia.
Pesanan
Respons positif tidak hanya datang dari masyarakat Banyumas saja, melainkan dari kabupaten tentangga. Bahkan, Bulog Banyumas mendapat pesanan dari Tim Penggerak PKK di Purbalingga sebanyak 100 tanaman.
Selain menjual tanaman cabai, Bulog Banyumas berencana menanam cabai di kompleks gudang beras milik bulog, masing-masing sepuluh tanaman. Apalagi tanaman cabai tidak memerlukan lahan luas karena dapat ditanam di pot. Seperti diberitakan, Pemerintah Kabupaten Banyumas akan membuat program gerakan menanam cabai di masyarakat.
Penanaman cabai untuk pengendalian harga melalui peningkatan ketersediaan pasokan dan mengurangi permintaan cabai segar di pasar. ”Semua masyarakat nanti akan diwajibkan menanam cabai dengan memanfaatkan pekarangan mereka.
Sebenarnya, tahun kemarin sudah membuat surat edaran tapi tahun ini sesuai dengan arahan menteri, semuanya wajib,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, Tjuntjun Sunarti Rochidi. Menurut dia, pihaknya akan membuat surat edaran untuk seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), termasuk pemerintah kecamatan dan kelurahan/ desa untuk program gerakan menanam cabai.
”Program ini untuk mengantisipasi lonjakan harga cabai yang saat ini sudah di atas Rp 100 ribu per kilogram. Tapi tidak berarti nanti kalau harga cabai turun kegiatan ini berhenti. Diharapkan, program ini terus berjalan, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sendiri,” katanya. (H60-87)
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/bulog-dukung-gerakan-tanam-cabai/
PURWOKERTO – Bulog Subdivisi Regional Banyumas, turut mendukung gerakan tanam cabai di masyarakat untuk mengendalikan laju harga cabai rawit merah di pasar tradisional. Dukungan tersebut dengan menjual tanaman cabai kepada warga. Untuk tahap awal, disiapkan 400 tanaman cabai.
Satu tanaman dihargai Rp 13.500 dan dijual langsung kepada masyarakat. ”Penjualan tanaman cabai untuk mendukung gerakan penanaman cabai di Banyumas, sehingga setiap rumah tangga dapat memiliki tanaman cabai yang ditanam di lahan pekarangannya sendiri,” kata Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Usaha Bulog Sub-Divre Banyumas, M Priyono, kemarin.
Ia menambahkan, tanaman cabai yang dijual ke masyarakat adalah tanaman yang sudah berbuah, sehingga warga tidak perlu menunggu lama memanen cabai milik sendiri. ”Tadinya tanaman ini untuk kalangan sendiri tapi kok malah banyak yang minta, sehingga kami jual ke masyarakat. Dalam sehari sudah terjual sekitar 50 tanaman,” kata dia.
Pesanan
Respons positif tidak hanya datang dari masyarakat Banyumas saja, melainkan dari kabupaten tentangga. Bahkan, Bulog Banyumas mendapat pesanan dari Tim Penggerak PKK di Purbalingga sebanyak 100 tanaman.
Selain menjual tanaman cabai, Bulog Banyumas berencana menanam cabai di kompleks gudang beras milik bulog, masing-masing sepuluh tanaman. Apalagi tanaman cabai tidak memerlukan lahan luas karena dapat ditanam di pot. Seperti diberitakan, Pemerintah Kabupaten Banyumas akan membuat program gerakan menanam cabai di masyarakat.
Penanaman cabai untuk pengendalian harga melalui peningkatan ketersediaan pasokan dan mengurangi permintaan cabai segar di pasar. ”Semua masyarakat nanti akan diwajibkan menanam cabai dengan memanfaatkan pekarangan mereka.
Sebenarnya, tahun kemarin sudah membuat surat edaran tapi tahun ini sesuai dengan arahan menteri, semuanya wajib,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, Tjuntjun Sunarti Rochidi. Menurut dia, pihaknya akan membuat surat edaran untuk seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), termasuk pemerintah kecamatan dan kelurahan/ desa untuk program gerakan menanam cabai.
”Program ini untuk mengantisipasi lonjakan harga cabai yang saat ini sudah di atas Rp 100 ribu per kilogram. Tapi tidak berarti nanti kalau harga cabai turun kegiatan ini berhenti. Diharapkan, program ini terus berjalan, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sendiri,” katanya. (H60-87)
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/bulog-dukung-gerakan-tanam-cabai/
Stabilkan Harga Pangan, Bulog Resmikan RPK
Kamis, 19 Januari 2017
PERESMIAN RPK – Peresmian Rumah Pangan Kita oleh Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Imam Subowo bersama Kadivre Bulog Sultra La Ode Amijaya Kamaluddin saat pengguntingan pita di Kantor Bulog Sultra, Jalan Abdullah Silondae Kendari, Kamis (19/1/2017). RPK ini dikembangkan untuk dapat menstabilkan harga bahan pangan di masyarakat. (Sitti Nurmalasari/ ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, KENDARI – Guna menstabilkan harga pangan beberapa komoditi seperti beras dan gula, Bulog mengembangkan Rumah Pangan Kita (RPK). Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri (PBI) Perum Bulog Imam Subowo saat meresmikan RPK dalam kegiatan Launching dan Sosialisasi Distribusi Center Rumah Pangan Kita Bulog Sultra, Kamis (19/1/2017) mengatakan, sejalan dengan tugas utama Bulog untuk menstabilkan harga pangan pokok khususnya dari produsen (petani) sampai dengan konsumen (masyarakat).
Menurut dia, RPK inilah yang nantinya akan menjadi jembatan agar bahan pokok menjadi stabil. Artinya, Bulog menjadi lebih dekat dengan masyarakat, sehingga memudahkan dalam mencari bahan pangan yang murah dengan kualitas yang terjaga.
“Artinya sehat layak konsumsi, apalagi yang akan kita jual nanti di tempatnya sahabat RPK itu tidak hanya beras medium, tetapi dengan beberapa varian seperti beras super kepala, premium, begitupula dengan gula,” jelas Imam usai peresmian RPK di Kantor Bulog Sultra Jalan Abdullah Silondae, Kamis sore.
Selanjutnya, komoditi tersebut akan dibranding dengan nama “beras kita” dan “gula manis kita”.
Saat ini Sultra telah terbentuk RPK sebanyak 197 yang aktif, dan di Kota Kendari ada 70 RPK. Dia menargetkan, setiap desa memiliki satu RPK.
Dia menyebutkan pengelola RPK adalah masyarakat yang dibina oleh Bulog. Binaan ini maksudnya barang komoditi Bulog yang menyediakan, selanjutnya Bulog yang akan mengantarkan barang tersebut kepada masyarakat yang telah menjadi sahabat RPK.
“Tentu yang namanya dagang atau jual beli itu harus untung, jadi nanti RPK ini beli barang dari Bulog dengan harga tertentu. Nanti dijual dengan harga sekian, tetap ada untung,” jelas dia.
Bulog akan mengontrol harga, khususnya beras medium dan gula medium. Sehingga, dengan adanya RPK, Bulog dapat mengetahui di suatu desa memiliki ketersediaan beras dan gula atau tidak. Imam melanjutkan, ada tiga komoditas yaitu padi, jagung, dan kedelai (pajale) yang disediakan Bulog. Namun berdasarkan peraturan Presiden, menjadi 11 komoditas seperti daging, minyak goreng, gula, terigu, mentega, dan lainnya.
Sementara untuk menjadi sahabat RPK sangat mudah, masyarakat baik itu pensiunan, mahasiswa, ibu rumah tangga, wartawan, hanya perlu datang ke kantor Bulog dan mengisi formulir yang disediakan. Dan yang lebih penting kata dia, memiliki titik (rumah atau garasi) untuk dijadikan RPK.
Selain itu, untuk sistem pembayaran secara cash and carry, masyarakat menyediakan uang untuk membeli ke Bulog lalu barang akan diantarkan. Terlebih lagi, kata dia, Bulog telah menandatangani momerandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan bank seperti BNI dan BRI. Jadi masyarakat juga akan menjadi agen bank dan mendapatkan income (pendapatan) yang menarik.
Imam yakin dengan terus mengembangkan RPK akan dapat menstabilkan harga pangan. “Saat ini, mungkin RPK belum menstabilkan, tapi kalau sudah ngalir pasti iya,” tutupnya. (B)
ZONASULTRA.COM, KENDARI – Guna menstabilkan harga pangan beberapa komoditi seperti beras dan gula, Bulog mengembangkan Rumah Pangan Kita (RPK). Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri (PBI) Perum Bulog Imam Subowo saat meresmikan RPK dalam kegiatan Launching dan Sosialisasi Distribusi Center Rumah Pangan Kita Bulog Sultra, Kamis (19/1/2017) mengatakan, sejalan dengan tugas utama Bulog untuk menstabilkan harga pangan pokok khususnya dari produsen (petani) sampai dengan konsumen (masyarakat).
Menurut dia, RPK inilah yang nantinya akan menjadi jembatan agar bahan pokok menjadi stabil. Artinya, Bulog menjadi lebih dekat dengan masyarakat, sehingga memudahkan dalam mencari bahan pangan yang murah dengan kualitas yang terjaga.
“Artinya sehat layak konsumsi, apalagi yang akan kita jual nanti di tempatnya sahabat RPK itu tidak hanya beras medium, tetapi dengan beberapa varian seperti beras super kepala, premium, begitupula dengan gula,” jelas Imam usai peresmian RPK di Kantor Bulog Sultra Jalan Abdullah Silondae, Kamis sore.
Selanjutnya, komoditi tersebut akan dibranding dengan nama “beras kita” dan “gula manis kita”.
Saat ini Sultra telah terbentuk RPK sebanyak 197 yang aktif, dan di Kota Kendari ada 70 RPK. Dia menargetkan, setiap desa memiliki satu RPK.
Dia menyebutkan pengelola RPK adalah masyarakat yang dibina oleh Bulog. Binaan ini maksudnya barang komoditi Bulog yang menyediakan, selanjutnya Bulog yang akan mengantarkan barang tersebut kepada masyarakat yang telah menjadi sahabat RPK.
“Tentu yang namanya dagang atau jual beli itu harus untung, jadi nanti RPK ini beli barang dari Bulog dengan harga tertentu. Nanti dijual dengan harga sekian, tetap ada untung,” jelas dia.
Bulog akan mengontrol harga, khususnya beras medium dan gula medium. Sehingga, dengan adanya RPK, Bulog dapat mengetahui di suatu desa memiliki ketersediaan beras dan gula atau tidak. Imam melanjutkan, ada tiga komoditas yaitu padi, jagung, dan kedelai (pajale) yang disediakan Bulog. Namun berdasarkan peraturan Presiden, menjadi 11 komoditas seperti daging, minyak goreng, gula, terigu, mentega, dan lainnya.
Sementara untuk menjadi sahabat RPK sangat mudah, masyarakat baik itu pensiunan, mahasiswa, ibu rumah tangga, wartawan, hanya perlu datang ke kantor Bulog dan mengisi formulir yang disediakan. Dan yang lebih penting kata dia, memiliki titik (rumah atau garasi) untuk dijadikan RPK.
Selain itu, untuk sistem pembayaran secara cash and carry, masyarakat menyediakan uang untuk membeli ke Bulog lalu barang akan diantarkan. Terlebih lagi, kata dia, Bulog telah menandatangani momerandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan bank seperti BNI dan BRI. Jadi masyarakat juga akan menjadi agen bank dan mendapatkan income (pendapatan) yang menarik.
Imam yakin dengan terus mengembangkan RPK akan dapat menstabilkan harga pangan. “Saat ini, mungkin RPK belum menstabilkan, tapi kalau sudah ngalir pasti iya,” tutupnya. (B)
Bulog Genjot Penyerapan Hasil Panen Petani
Kamis, 19 Januari 2017
INDRAMAYU – Bulog Indramayu menambah mitra kerja untuk meningkatkan penyerapan beras tahun ini.
Jumlah mitra kerja Bulog kini menjadi 49 mitra dari sebelumnya yang hanya 25 mitra. Kepa Sub Divre Bulog Indramayu Asep Buhori mengatakan, penambahan mitra kerja Bulog ini dalam rangka mempercepat penyerapan hasil panen petani. “Targetnya, pengadaan beras bisa lebih cepat tercapai dan proses penyerapan juga menjadi lebih efektif,” terang Asep, kemarin. Pada 2016 lalu, lanjut Asep, target pengadaan beras atau prognosa Bulog Sub Divre Indramayu melampaui target.
Bahkan, Bulog Sub Divre Indramayu mampu mendistribusikan beras ke berbagai daerah di Indonesia. Asep mengungkapkan, target prognosa yang ditetapkan untuk Bulog Indramayu 2016 lalu mencapai 93.000 ton setara beras. Sementara realisasinya mencapai 96.000 ton setara beras. “Sudah tercapai 106% dari target atau melampaui target,” ujarnya. Sub Divre Bulog Indramayu pun telah melakukan move nasional (movnas) maupun move regional (movreg).
Untuk movnas dilakukan ke Kalimantan Selatan, Aceh, Sumatera Utara, dan DKI Jakarta. Sedangkan movreg, dilakukan ke Cianjur, Bandung, dan Ciamis. “Untuk movnas dan movreg, kami kirimkan 29.750 ton beras,” sebutnya. Sementara itu, Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu Sutatang mengatakan, pencapaian target penyerapan beras oleh Bulog Indramayu tak lepas dari meningkatnya produksi padi. Dia menyebutkan, produksi panen gadu I di Kabupaten Indramayu rata-rata mencapai 6,7 ton per hectare.
Sedangkan luas tanam gadu I sekitar 105.000 hektare dan masih bertambah dengan adanya petani yang melakukan tanam gadu II. “Ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya produksi padi, di antaranya fenomena la nina di musim kemarau yang membuat ketersediaan air di lahan pertanian tercukupi,” terang Sutatang.
Tomi indra
http://www.koran-sindo.com/news.php?r=5&n=131&date=2017-01-19
INDRAMAYU – Bulog Indramayu menambah mitra kerja untuk meningkatkan penyerapan beras tahun ini.
Jumlah mitra kerja Bulog kini menjadi 49 mitra dari sebelumnya yang hanya 25 mitra. Kepa Sub Divre Bulog Indramayu Asep Buhori mengatakan, penambahan mitra kerja Bulog ini dalam rangka mempercepat penyerapan hasil panen petani. “Targetnya, pengadaan beras bisa lebih cepat tercapai dan proses penyerapan juga menjadi lebih efektif,” terang Asep, kemarin. Pada 2016 lalu, lanjut Asep, target pengadaan beras atau prognosa Bulog Sub Divre Indramayu melampaui target.
Bahkan, Bulog Sub Divre Indramayu mampu mendistribusikan beras ke berbagai daerah di Indonesia. Asep mengungkapkan, target prognosa yang ditetapkan untuk Bulog Indramayu 2016 lalu mencapai 93.000 ton setara beras. Sementara realisasinya mencapai 96.000 ton setara beras. “Sudah tercapai 106% dari target atau melampaui target,” ujarnya. Sub Divre Bulog Indramayu pun telah melakukan move nasional (movnas) maupun move regional (movreg).
Untuk movnas dilakukan ke Kalimantan Selatan, Aceh, Sumatera Utara, dan DKI Jakarta. Sedangkan movreg, dilakukan ke Cianjur, Bandung, dan Ciamis. “Untuk movnas dan movreg, kami kirimkan 29.750 ton beras,” sebutnya. Sementara itu, Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu Sutatang mengatakan, pencapaian target penyerapan beras oleh Bulog Indramayu tak lepas dari meningkatnya produksi padi. Dia menyebutkan, produksi panen gadu I di Kabupaten Indramayu rata-rata mencapai 6,7 ton per hectare.
Sedangkan luas tanam gadu I sekitar 105.000 hektare dan masih bertambah dengan adanya petani yang melakukan tanam gadu II. “Ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya produksi padi, di antaranya fenomena la nina di musim kemarau yang membuat ketersediaan air di lahan pertanian tercukupi,” terang Sutatang.
Tomi indra
http://www.koran-sindo.com/news.php?r=5&n=131&date=2017-01-19
Target Bulog penyerapan
Kamis, 19 Januari 2017
JAKARTA. Perum Bulog menetapkan target penyerapan beras dan gabah tahun 2017 mencapai 3,7 juta ton. Target penyerapan tahun ini lebih rendah dari target penyerapan tahun 2016 yang mencapai 3,9 juta ton.
Pasalnya realisasi penyerapan gabah dan beras Bulog sepanjang tahun 2016 hanya 2,97 juta ton. Hal itu disebabkan harga beras di tingkat petani yang sudah meningkat di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sehingga Bulog tidak perlu melakukan penyerapan kecuali untuk kebutuhan stok saja.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, dari target penyerapan tahun ini sebesar 3,7 juta ton, Bulog menargetkan penyerapan beras public service obligation (PSO) sebesar 3,2 juta ton beras komersil 500 ton. Ia bilang, target penyerapan beras dan gabah Bulog tahun ini dibuat berdasarkan realisasi penyerapan tahun 2016 yang jauh dari target. Kendati demikian, penyerapan tahun 2016 jauh di atas realisasi penyerapan tahun 2015 sebesar 2,4 juta ton.
"Kami optimistis target penyerapan ini dapat tercapai kalau kondisi cauaca bagus dan normal," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (19/1).
Ia menjelaskan kendala utama yang dialami Bulog untuk mencapai target penyerapan tahun lalu adalah harga beras di lapangan sudah tinggi atau di atas HPP yakni Rp 7.300 per kilogram (kg). Bila Bulog memaksakan terus menyerap, maka akan terjadi lonjakan harga dan hal ini berpotensi membuat inflasi lebih tinggi.
Namun kalau melihat laporan Kementerian Pertanian (Kemtan) tahun lalu yang prodksi mencapai 79 juta ton gabah kering giling (GKG), maka target penyerapan tahun ini dapat tercapai.
Sejumlah upaya juga dilakukan Bulog untuk mencapai target tersebut. Pertama, optimalisasi program on farm Perum Bulog melalui kerja sama dengan Gabungan kelompoktani (gapoktan) maupun sinergi dengan BUMN lain seperti PT Pertani Persero yang memiliki mesin giling padi dan pengering serta gudang.
Kedua, Bulog mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras dengan rentang kualitas dan harga tertenttu yang memungkinkan Bulog bisa mencapai jumlah serapan yang lebihb esar dengan memperkuat unit-unit pengolahan di daerah.
Ketiga, Bulog juga melakukan pengembangan infrastruktur. Keempat, meningkatkan pasar beras selain PSO antara lain dengan pengembangan jaringan rumah pangan kita (RPK), lumpung pangan desa atau BUMdes yang digagas Kementerian Desa.
Selain itu, Bulog juga akan mempersiapkan stok pangan untuk program rakyat miskin (raskin) dimana pada tahun ini di bagi dua. Pertama lewat program raskin dan kedua lewat penggunaan evo-cer atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dimana setiap masyakat memiliki uang non tunai sebesar Rp 110.000 per bulan untuk pembelian beras.
Meskipun program ini ada, namun Tri menilai tidak berdampak signifikan pada penyerapan Bulog karena volume beras yang disiapkan sama dengan tahun lalu yakni 15,7 juta ton. Khusus untuk raskin sebesar 14,2 juta ton dan untuk pasar e vocer sebesar 1,6 juta ton.
JAKARTA. Perum Bulog menetapkan target penyerapan beras dan gabah tahun 2017 mencapai 3,7 juta ton. Target penyerapan tahun ini lebih rendah dari target penyerapan tahun 2016 yang mencapai 3,9 juta ton.
Pasalnya realisasi penyerapan gabah dan beras Bulog sepanjang tahun 2016 hanya 2,97 juta ton. Hal itu disebabkan harga beras di tingkat petani yang sudah meningkat di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sehingga Bulog tidak perlu melakukan penyerapan kecuali untuk kebutuhan stok saja.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, dari target penyerapan tahun ini sebesar 3,7 juta ton, Bulog menargetkan penyerapan beras public service obligation (PSO) sebesar 3,2 juta ton beras komersil 500 ton. Ia bilang, target penyerapan beras dan gabah Bulog tahun ini dibuat berdasarkan realisasi penyerapan tahun 2016 yang jauh dari target. Kendati demikian, penyerapan tahun 2016 jauh di atas realisasi penyerapan tahun 2015 sebesar 2,4 juta ton.
"Kami optimistis target penyerapan ini dapat tercapai kalau kondisi cauaca bagus dan normal," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (19/1).
Ia menjelaskan kendala utama yang dialami Bulog untuk mencapai target penyerapan tahun lalu adalah harga beras di lapangan sudah tinggi atau di atas HPP yakni Rp 7.300 per kilogram (kg). Bila Bulog memaksakan terus menyerap, maka akan terjadi lonjakan harga dan hal ini berpotensi membuat inflasi lebih tinggi.
Namun kalau melihat laporan Kementerian Pertanian (Kemtan) tahun lalu yang prodksi mencapai 79 juta ton gabah kering giling (GKG), maka target penyerapan tahun ini dapat tercapai.
Sejumlah upaya juga dilakukan Bulog untuk mencapai target tersebut. Pertama, optimalisasi program on farm Perum Bulog melalui kerja sama dengan Gabungan kelompoktani (gapoktan) maupun sinergi dengan BUMN lain seperti PT Pertani Persero yang memiliki mesin giling padi dan pengering serta gudang.
Kedua, Bulog mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras dengan rentang kualitas dan harga tertenttu yang memungkinkan Bulog bisa mencapai jumlah serapan yang lebihb esar dengan memperkuat unit-unit pengolahan di daerah.
Ketiga, Bulog juga melakukan pengembangan infrastruktur. Keempat, meningkatkan pasar beras selain PSO antara lain dengan pengembangan jaringan rumah pangan kita (RPK), lumpung pangan desa atau BUMdes yang digagas Kementerian Desa.
Selain itu, Bulog juga akan mempersiapkan stok pangan untuk program rakyat miskin (raskin) dimana pada tahun ini di bagi dua. Pertama lewat program raskin dan kedua lewat penggunaan evo-cer atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dimana setiap masyakat memiliki uang non tunai sebesar Rp 110.000 per bulan untuk pembelian beras.
Meskipun program ini ada, namun Tri menilai tidak berdampak signifikan pada penyerapan Bulog karena volume beras yang disiapkan sama dengan tahun lalu yakni 15,7 juta ton. Khusus untuk raskin sebesar 14,2 juta ton dan untuk pasar e vocer sebesar 1,6 juta ton.
Selasa, 17 Januari 2017
Jangan tunda lagi pembentukan Badan Otoritas Pangan
Senin , 16 Januari 2017
Hampir selalu saja begitu. Ketika ada krisis kenaikan harga pangan atau komoditas pertanian, ada saja pejabat yang meminta masyarakat untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Ketika harga cabai naik, ada menteri yang mendorong masyarakat untuk menanam sendiri cabai. Ketika harga bawang naik, ada juga menteri yang mengajak masyarakat untuk menanam sendiri bawah.
Pernyataan-pernyataan sejenis itu terdengar naif. Bahkan membangun gambar bahwa pengelola pemerintahan seperti kehabisan akal untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh warga negara. Oleh karena itu kita bisa memahami jika ada warga masyarakat yang menanggapi pernyataan-pernyataan tersebut dengan sinis.
Dahulu, sebelum era reformasi, masyarakat bisa berharap kepada Bulog (Badan Urusan Logistik) untuk mengambil peran dalam menormalkan harga-harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya. Sekarang, dalam posisinya yang baru, kita tidak bisa berharap banyak kepada Bulog.
Dalam posisinya sebagai BUMN saat ini, Bulog saat ini tidak mempunyai kewenangan yang cukup untuk menangani tata kelola pangan di negeri kita. Untuk tugas mengendalikan pangan, Bulog hanya punya kewenangan mengurus beras, gula, dan terigu saja. Lagi pula, Bulog saat ini bukanlah regulator.
Intervensi IMF (International Monetary Fund - Dana Moineter Internasional) pada awal masa reformasi lah yang mengamputasi peran-peran dan kewenangan yang sebelumnya dimiliki oleh Bulog. Anti klimaksnya adalah ketika Bulog berubah menjadi Perum (Perusahaan Umum) lewat PP (Peraturan Pemerintah) nomor 7 tahun 2003.
Dengan posisi sebagai Perum, usaha Bulog bersifat menyediakan pelayanan yang memberikan manfaat kepada khalayak namun sekaligus memupuk keuntungan seperti lazimnya sebuah perusahaan. Para pengkritik menyebutkan, dengan posisinya itu, Bulog cenderung diarahkan menjadi mesin ekonomi yang melulu berorientasi untuk mengejar keuntungan.
Itu pun tidak benar-benar mampu dilakukan oleh Bulog karena ada peraturan tentang Harga Pokok Pemerintah. Ketentuan itu acap kali membuat Bulog sulit mendapatkan keuntungan.
Dengan kedudukannya sebagai Perum, kita memang tidak bisa berharap banyak kepada Bulog dalam urusan penyelenggaraan pangan di negeri kita. Butuh kewenangan yang lebih luas untuk menangani penyelenggaraan pangan.
Undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan menyebutkan bahwa penyelenggaraan pangan di negeri kita berdasarkan kepada tiga hal. Pertama, kedaulatan pangan. Kedua, kemandirian pangan. Ketiga, ketahanan pangan.
Untuk mewujudkan ketiga hal tersebut, UU nomor 18 tahun 2012 itu mengamanatkan pembentukan suatu lembaga pemerintah yang langsung berada di bawah Presiden. Lembaga itu menjalankan tugas pemerintahan di bidang pangan.
Lembaga yang diatur dengan Peraturan Presiden itu, seperti disebut dalam Pasal 128 UU nomor 18 tahun 2012 itu, bisa "mengusulkan kepada Presiden untuk memberikan penugasan khusus kepada badan usaha milik negara di bidang Pangan untuk melaksanakan produksi, pengadaan, penyimpanan, dan/atau distribusi Pangan Pokok dan Pangan lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah."
Pada akhir tahun 2015 sejumlah pihak menyebut-nyebut nama Badan Otoritas Pangan sebagai perwujudan dari lembaga yang dimaksud oleh undang-undang tersebut. Wajar jika isu tentang Badan Otoritas Pangan itu muncul di akhir 2015 sebab undang-undang tentang pangan itu mengamanatkan selambatnya 3 tahun setelah diundangkan, lembaga tersebut harus terbentuk. Dan itu jatuh pada bulan November 2015.
Namun sampai awal tahun ini, lembaga yang diamanatkan oleh undang-undang tersebut belum terwujud. Pemerintah seharusnya lebih serius untuk mewujudkan lembaga tersebut.
Wacana untuk menjadikan Bulog sebagai Badan Otoritas Pangan sudah sepatutnya dikaji lebih cepat dan sungguh-sungguh. Bagaimana pun Bulog mempunyai pengalaman, sumber daya manusia, infrastruktur, dan jaringan yang memadai.
Bersamaan dengan itu perlu dipertimbangkan untuk meleburkan juga lembaga-lembaga yang selama ini berkecimpung dalam menangani pangan -seperti Badan Ketahanan Pangan, misal- ke dalam Badan Otoritas Pangan tersebut.
Pemerintah jangan terlalu lama menunda-nundanya. Kita membutuhkan lembaga yang mengatur tata kelola pangan, yang bisa lebih efektif dalam menciptakan stabilisasi harga dan mampu mempercepat swasembada.
Sangatlah penting bagi kita saat ini untuk menunjukkan dan mempraktikan politik pangan yang lebih jelas memihak kepada rakyat, yang tidak akan menyerahkan produk-produk pangan yang vital dan strategis kepada mekanisme pasar.
Lewat politik itulah pemerintah bisa memperlihatkan bahwa negara hadir dalam urusan yang vital dan strategis demi kemaslahatan rakyat banyak.
https://beritagar.id/artikel/editorial/jangan-tunda-lagi-pembentukan-badan-otoritas-pangan
Hampir selalu saja begitu. Ketika ada krisis kenaikan harga pangan atau komoditas pertanian, ada saja pejabat yang meminta masyarakat untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Ketika harga cabai naik, ada menteri yang mendorong masyarakat untuk menanam sendiri cabai. Ketika harga bawang naik, ada juga menteri yang mengajak masyarakat untuk menanam sendiri bawah.
Pernyataan-pernyataan sejenis itu terdengar naif. Bahkan membangun gambar bahwa pengelola pemerintahan seperti kehabisan akal untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh warga negara. Oleh karena itu kita bisa memahami jika ada warga masyarakat yang menanggapi pernyataan-pernyataan tersebut dengan sinis.
Dahulu, sebelum era reformasi, masyarakat bisa berharap kepada Bulog (Badan Urusan Logistik) untuk mengambil peran dalam menormalkan harga-harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya. Sekarang, dalam posisinya yang baru, kita tidak bisa berharap banyak kepada Bulog.
Dalam posisinya sebagai BUMN saat ini, Bulog saat ini tidak mempunyai kewenangan yang cukup untuk menangani tata kelola pangan di negeri kita. Untuk tugas mengendalikan pangan, Bulog hanya punya kewenangan mengurus beras, gula, dan terigu saja. Lagi pula, Bulog saat ini bukanlah regulator.
Intervensi IMF (International Monetary Fund - Dana Moineter Internasional) pada awal masa reformasi lah yang mengamputasi peran-peran dan kewenangan yang sebelumnya dimiliki oleh Bulog. Anti klimaksnya adalah ketika Bulog berubah menjadi Perum (Perusahaan Umum) lewat PP (Peraturan Pemerintah) nomor 7 tahun 2003.
Dengan posisi sebagai Perum, usaha Bulog bersifat menyediakan pelayanan yang memberikan manfaat kepada khalayak namun sekaligus memupuk keuntungan seperti lazimnya sebuah perusahaan. Para pengkritik menyebutkan, dengan posisinya itu, Bulog cenderung diarahkan menjadi mesin ekonomi yang melulu berorientasi untuk mengejar keuntungan.
Itu pun tidak benar-benar mampu dilakukan oleh Bulog karena ada peraturan tentang Harga Pokok Pemerintah. Ketentuan itu acap kali membuat Bulog sulit mendapatkan keuntungan.
Dengan kedudukannya sebagai Perum, kita memang tidak bisa berharap banyak kepada Bulog dalam urusan penyelenggaraan pangan di negeri kita. Butuh kewenangan yang lebih luas untuk menangani penyelenggaraan pangan.
Undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan menyebutkan bahwa penyelenggaraan pangan di negeri kita berdasarkan kepada tiga hal. Pertama, kedaulatan pangan. Kedua, kemandirian pangan. Ketiga, ketahanan pangan.
Untuk mewujudkan ketiga hal tersebut, UU nomor 18 tahun 2012 itu mengamanatkan pembentukan suatu lembaga pemerintah yang langsung berada di bawah Presiden. Lembaga itu menjalankan tugas pemerintahan di bidang pangan.
Lembaga yang diatur dengan Peraturan Presiden itu, seperti disebut dalam Pasal 128 UU nomor 18 tahun 2012 itu, bisa "mengusulkan kepada Presiden untuk memberikan penugasan khusus kepada badan usaha milik negara di bidang Pangan untuk melaksanakan produksi, pengadaan, penyimpanan, dan/atau distribusi Pangan Pokok dan Pangan lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah."
Pada akhir tahun 2015 sejumlah pihak menyebut-nyebut nama Badan Otoritas Pangan sebagai perwujudan dari lembaga yang dimaksud oleh undang-undang tersebut. Wajar jika isu tentang Badan Otoritas Pangan itu muncul di akhir 2015 sebab undang-undang tentang pangan itu mengamanatkan selambatnya 3 tahun setelah diundangkan, lembaga tersebut harus terbentuk. Dan itu jatuh pada bulan November 2015.
Namun sampai awal tahun ini, lembaga yang diamanatkan oleh undang-undang tersebut belum terwujud. Pemerintah seharusnya lebih serius untuk mewujudkan lembaga tersebut.
Wacana untuk menjadikan Bulog sebagai Badan Otoritas Pangan sudah sepatutnya dikaji lebih cepat dan sungguh-sungguh. Bagaimana pun Bulog mempunyai pengalaman, sumber daya manusia, infrastruktur, dan jaringan yang memadai.
Bersamaan dengan itu perlu dipertimbangkan untuk meleburkan juga lembaga-lembaga yang selama ini berkecimpung dalam menangani pangan -seperti Badan Ketahanan Pangan, misal- ke dalam Badan Otoritas Pangan tersebut.
Pemerintah jangan terlalu lama menunda-nundanya. Kita membutuhkan lembaga yang mengatur tata kelola pangan, yang bisa lebih efektif dalam menciptakan stabilisasi harga dan mampu mempercepat swasembada.
Sangatlah penting bagi kita saat ini untuk menunjukkan dan mempraktikan politik pangan yang lebih jelas memihak kepada rakyat, yang tidak akan menyerahkan produk-produk pangan yang vital dan strategis kepada mekanisme pasar.
Lewat politik itulah pemerintah bisa memperlihatkan bahwa negara hadir dalam urusan yang vital dan strategis demi kemaslahatan rakyat banyak.
https://beritagar.id/artikel/editorial/jangan-tunda-lagi-pembentukan-badan-otoritas-pangan
Perum Bulog Jateng Siap Uji Coba Voucher Pangan Tahun Ini
Senin , 16 Januari 2017
Semarang, 92.6 FM-Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah pada tahun ini bakal melakukan uji coba voucher pangan sebagai, pengganti beras bagi masyarakat miskin. Perum Bulog Divre Jateng akan bekerjasama dengan perbankan dan warung yang sudah terkoneksi dengan jaringan internet, untuk menyediakan bahan pokok itu.
Kepala Perum Bulog Divre Jateng Usep Karyana mengatakan voucher pangan tidak jauh berbeda dari penyaluran beras miskin pada umumnya. Hanya saja, perbedaannya rumah tangga sasaran (RTS) akan mendapat voucher elektronik yang bisa ditukarkan dengan bahan pokok. Pemilik voucher, yakni rumah tangga sasara bisa menggunakannya untuk membeli kebutuhan pokok yang dikehendaki.
“Di dalam kartu akan terisi nominal sekira Rp110 ribu sampai Rp120 ribu. Bisa digunakan untuk membeli bahan pokok,” ujar Kepala Perum Bulog Divre Jateng Usep Karyana, Senin (16/1).
Lebih lanjut Usep menjelaskan, sebelumnya para penerima beras miskin hanya menerima beras saja. Sekarang, dengan pemberlakuan voucher itu para pemilik bisa memilih komoditas sesuai dengan kebutuhannya.
Diberitakan sebelumnya, penyaluran beras miskin akhir 2016 kemarin mencapai 100 persen. (Bud)
https://www.radioidola.com/perum-bulog-jateng-siap-uji-coba-voucher-pangan-tahun-ini/
Semarang, 92.6 FM-Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah pada tahun ini bakal melakukan uji coba voucher pangan sebagai, pengganti beras bagi masyarakat miskin. Perum Bulog Divre Jateng akan bekerjasama dengan perbankan dan warung yang sudah terkoneksi dengan jaringan internet, untuk menyediakan bahan pokok itu.
Kepala Perum Bulog Divre Jateng Usep Karyana mengatakan voucher pangan tidak jauh berbeda dari penyaluran beras miskin pada umumnya. Hanya saja, perbedaannya rumah tangga sasaran (RTS) akan mendapat voucher elektronik yang bisa ditukarkan dengan bahan pokok. Pemilik voucher, yakni rumah tangga sasara bisa menggunakannya untuk membeli kebutuhan pokok yang dikehendaki.
“Di dalam kartu akan terisi nominal sekira Rp110 ribu sampai Rp120 ribu. Bisa digunakan untuk membeli bahan pokok,” ujar Kepala Perum Bulog Divre Jateng Usep Karyana, Senin (16/1).
Lebih lanjut Usep menjelaskan, sebelumnya para penerima beras miskin hanya menerima beras saja. Sekarang, dengan pemberlakuan voucher itu para pemilik bisa memilih komoditas sesuai dengan kebutuhannya.
Diberitakan sebelumnya, penyaluran beras miskin akhir 2016 kemarin mencapai 100 persen. (Bud)
https://www.radioidola.com/perum-bulog-jateng-siap-uji-coba-voucher-pangan-tahun-ini/
Senin, 16 Januari 2017
Liputan di Gudang Bulog, Wartawan Dikrubuti Gurem
Sabtu, 14 Januari 2017
BANTENTIMES, BANYUWANGI – Peristiwa lucu terjadi kala beberapa wartawan tengah meliput stok beras di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Wonosobo, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (14/1/2017).
Beberapa wartawan media cetak, online, radio hingga televisi itu dikerubuti gurem atau kutu beras setelah berada di gudang beras beberapa menit, termasuk Kepala Bulog Divisi Regional Banyuwangi, Raden Guna Dharma yang mendampingi peliputan.
Keluar dari gudang, para pencari berita itu langsung saling bantu mengusir gurem-gurem yang menempel di kaus dan badan. Sambil tertawa semua sibuk membersihkan diri dari kutu beras itu.
Anehnya contoh beras yang diambil di gudang justru tidak memperlihatkan adanya kutu. Awang, sapaan Raden Guna Dharma mengatakan, masalah kutu adalah persoalan bagaimana menyimpan beras.
"Justru kalau kutu sampai tidak mau makan beras, berarti beras itu sudah dilapisi macam-macam. Jadi yang penting stok kita simpan dengan baik," kata Awang.
Sebelumnya diberitakan, dengan 5 gudang di Ketapang 1, Ketapang 2, Wonosobo, Lemahbang dan Genteng, Bulog Divisi Regional Banyuwangi sekarang menyimpan 32 ribu ton stok beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga April 2018 mendatang.
Beras berkualitas medium sesuai Intruksi Presiden (Inpres) no 5 tahun 2015 dimana maksimal mengandung butir patah 20 persen, menir 2 persen dan kadar air 14 persen. Beras medium ini di pasaran akan dibandrol Rp 7.500 hingga Rp 7.900 per kg menyesuaikan harga pasar.(*)
BANTENTIMES, BANYUWANGI – Peristiwa lucu terjadi kala beberapa wartawan tengah meliput stok beras di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Wonosobo, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (14/1/2017).
Beberapa wartawan media cetak, online, radio hingga televisi itu dikerubuti gurem atau kutu beras setelah berada di gudang beras beberapa menit, termasuk Kepala Bulog Divisi Regional Banyuwangi, Raden Guna Dharma yang mendampingi peliputan.
Keluar dari gudang, para pencari berita itu langsung saling bantu mengusir gurem-gurem yang menempel di kaus dan badan. Sambil tertawa semua sibuk membersihkan diri dari kutu beras itu.
Anehnya contoh beras yang diambil di gudang justru tidak memperlihatkan adanya kutu. Awang, sapaan Raden Guna Dharma mengatakan, masalah kutu adalah persoalan bagaimana menyimpan beras.
"Justru kalau kutu sampai tidak mau makan beras, berarti beras itu sudah dilapisi macam-macam. Jadi yang penting stok kita simpan dengan baik," kata Awang.
Sebelumnya diberitakan, dengan 5 gudang di Ketapang 1, Ketapang 2, Wonosobo, Lemahbang dan Genteng, Bulog Divisi Regional Banyuwangi sekarang menyimpan 32 ribu ton stok beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga April 2018 mendatang.
Beras berkualitas medium sesuai Intruksi Presiden (Inpres) no 5 tahun 2015 dimana maksimal mengandung butir patah 20 persen, menir 2 persen dan kadar air 14 persen. Beras medium ini di pasaran akan dibandrol Rp 7.500 hingga Rp 7.900 per kg menyesuaikan harga pasar.(*)
Bulog Sulteng Dekati Petani Tingkatkan Pengadaan Beras
Minggu, 15 Januari 2017
Palu, (antarasulteng.com) - Bulog Sulawesi Tengah akan mendekati petani untuk meningkatkan prognosa pengadaan beras stok nasional di daerah itu sesuai target yang ditetapkan.
"Strategi yang akan kami lakukan antara lain dengan mendatangi langsung petani," kata Kepala Perum Bulog Sulteng, Supryanto di Palu,Minggu.
Ia mengatakan cara tersebut sudah dilakukan Bulog selama ini, namun pada musim panen (MP) 2017 ini akan lebih dimaksimalkan lagi.
Ia mengatakan semua petugas Bulog di setiap daerah di Sulteng akan lebih proaktif lagi membeli beras petani dengan turun langsung di petani.
Sebelum petani memasuki masa panen, kata dia, Bulog akan sering bertemu dengan petani dan melakukan sosialisasi soal tugas dan tanggungjawab Bulog.
Bulog mendapat petugasan dari pemerintah untuk menangangi sekitar 11 komoditi pangan, satu diantaranya yang selama ini telah ditanangi adalah beras.
Sejak dahulu, Bulog sudah membeli beras dan kemudian menyalurkan kapada masyarakat yang selama ini dikenal dengan program beras subsidi (raskin/rastra).
Pada 2017 ini, kata dia, Bulog menargetkan pembelian (prognosa) beras sebanyak 35.000 ton.
Target tersebut disesuaikan dengan penyaluran dan juga tentu luas panen yang ada di Provinsi Sulteng.
Menurut dia, besaran target pengadaan itu sebenarnya tidak sulit untuk dicapai karena Sulteng setiap tahun surplus beras cukup besar.
Tetapi Bulog dalam membeli produksi petani mengacu kepada standar harga pembelian pemerintah (HPP). Sementara selama ini, harga beras di tingkat petani selalu lebih tinggi dari HPP yang ditetapkan pemerintah.
Hingga kini Bulog Sulteng membeli beras petani sesuai HPP yaitu Rp7.300/kg.
http://www.antarasulteng.com/berita/29684/bulog-sulteng-dekati-petani-tingkatkan-pengadaan-beras
Palu, (antarasulteng.com) - Bulog Sulawesi Tengah akan mendekati petani untuk meningkatkan prognosa pengadaan beras stok nasional di daerah itu sesuai target yang ditetapkan.
"Strategi yang akan kami lakukan antara lain dengan mendatangi langsung petani," kata Kepala Perum Bulog Sulteng, Supryanto di Palu,Minggu.
Ia mengatakan cara tersebut sudah dilakukan Bulog selama ini, namun pada musim panen (MP) 2017 ini akan lebih dimaksimalkan lagi.
Ia mengatakan semua petugas Bulog di setiap daerah di Sulteng akan lebih proaktif lagi membeli beras petani dengan turun langsung di petani.
Sebelum petani memasuki masa panen, kata dia, Bulog akan sering bertemu dengan petani dan melakukan sosialisasi soal tugas dan tanggungjawab Bulog.
Bulog mendapat petugasan dari pemerintah untuk menangangi sekitar 11 komoditi pangan, satu diantaranya yang selama ini telah ditanangi adalah beras.
Sejak dahulu, Bulog sudah membeli beras dan kemudian menyalurkan kapada masyarakat yang selama ini dikenal dengan program beras subsidi (raskin/rastra).
Pada 2017 ini, kata dia, Bulog menargetkan pembelian (prognosa) beras sebanyak 35.000 ton.
Target tersebut disesuaikan dengan penyaluran dan juga tentu luas panen yang ada di Provinsi Sulteng.
Menurut dia, besaran target pengadaan itu sebenarnya tidak sulit untuk dicapai karena Sulteng setiap tahun surplus beras cukup besar.
Tetapi Bulog dalam membeli produksi petani mengacu kepada standar harga pembelian pemerintah (HPP). Sementara selama ini, harga beras di tingkat petani selalu lebih tinggi dari HPP yang ditetapkan pemerintah.
Hingga kini Bulog Sulteng membeli beras petani sesuai HPP yaitu Rp7.300/kg.
http://www.antarasulteng.com/berita/29684/bulog-sulteng-dekati-petani-tingkatkan-pengadaan-beras
Sabtu, 14 Januari 2017
Bulog Jawa Timur Mulai Uji Coba E-Voucher Pangan
Jum'at, 13 Januari 2017
Pada tahap awal, voucher pangan akan didistribusikan di sembilan kota di Jawa Timur. Sedangkan untuk 29 kabupaten di Jawa Timur lainnya.
Otonomi.co.id - Perum Bulog Jawa Timur saat ini terus mematangkan fasilitas e-voucher pangan yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Konsep voucher yang berupa kartu ATM BNI ini akan mulai diterapkan mulai Februari mendatang.
Kepala Perum Bulog Divre Jatim Witono mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan BNI untuk penerapan voucher sejak awal minggu ini. Pada tahap awal, voucher pangan akan didistribusikan di sembilan kota di Jawa Timur. Sedangkan untuk 29 kabupaten di Jawa Timur lainnya akan menyusul jika penerapan sembilan kota telah berjalan baik.
"Persiapan e-voucher sudah mencapai 80 persen. Sembilan kota di Jatim yang menjadi sasaran tahap pertama tersebut adalah Surabaya, Malang, Batu, Blitar, Kediri, Probolinggo, Madiun, Pasuruan, dan Mojokerto. Sedangkan kabupaten-kabupaten lainnya masih menggunakan sistem penyaluran raskin secara reguler," ujar Witono yang dilansir dari Infopublik, Jumat 13 Januari 2017.
Namun saat ditanya target rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM) penerima voucher, masih belum ditentukan. "Soal RTSPM, kami menunggu dari pusat. Biasanya data mengguankan acuan BPS, tetapi sekarang kami mulai menyiapkan sistemnya dulu," ujarnya.
Tiap kartu ATM e-voucher akan diisi saldo oleh bank dari dana Kemensos senilai Rp110.000 per bulan. Saldo tersebut hanya bisa dibelanjakan kebutuhan pokok berupa beras dan gula, masing-masing 10 Kg beras dan 2 Kg gula. Harga dua komoditas ini ditetapkan Rp105.000, sehingga nantinya masih ada sisa saldo Rp5.000 di kartu ATM.
"ATM ini tidak bisa digunakan untuk keperluan lain seperti sabun, kecap dan lain-lain, tetapi khusus untuk beras dan gula dari Bulog. Saat ini kami sudah melakukan pendataan, Februari 2017 sudah bisa diterapkan. Kita mungkin terdepan penyalurannya," kata Witono.
Untuk penyaluran, pihaknya akan menggandeng Rumah Pangan Kita (RPK) yang didirikan Perum Bulog. "Penyaluran bisa dilakukan RPK. Untuk awal, hanya satu RPK saja untuk penyaluran raskin menggunakan voucher. Kalau ini berjalan lancar maka akan dievaluasi dan bisa dikembangkan lagi," tuturnya. (poy)
https://www.otonomi.co.id/komoditas/bulog-jatim-mulai-menguji-coba-e-voucher-pangan-februari-mendatang-170113z.html
Pada tahap awal, voucher pangan akan didistribusikan di sembilan kota di Jawa Timur. Sedangkan untuk 29 kabupaten di Jawa Timur lainnya.
Otonomi.co.id - Perum Bulog Jawa Timur saat ini terus mematangkan fasilitas e-voucher pangan yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Konsep voucher yang berupa kartu ATM BNI ini akan mulai diterapkan mulai Februari mendatang.
Kepala Perum Bulog Divre Jatim Witono mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan BNI untuk penerapan voucher sejak awal minggu ini. Pada tahap awal, voucher pangan akan didistribusikan di sembilan kota di Jawa Timur. Sedangkan untuk 29 kabupaten di Jawa Timur lainnya akan menyusul jika penerapan sembilan kota telah berjalan baik.
"Persiapan e-voucher sudah mencapai 80 persen. Sembilan kota di Jatim yang menjadi sasaran tahap pertama tersebut adalah Surabaya, Malang, Batu, Blitar, Kediri, Probolinggo, Madiun, Pasuruan, dan Mojokerto. Sedangkan kabupaten-kabupaten lainnya masih menggunakan sistem penyaluran raskin secara reguler," ujar Witono yang dilansir dari Infopublik, Jumat 13 Januari 2017.
Namun saat ditanya target rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM) penerima voucher, masih belum ditentukan. "Soal RTSPM, kami menunggu dari pusat. Biasanya data mengguankan acuan BPS, tetapi sekarang kami mulai menyiapkan sistemnya dulu," ujarnya.
Tiap kartu ATM e-voucher akan diisi saldo oleh bank dari dana Kemensos senilai Rp110.000 per bulan. Saldo tersebut hanya bisa dibelanjakan kebutuhan pokok berupa beras dan gula, masing-masing 10 Kg beras dan 2 Kg gula. Harga dua komoditas ini ditetapkan Rp105.000, sehingga nantinya masih ada sisa saldo Rp5.000 di kartu ATM.
"ATM ini tidak bisa digunakan untuk keperluan lain seperti sabun, kecap dan lain-lain, tetapi khusus untuk beras dan gula dari Bulog. Saat ini kami sudah melakukan pendataan, Februari 2017 sudah bisa diterapkan. Kita mungkin terdepan penyalurannya," kata Witono.
Untuk penyaluran, pihaknya akan menggandeng Rumah Pangan Kita (RPK) yang didirikan Perum Bulog. "Penyaluran bisa dilakukan RPK. Untuk awal, hanya satu RPK saja untuk penyaluran raskin menggunakan voucher. Kalau ini berjalan lancar maka akan dievaluasi dan bisa dikembangkan lagi," tuturnya. (poy)
https://www.otonomi.co.id/komoditas/bulog-jatim-mulai-menguji-coba-e-voucher-pangan-februari-mendatang-170113z.html
Jumat, 13 Januari 2017
Mulai Februari, Bulog Jatim Terapkan Voucher Pangan di 9 Kota
Jumat , 13 Januari 2017
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perum Bulog Divre Jawa Timur siap menerapkan penyaluran beras dan gula kepada warga miskin melalui voucher pangan mulai Februari 2017. Pada tahap awal, voucher pangan akan didistribusikan di sembilan kota di Jatim.
Kepala Perum Bulog Divre Jatim, Witono, mengatakan, persiapan sudah mencapai 80 persen. Sembilan kota sasaran tahap pertama tersebut antara lain, Surabaya, Malang, Batu, Kediri, Probolinggo, Madiun, dan Pasuruan. Sedangkan kabupaten-kabupaten lainnya masih menggunakan sistem penyaluran raskin secara reguler.
"Masyarakat yang menerima voucher pangan tidak lagi menerima raskin reguler. Bentuknya kartu ATM yang bisa dibelanjakan di toko yang bekerja sama dengan kami," kata Witono kepada wartawan di kantor perwakilan BI Jatim, Surabaya.
Winoto menjelaskan, pemberlakuan sistem voucher pangan tersebut bekerja sama dengan perbankan yakni BNI dan BRI melalui agen Laku Pandai masing-masing bank. Agen Laku Pandai merupakan agen perbankan yang bisa melayani transaksi keuangan tanpa harus ke bank. Agen Brilink dan BNI yang terseber di Jatim nantinya akan melayani penukaran beras dan gula dari Bulog kepada masyarakat.
Agen yang dipilih merupakan agen yang memiliki toko kelontong. "Agen BRI dan BNI itu kita jadikan suatu kelompok namanya Rumah Pangan, pengambilan beras dan gula untuk voucher pangan ini nanti di Rumah Pangan. Kami seleksi, diatur per wilayah sehingga jaraknya tidak terlalu berjauhan," jelasnya.
Terkait jumlah rumah tangga sasaran (RTS) atau keluarga penerima manfaat (KPM), Bulog masih menunggu data dari Kemensos. Sedangkan pendataan agen untuk Rumah Pangan dilakukan oleh BRI, BNI dan Bulog.
Masing-masing kartu ATM akan diisi saldo oleh bank senilai Rp 110 ribu per bulan. Saldo tersebut hanya bisa dibelanjakan kebutuhan pokok berupa beras dan gula, masing-masing 10 kilogram beras dan dua kilogram gula. Harga dua komoditas ini ditetapkan Rp 105 ribu, sehingga nantinya masih ada sisa saldo Rp 5.000 di kartu ATM.
"ATM ini tidak bisa digunakan untuk keperluan lain seperti sabun, kecap dan lain-lain, khusus untuk beras dan gula dari Bulog," tandasnya.
Pemerintah berencana mengganti sistem penyaluran raskin atau rastra menjadi program voucher pangan. Kebijakan tersebut dilakukan karena program bantuan raskin dinilai kurang tepat sasaran.
"Kami sudah melakukan pendataan, Februari 2017 sudah bisa diterapkan. Kita mungkin terdepan penyalurannya," pungkas Witono.
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/17/01/12/ojo75b415-mulai-februari-bulog-jatim-terapkan-voucher-pangan-di-9-kota
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perum Bulog Divre Jawa Timur siap menerapkan penyaluran beras dan gula kepada warga miskin melalui voucher pangan mulai Februari 2017. Pada tahap awal, voucher pangan akan didistribusikan di sembilan kota di Jatim.
Kepala Perum Bulog Divre Jatim, Witono, mengatakan, persiapan sudah mencapai 80 persen. Sembilan kota sasaran tahap pertama tersebut antara lain, Surabaya, Malang, Batu, Kediri, Probolinggo, Madiun, dan Pasuruan. Sedangkan kabupaten-kabupaten lainnya masih menggunakan sistem penyaluran raskin secara reguler.
"Masyarakat yang menerima voucher pangan tidak lagi menerima raskin reguler. Bentuknya kartu ATM yang bisa dibelanjakan di toko yang bekerja sama dengan kami," kata Witono kepada wartawan di kantor perwakilan BI Jatim, Surabaya.
Winoto menjelaskan, pemberlakuan sistem voucher pangan tersebut bekerja sama dengan perbankan yakni BNI dan BRI melalui agen Laku Pandai masing-masing bank. Agen Laku Pandai merupakan agen perbankan yang bisa melayani transaksi keuangan tanpa harus ke bank. Agen Brilink dan BNI yang terseber di Jatim nantinya akan melayani penukaran beras dan gula dari Bulog kepada masyarakat.
Agen yang dipilih merupakan agen yang memiliki toko kelontong. "Agen BRI dan BNI itu kita jadikan suatu kelompok namanya Rumah Pangan, pengambilan beras dan gula untuk voucher pangan ini nanti di Rumah Pangan. Kami seleksi, diatur per wilayah sehingga jaraknya tidak terlalu berjauhan," jelasnya.
Terkait jumlah rumah tangga sasaran (RTS) atau keluarga penerima manfaat (KPM), Bulog masih menunggu data dari Kemensos. Sedangkan pendataan agen untuk Rumah Pangan dilakukan oleh BRI, BNI dan Bulog.
Masing-masing kartu ATM akan diisi saldo oleh bank senilai Rp 110 ribu per bulan. Saldo tersebut hanya bisa dibelanjakan kebutuhan pokok berupa beras dan gula, masing-masing 10 kilogram beras dan dua kilogram gula. Harga dua komoditas ini ditetapkan Rp 105 ribu, sehingga nantinya masih ada sisa saldo Rp 5.000 di kartu ATM.
"ATM ini tidak bisa digunakan untuk keperluan lain seperti sabun, kecap dan lain-lain, khusus untuk beras dan gula dari Bulog," tandasnya.
Pemerintah berencana mengganti sistem penyaluran raskin atau rastra menjadi program voucher pangan. Kebijakan tersebut dilakukan karena program bantuan raskin dinilai kurang tepat sasaran.
"Kami sudah melakukan pendataan, Februari 2017 sudah bisa diterapkan. Kita mungkin terdepan penyalurannya," pungkas Witono.
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/17/01/12/ojo75b415-mulai-februari-bulog-jatim-terapkan-voucher-pangan-di-9-kota
Operasi Pasar, Kualitas Cabai Rawit dari Bulog Dikeluhkan
KAMIS, 12 JANUARI 2017
TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan Perum Bulog sudah memulai operasi pasar untuk mengendalikan harga cabai rawit yang melonjak. Namun kualitas cabai yang disalurkan dua perusahaan pelat merah tersebut dikeluhkan sejumlah pedagang.
Salah seorang pedagang, Desi, mengatakan kualitas cabai yang didapat dari Bulog tidak bagus. Cabai dari Bulog seharga Rp 60 ribu per kilogram itu kemudian dijual seharga Rp 65 ribu per kg sesuai dengan arahan Bulog. "Kualitasnya kurang. Mungkin karena terlalu lama di kulkas," ucap pedagang 28 tahun tersebut, Kamis, 12 Januari 2017.
Hal senada disampaikan Ani, pedagang cabai di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur. Ia mengaku mendapatkan cabai rawit dari PPI senilai Rp 82 ribu per kg dan dijual Rp 120 ribu per kg. "Lebih murah, tapi cabainya jelek," ucapnya di kiosnya.
Ani, 40 tahun, menyebutkan bentuk cabai yang didistribusikan PPI lebih kecil dan ramping dibanding cabai yang saat ini harganya melonjak. Ia menjelaskan, dari 4 kilogram yang ia dapatkan dari PPI, sekitar seperempat di antaranya susut. "Kalau yang mahal sekarang, enggak ada busuknya," ujarnya.
Dua hari belakangan ini, Ani menerima pasokan cabai untuk operasi pasar dari PPI. Sayangnya, minat pembeli kurang terhadap cabai tersebut karena kualitas yang tak bagus. Jika cabai tak habis terjual, Ani akan mengembalikan cabai tersebut kepada PPI.
Seperti diketahui, harga cabai rawit di pasar melonjak menjadi Rp 120-150 ribu per kg. Pedagang mendapatkan cabai dari Pasar Induk Kramat Jati seharga Rp 110-135 ribu per kg. Sedangkan cabai rawit dijual di Pasar Senen seharga Rp 122 ribu per kg.
Direktur Komersial dan Pemasaran PPI Trisilo Ari Setiawan menuturkan cabai yang disalurkan ke Pasar Rawamangun hari ini berasal dari Jawa Timur. Bentuk yang berbeda dengan cabai lain dipengaruhi iklim dan sumber cabai. "Tergantung masing-masing produsen, hasilnya tidak seragam," katanya.
VINDRY FLORENTIN
TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan Perum Bulog sudah memulai operasi pasar untuk mengendalikan harga cabai rawit yang melonjak. Namun kualitas cabai yang disalurkan dua perusahaan pelat merah tersebut dikeluhkan sejumlah pedagang.
Salah seorang pedagang, Desi, mengatakan kualitas cabai yang didapat dari Bulog tidak bagus. Cabai dari Bulog seharga Rp 60 ribu per kilogram itu kemudian dijual seharga Rp 65 ribu per kg sesuai dengan arahan Bulog. "Kualitasnya kurang. Mungkin karena terlalu lama di kulkas," ucap pedagang 28 tahun tersebut, Kamis, 12 Januari 2017.
Hal senada disampaikan Ani, pedagang cabai di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur. Ia mengaku mendapatkan cabai rawit dari PPI senilai Rp 82 ribu per kg dan dijual Rp 120 ribu per kg. "Lebih murah, tapi cabainya jelek," ucapnya di kiosnya.
Ani, 40 tahun, menyebutkan bentuk cabai yang didistribusikan PPI lebih kecil dan ramping dibanding cabai yang saat ini harganya melonjak. Ia menjelaskan, dari 4 kilogram yang ia dapatkan dari PPI, sekitar seperempat di antaranya susut. "Kalau yang mahal sekarang, enggak ada busuknya," ujarnya.
Dua hari belakangan ini, Ani menerima pasokan cabai untuk operasi pasar dari PPI. Sayangnya, minat pembeli kurang terhadap cabai tersebut karena kualitas yang tak bagus. Jika cabai tak habis terjual, Ani akan mengembalikan cabai tersebut kepada PPI.
Seperti diketahui, harga cabai rawit di pasar melonjak menjadi Rp 120-150 ribu per kg. Pedagang mendapatkan cabai dari Pasar Induk Kramat Jati seharga Rp 110-135 ribu per kg. Sedangkan cabai rawit dijual di Pasar Senen seharga Rp 122 ribu per kg.
Direktur Komersial dan Pemasaran PPI Trisilo Ari Setiawan menuturkan cabai yang disalurkan ke Pasar Rawamangun hari ini berasal dari Jawa Timur. Bentuk yang berbeda dengan cabai lain dipengaruhi iklim dan sumber cabai. "Tergantung masing-masing produsen, hasilnya tidak seragam," katanya.
VINDRY FLORENTIN
Kamis, 12 Januari 2017
Tiga Hari Bolak-Balik, Warga Kecewa Stok Beras Murah Bulog Kosong
Rabu, 11 Januari 2017
RAUT kekecewaan tak bisa disembunyikan Adi (54), warga Kecamatan Senapelan, Pekanbaru. Lagi-lagi ia pulang dengan tangan hampa, padahal sudah tiga kali ia bolak-balik ke gudang Bulog untuk mendapatkan beras murah.
Tiga hari terakhir pada setiap pagi ia datang ke kantor Bulog Jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru untuk membeli beras murah.
"Saya tiap pagi ke sini tak ada kejelasan," kata Adi di Pekanbaru dengan logat Padang, Rabu (11/1/2017).
Enek (40) warga Labuh Baru juga mengatakan hal yang sama. Ia kecewa tidak bisa membeli beras murah yang biasa dijual oleh Bulogmart. Ini kali pertama ia datang setelah beras raskin jatah tahun lalu habis dikonsumsi.
"Mau nunggu raskin lama, beras di rumah sudah habis. Katanya di sini ada beras murah dari harga pasar," ucapnya kecewa.
Enek menyebutkan petugas Bulogmart yang dijumpainya beralasan beras murah jenis premium yang biasa dijual sedang kosong alias stok habis.
Sementara yang kini dijual jenis beras kualitas Anak Daro asal Sumatera Barat yang dipatok Rp130.000 kemasan 10 kilogram.
"Kami butuh beras murah yang biasa dijual Rp87.000 kemasan 10 kilogram," tegasnya.
Dihubungi terpisah Humas Bulog Divre Riau dan Kepri Hendra Gunafi menyatakan Bulogmart tetap berjualan gula, minyak goreng dan beras Anak Daro asal Sumbar.
"Gula Rp25.000 kemasan dua kilogram, beras Rp130.000 kemasan 10 kilogram," katanya singkat.
Pantauan di salah satu toko kelontong Jalan Fajar beras bulogmat jenis premium yang biasa dijual di gudang Bulog Jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru diperjualbelikan seharga Rp10.000 per kilogram.
Sementara beras dengan karung yang sama ini dijual seharga Rp8.700 perkilogramnya di bulogmart.
Sebelumnya diberitakan Badan Urusan Logistik Riau - Kepulauan Riau mencatat mampu menjual empat ton beras per harinya pada Operasi Pasar (OP) yang diselenggarakan di halaman kantor Jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru.
"Permintaan dan animo masyarakat Pekanbaru akan beras kualitas premium Bulog sangat tinggi," kata Kepala Humas Bulog Riau-Kepri Hendra Gunafi di Pekanbaru, pertengahan Desember lalu.
Menurut Hendra Gunafi tingginya permintaan akan beras OP di Bulog ini erat kaitannya dengan harga yang ditawarkan jauh lebih murah ketimbang pasar.
"Kami hanya mematok Rp8.700 per kilogram," terang dia.
Hendra Gunafi menjelaskan pihaknya telah menyiapkan stok beras yang cukup untuk mengantisipasi peningkatan permintaan OP ini.
"Stok kita cukup," terang dia. (ant/sfa)
http://www.pekanlife.com/news/read/2017/01/11/tiga-hari-bolak-balik-warga-kecewa-stok-beras-murah-bulog-kosong
RAUT kekecewaan tak bisa disembunyikan Adi (54), warga Kecamatan Senapelan, Pekanbaru. Lagi-lagi ia pulang dengan tangan hampa, padahal sudah tiga kali ia bolak-balik ke gudang Bulog untuk mendapatkan beras murah.
Tiga hari terakhir pada setiap pagi ia datang ke kantor Bulog Jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru untuk membeli beras murah.
"Saya tiap pagi ke sini tak ada kejelasan," kata Adi di Pekanbaru dengan logat Padang, Rabu (11/1/2017).
Enek (40) warga Labuh Baru juga mengatakan hal yang sama. Ia kecewa tidak bisa membeli beras murah yang biasa dijual oleh Bulogmart. Ini kali pertama ia datang setelah beras raskin jatah tahun lalu habis dikonsumsi.
"Mau nunggu raskin lama, beras di rumah sudah habis. Katanya di sini ada beras murah dari harga pasar," ucapnya kecewa.
Enek menyebutkan petugas Bulogmart yang dijumpainya beralasan beras murah jenis premium yang biasa dijual sedang kosong alias stok habis.
Sementara yang kini dijual jenis beras kualitas Anak Daro asal Sumatera Barat yang dipatok Rp130.000 kemasan 10 kilogram.
"Kami butuh beras murah yang biasa dijual Rp87.000 kemasan 10 kilogram," tegasnya.
Dihubungi terpisah Humas Bulog Divre Riau dan Kepri Hendra Gunafi menyatakan Bulogmart tetap berjualan gula, minyak goreng dan beras Anak Daro asal Sumbar.
"Gula Rp25.000 kemasan dua kilogram, beras Rp130.000 kemasan 10 kilogram," katanya singkat.
Pantauan di salah satu toko kelontong Jalan Fajar beras bulogmat jenis premium yang biasa dijual di gudang Bulog Jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru diperjualbelikan seharga Rp10.000 per kilogram.
Sementara beras dengan karung yang sama ini dijual seharga Rp8.700 perkilogramnya di bulogmart.
Sebelumnya diberitakan Badan Urusan Logistik Riau - Kepulauan Riau mencatat mampu menjual empat ton beras per harinya pada Operasi Pasar (OP) yang diselenggarakan di halaman kantor Jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru.
"Permintaan dan animo masyarakat Pekanbaru akan beras kualitas premium Bulog sangat tinggi," kata Kepala Humas Bulog Riau-Kepri Hendra Gunafi di Pekanbaru, pertengahan Desember lalu.
Menurut Hendra Gunafi tingginya permintaan akan beras OP di Bulog ini erat kaitannya dengan harga yang ditawarkan jauh lebih murah ketimbang pasar.
"Kami hanya mematok Rp8.700 per kilogram," terang dia.
Hendra Gunafi menjelaskan pihaknya telah menyiapkan stok beras yang cukup untuk mengantisipasi peningkatan permintaan OP ini.
"Stok kita cukup," terang dia. (ant/sfa)
http://www.pekanlife.com/news/read/2017/01/11/tiga-hari-bolak-balik-warga-kecewa-stok-beras-murah-bulog-kosong
Kualitas Beras Bulog Rendah
Rabu, 11 Januari 2017
Endang Srikarti Handayani/SJAFRI ALI/PR
JAKARTA, (PR).- Anggota Komisi VI DPR RI Endang Srikarti Handayani mengungkapkan, kualitas beras yang ada di gudang-gudang Bulog berkualitas rendah. Setiap kali sidak ke Bulog, Endang kerap menemukan beras yang sudah menghitam, bahkan berkutu, kata Anggota F-PG DPR itu , Rabu 11 Januari 2017. Kualitas beras Bulog rendah, karena Bulog sendiri tak mampu membeli beras dengan kualitas tinggi. Akhirnya, ada beras yang mengendap sampai tiga bulan di Gudang, sehingga berubah warna kehitaman dan berkutu,” ucap Endang.
Politisi dari Dapil Jateng V itu, kerap kali sidak sendiri ke Bulog. Terakhir, ia sidak ke Bulog di Boyolali, Endang mengaku miris melihat kualitas beras yang begitu rendah. Dia banyak mengambil sampel beras dari Bulog. Ada yang butirannya sudah pecah, ada pula yang sudah berubah warna.
Bulog membeli gabah petani, sambung Endang, biasanya hanya Rp 3.000-Rp 4.000 per kg. Sementara tengkulak membelinya dari petani bisa Rp 4.100-Rp 4.300 secara tunai. Para tengkulak memberi harga jauh lebih tinggi daripada harga yang dipatok Bulog. Akhirnya, Bulog hanya kebagian gabah dan beras kualitas rendah.
Namun, kini keberadaan BUMDes cukup membantu petani dan masyarakat miskin di pedesaan. Masyarakat sudah tak berharap lagi beras murah dari Bulog. Mereka kini berharap dari BUMDes yang memberi layanan kebutuhan masyarakat dengan baik, termasuk beras dengan kualitas baik.***
http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2017/01/11/kualitas-beras-bulog-rendah-390335
Endang Srikarti Handayani/SJAFRI ALI/PR
JAKARTA, (PR).- Anggota Komisi VI DPR RI Endang Srikarti Handayani mengungkapkan, kualitas beras yang ada di gudang-gudang Bulog berkualitas rendah. Setiap kali sidak ke Bulog, Endang kerap menemukan beras yang sudah menghitam, bahkan berkutu, kata Anggota F-PG DPR itu , Rabu 11 Januari 2017. Kualitas beras Bulog rendah, karena Bulog sendiri tak mampu membeli beras dengan kualitas tinggi. Akhirnya, ada beras yang mengendap sampai tiga bulan di Gudang, sehingga berubah warna kehitaman dan berkutu,” ucap Endang.
Politisi dari Dapil Jateng V itu, kerap kali sidak sendiri ke Bulog. Terakhir, ia sidak ke Bulog di Boyolali, Endang mengaku miris melihat kualitas beras yang begitu rendah. Dia banyak mengambil sampel beras dari Bulog. Ada yang butirannya sudah pecah, ada pula yang sudah berubah warna.
Bulog membeli gabah petani, sambung Endang, biasanya hanya Rp 3.000-Rp 4.000 per kg. Sementara tengkulak membelinya dari petani bisa Rp 4.100-Rp 4.300 secara tunai. Para tengkulak memberi harga jauh lebih tinggi daripada harga yang dipatok Bulog. Akhirnya, Bulog hanya kebagian gabah dan beras kualitas rendah.
Namun, kini keberadaan BUMDes cukup membantu petani dan masyarakat miskin di pedesaan. Masyarakat sudah tak berharap lagi beras murah dari Bulog. Mereka kini berharap dari BUMDes yang memberi layanan kebutuhan masyarakat dengan baik, termasuk beras dengan kualitas baik.***
http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2017/01/11/kualitas-beras-bulog-rendah-390335
Rabu, 11 Januari 2017
Bulog Kedu Targetkan Mampu Serap 70 Ribu Ton Beras Petani
Selasa, 10 Januari 2017
Bisnis.com, MAGELANG--Perum Bulog Sub Divisi Regional Wilayah V Kedu pada pengadaan 2017 menargetkan dapat menyerap 70.000 ton beras petani.
Kepala Perum Bulog Sub Divre Kedu Joko Triseptanto mengatakan target serapan pada 2017 meningkat 10.000 ton atau sekitar 16 persen dari target serapan 2016 sebanyak 60.000 ton beras.
"Realisasi pengadaan 2016 melebihi target, yakni mencapai 74.000 ton beras atau 123 persen, Bulog pun menaikan target serapan pada 2017," katanya, Selasa (10/1/2017).
Ia mengatakan dari lima gudang Bulog di wilayah Kedua, paling banyak penyerapan di Kabupaten Magelang sekitar 22 ribu ton dan paling kecil di Wonosobo 9,8 ribu ton.
Ia mengatakan Perum Bulog Subdivre Kedua akan memaksimalkan penyerapan beras petani yang dilakukan mitra kerja Bulog di sejumlah gudang.
Ia menuturkan tingginya angka pengadaan beras pada 2016 membuat stok beras di gudang Bulog Kedu melimpah.
Menurut dia cadangan beras yang ada saat ini mencapai 35.000 ton. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran beras miskin (raskin) di enam kabupaten/kota wilayah Kedu selama enam bulan ke depan.
Ia menyebutkan setiap bulan kebutuhan raskin sekitar 5.600 ton disalurkan ke enam kabupaten/kota, yakni Kota Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, Wonosobo, Purworejo dan Kabupaten Kebumen.
http://semarang.bisnis.com/read/20170110/2/91488/bulog-kedu-targetkan-mampu-serap-70-ribu-ton-beras-petani
Bisnis.com, MAGELANG--Perum Bulog Sub Divisi Regional Wilayah V Kedu pada pengadaan 2017 menargetkan dapat menyerap 70.000 ton beras petani.
Kepala Perum Bulog Sub Divre Kedu Joko Triseptanto mengatakan target serapan pada 2017 meningkat 10.000 ton atau sekitar 16 persen dari target serapan 2016 sebanyak 60.000 ton beras.
"Realisasi pengadaan 2016 melebihi target, yakni mencapai 74.000 ton beras atau 123 persen, Bulog pun menaikan target serapan pada 2017," katanya, Selasa (10/1/2017).
Ia mengatakan dari lima gudang Bulog di wilayah Kedua, paling banyak penyerapan di Kabupaten Magelang sekitar 22 ribu ton dan paling kecil di Wonosobo 9,8 ribu ton.
Ia mengatakan Perum Bulog Subdivre Kedua akan memaksimalkan penyerapan beras petani yang dilakukan mitra kerja Bulog di sejumlah gudang.
Ia menuturkan tingginya angka pengadaan beras pada 2016 membuat stok beras di gudang Bulog Kedu melimpah.
Menurut dia cadangan beras yang ada saat ini mencapai 35.000 ton. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran beras miskin (raskin) di enam kabupaten/kota wilayah Kedu selama enam bulan ke depan.
Ia menyebutkan setiap bulan kebutuhan raskin sekitar 5.600 ton disalurkan ke enam kabupaten/kota, yakni Kota Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, Wonosobo, Purworejo dan Kabupaten Kebumen.
http://semarang.bisnis.com/read/20170110/2/91488/bulog-kedu-targetkan-mampu-serap-70-ribu-ton-beras-petani
Bulog Masih Kesulitan Menekan Harga Cabai
Selasa, 10 Januari 2017
BANDARLAMPUNG-Perusahaan Umum (Perum) Bulog Lampung masih kesulitan untuk membantu menekan bahan pangan dari jenis tanaman holtikultura. Pasalnya, harga cabai dipasaran yang semakin tinggi.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Harga Pasar (Kasi Gasar), Abubakar Assidiq saat dihubungi translampung.com via telphon, Selasa (10/1).
Dia menjelaskan bahwa Bulog masih kesulitan menstabilkan harga cabai, dan tanaman hpltikultura lainnya karena harga yang sudah tinggi dari petani.
“Itu yang masih menjadi kesulitan kami, karena setelah kami telusuri ternyata tingginya harga cabai tersebut dari petani itu sendiri, kisaran 70 ribu hingga 80 ribu, dan harga yang tinggi dari petani tersebut dikarenakan beberapa faktor, misalnya curah hijan yang sangat tinggi serta angin yang kencang akhir-akhir ini,” jelasnya.
Abubakar Assidiq, yang akrab di panggil Abas tersebut mengatakan, bahwa untuk mengatasi masalah tingginya harga cabai dan bahan pangan jenis holtikultura, pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Pertanian.
“Kami tengah berusaha bagaimana mengatasi lonjakan harga cabai di pasaran dengan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Provinsi,” terangnya.
Abas menambahkan, bahwa berbagai cara akan Bulog lakukan untuk membantu masyarakat, khususnya masyarakat Lampung.
“Kami masih terus mencari jalan keluar untuk bisa menekan atau menstabilkan harga cabai dan bahan pangan dari tanaman holtikultura,” tandasnya.(hkw)
BANDARLAMPUNG-Perusahaan Umum (Perum) Bulog Lampung masih kesulitan untuk membantu menekan bahan pangan dari jenis tanaman holtikultura. Pasalnya, harga cabai dipasaran yang semakin tinggi.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Harga Pasar (Kasi Gasar), Abubakar Assidiq saat dihubungi translampung.com via telphon, Selasa (10/1).
Dia menjelaskan bahwa Bulog masih kesulitan menstabilkan harga cabai, dan tanaman hpltikultura lainnya karena harga yang sudah tinggi dari petani.
“Itu yang masih menjadi kesulitan kami, karena setelah kami telusuri ternyata tingginya harga cabai tersebut dari petani itu sendiri, kisaran 70 ribu hingga 80 ribu, dan harga yang tinggi dari petani tersebut dikarenakan beberapa faktor, misalnya curah hijan yang sangat tinggi serta angin yang kencang akhir-akhir ini,” jelasnya.
Abubakar Assidiq, yang akrab di panggil Abas tersebut mengatakan, bahwa untuk mengatasi masalah tingginya harga cabai dan bahan pangan jenis holtikultura, pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Pertanian.
“Kami tengah berusaha bagaimana mengatasi lonjakan harga cabai di pasaran dengan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Provinsi,” terangnya.
Abas menambahkan, bahwa berbagai cara akan Bulog lakukan untuk membantu masyarakat, khususnya masyarakat Lampung.
“Kami masih terus mencari jalan keluar untuk bisa menekan atau menstabilkan harga cabai dan bahan pangan dari tanaman holtikultura,” tandasnya.(hkw)
Bulog Banyumas Seleksi Mitra Dukung Pengadaan Pangan
Selasa, 10 Januari 2017
@Rayapos | Purwokerto: Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, melakukan seleksi terhadap calon mitra kerja yang mendukung pelaksanaan program pengadaan pangan 2017, kata Kepala Bulog Subdivre Banyumas Setio Wastono.
“Sejak akhir Desember 2016, kami membuka pendaftaran calon mitra kerja Bulog yang akan diseleksi dan disurvei sebelum dilibatkan dalam program pengadaan pangan,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (10/1).
Ia memperkirakan program pengadaan pangan di wilayah Bulog Banyumas akan mulai dilaksanakan sekitar akhir Februari 2017 seiring dengan datangnya musim panen padi.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mulai mempersiapkan instrumen untuk mendukung pencapaian program pengadaan pangan 2017 khususnya yang berkaitan dengan mitra kerja karena mereka yang menjadi ujung tombak Bulog dalam membeli gabah dari petani.
Dengan demikian, lanjut dia, mitra kerja yang telah direkrut Bulog dapat segera bekerja ketika memasuki musim panen.
“Namun hingga saat ini, kami belum tahu apakah dalam pembelian gabah dan beras masih mengacu pada HPP (Harga Pembelian Pemerintah) yang lama sesuai Inpres Nomor 5 Tahun 2015 ataukah ada perubahan,” katanya.
Wastono mengatakan prognosa pengadaan pangan 2017 untuk Bulog Banyumas mencapai 85.000 ton setara beras atau meningkat dari target 2016 yang sebesar 80.000 ton setara beras.
Menurut dia, hal itu disebabkan realisasi pengadaan pangan yang dilaksanakan Bulog Banyumas pada tahun 2016 melampaui target karena mencapai 85.000 ton setara beras.
Disinggung mengenai stok beras di gudang Bulog Banyumas, dia memperkirakan masih bisa mencukupi kebutuhan hingga 5,5 bulan ke depan.
“Stok beras tersebut masih mencukupi kebutuhan rastra (beras keluarga sejahtera) untuk empat kabupaten di wilayah Bulog Banyumas, yakni Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara meskipun pada tahun ini berdasarkan informasi dari Kementerian Sosial ada peningkatan sekitar 6,8 persen dari alokasi tahun 2016,” katanya.
Dalam hal ini, kata dia, Bulog Banyumas pada tahun 2016 mengalokasikan rastra sekitar 6.223 ton per bulan untuk empat kabupaten sehingga alokasi pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 6.646 ton per bulan.
Sementara itu, Kepala Seksi Perencanaan danbPengembangan Usaha Bulog Banyumas M. Priyono mengatakan hingga saat ini sudah ada 45 calon mitra kerja yang mendaftar untuk mengikuti seleksi.
“Pendaftaran dibuka sampai tanggal 13 Januari. Nantinya, calon mitra kerja akan diseleksi administrasi termasuk survei lapangan untuk memastikan apakah mereka benar-benar memiliki mesin penggilingan padi yang aktif,” katanya.
Ia mengatakan jika calon mitra kerja tidak memiliki mesin penggilingan sendiri, dapat menyewa pada orang lain asalkan dibuktikan dengan akta notaris terkait sewa-menyewa mesin tersebut. [ant]
@Rayapos | Purwokerto: Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, melakukan seleksi terhadap calon mitra kerja yang mendukung pelaksanaan program pengadaan pangan 2017, kata Kepala Bulog Subdivre Banyumas Setio Wastono.
“Sejak akhir Desember 2016, kami membuka pendaftaran calon mitra kerja Bulog yang akan diseleksi dan disurvei sebelum dilibatkan dalam program pengadaan pangan,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (10/1).
Ia memperkirakan program pengadaan pangan di wilayah Bulog Banyumas akan mulai dilaksanakan sekitar akhir Februari 2017 seiring dengan datangnya musim panen padi.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mulai mempersiapkan instrumen untuk mendukung pencapaian program pengadaan pangan 2017 khususnya yang berkaitan dengan mitra kerja karena mereka yang menjadi ujung tombak Bulog dalam membeli gabah dari petani.
Dengan demikian, lanjut dia, mitra kerja yang telah direkrut Bulog dapat segera bekerja ketika memasuki musim panen.
“Namun hingga saat ini, kami belum tahu apakah dalam pembelian gabah dan beras masih mengacu pada HPP (Harga Pembelian Pemerintah) yang lama sesuai Inpres Nomor 5 Tahun 2015 ataukah ada perubahan,” katanya.
Wastono mengatakan prognosa pengadaan pangan 2017 untuk Bulog Banyumas mencapai 85.000 ton setara beras atau meningkat dari target 2016 yang sebesar 80.000 ton setara beras.
Menurut dia, hal itu disebabkan realisasi pengadaan pangan yang dilaksanakan Bulog Banyumas pada tahun 2016 melampaui target karena mencapai 85.000 ton setara beras.
Disinggung mengenai stok beras di gudang Bulog Banyumas, dia memperkirakan masih bisa mencukupi kebutuhan hingga 5,5 bulan ke depan.
“Stok beras tersebut masih mencukupi kebutuhan rastra (beras keluarga sejahtera) untuk empat kabupaten di wilayah Bulog Banyumas, yakni Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara meskipun pada tahun ini berdasarkan informasi dari Kementerian Sosial ada peningkatan sekitar 6,8 persen dari alokasi tahun 2016,” katanya.
Dalam hal ini, kata dia, Bulog Banyumas pada tahun 2016 mengalokasikan rastra sekitar 6.223 ton per bulan untuk empat kabupaten sehingga alokasi pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 6.646 ton per bulan.
Sementara itu, Kepala Seksi Perencanaan danbPengembangan Usaha Bulog Banyumas M. Priyono mengatakan hingga saat ini sudah ada 45 calon mitra kerja yang mendaftar untuk mengikuti seleksi.
“Pendaftaran dibuka sampai tanggal 13 Januari. Nantinya, calon mitra kerja akan diseleksi administrasi termasuk survei lapangan untuk memastikan apakah mereka benar-benar memiliki mesin penggilingan padi yang aktif,” katanya.
Ia mengatakan jika calon mitra kerja tidak memiliki mesin penggilingan sendiri, dapat menyewa pada orang lain asalkan dibuktikan dengan akta notaris terkait sewa-menyewa mesin tersebut. [ant]
Bulog Divre Kalsel Datangkan Cabai Pakai Pesawat
Selasa, 10 Januari 2017
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kepala Divre Bulog Kalsel Dedi Supriadi menyatakan, Bulog akan melakukan operasi pasar cabai secara berkesinambungan untuk meredam kenaikan harga jual. Targetnya, harga jual cabai bisa ditekan menjadi Rp 70.000/kg.
Dalam waktu dekat akan mendatangkan cabai rawit sebanyak 500 kilogram dari Jawa Tengah dengan harga beli Rp 45-47.000/kg. Ditambah ongkos angkut pesawat Rp 15.000/kilogram, sehingga harga jualnya nanti di kisaran Rp 65.000/kg.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog Divre Jawa Tengah untuk pengadaan cabai rawit tersebut. Diusahakan pada tahap awal dikirim 300 kilogram dulu. Pasalnya, cabai tak tahan lama, sehingga pengirimannya dilakukan secara bertahap.
Operasi pasar akan terus dilakukan oleh Bulog untuk menstabilkan harga, paling tidak menekan kenaikan harga jual cabai yang melambung, tandasnya. (*)
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kepala Divre Bulog Kalsel Dedi Supriadi menyatakan, Bulog akan melakukan operasi pasar cabai secara berkesinambungan untuk meredam kenaikan harga jual. Targetnya, harga jual cabai bisa ditekan menjadi Rp 70.000/kg.
Dalam waktu dekat akan mendatangkan cabai rawit sebanyak 500 kilogram dari Jawa Tengah dengan harga beli Rp 45-47.000/kg. Ditambah ongkos angkut pesawat Rp 15.000/kilogram, sehingga harga jualnya nanti di kisaran Rp 65.000/kg.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog Divre Jawa Tengah untuk pengadaan cabai rawit tersebut. Diusahakan pada tahap awal dikirim 300 kilogram dulu. Pasalnya, cabai tak tahan lama, sehingga pengirimannya dilakukan secara bertahap.
Operasi pasar akan terus dilakukan oleh Bulog untuk menstabilkan harga, paling tidak menekan kenaikan harga jual cabai yang melambung, tandasnya. (*)
Stok Melimpah, Bulog Cirebon Kirim Beras ke Luar Pulau
Selasa, 10 Januari 2017
KESAMBI – Bulog Sub Divisi Regional (Sub Divre) Cirebon kembali mengirimkan kelebihan stok beras ke sejumlah Daerah bahkan ke Sulawesi. Sampai saat ini stok beras di sejumlah gudang Subdivre Cirebon mencapai 63.636 ton, artinya aman hingga 11 bulan ke depan.
Kepala Bulog Sub Divre Cirebon, Totov Agus Sabelia mengatakan, meski cuaca sedang tak menentu namun stok beras sangat aman. Bahkan, pengiriman ke daerah lain (move) ditargetkan mencapai 35 ribu ton. “Untuk tahap awal akan dikirimkan ke Sibolga sebanyak 2 ribu ton dalam pekan-pekan ini,” kata Titov, kepada Radar.
Diakuinya, kelebihan stok beras disebabkan stabilnya harga beras di pasaran, sehingga Bulog tidak sering menerima permintaan untuk melakukan intervensi pasar dengan melakukan operasi pasar. Tak hanya itu, kelebihan stok juga lantaran wilayah Cirebon merupakan surplus beras.
“Di Sub Divre Cirebon termasuk surplus. Di kami 60 persen pengadaan beras dari Kabupaten Cirebon, sisanya dari wilayah lain yakni Kuningan dan Majalengka,”tuturnya.
Untuk penyaluran beras rakyat sejahtera (Rasta) untuk wilayah kerja Sub Divre Cirebon yang meliputi Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Majalengka, tahun 2016 total sebanyak 68.736 ton, 381.869 Rumah Tangga Sasaran (RTS). Selain itu, kelebihan stok juga karena adanya penambahan target pengadaan tahun 2016 sampai 5.000 ton.
“Target pengadaan 2016 semula 150 ribu ton, kemudian dikoreksi menjadi 140 ribu ton. Namun kemudian ditambah lagi 5 ribu ton,” katanya.
Musim kemarau basah yang ditandai dengan penambahan intensitas penanaman padi dari dua kali menjadi tiga kali, juga menjadi salah satu faktornya. Biasanya penyerapan berakhir pada bulan Oktober. Namun akhir bulan tahun 2016 bahkan masih ada penyerapan. Untuk itu, bila terlalu lama disimpan akan mempengaruhi kualitas beras secara visual.
“Dari segi rasa sebenarnya tidak mengalami perubahan karena masih pulen. Namun secara visual, warnanya sedikit berubah agak berubah kekuningan,”pungkasnya. (via)
KESAMBI – Bulog Sub Divisi Regional (Sub Divre) Cirebon kembali mengirimkan kelebihan stok beras ke sejumlah Daerah bahkan ke Sulawesi. Sampai saat ini stok beras di sejumlah gudang Subdivre Cirebon mencapai 63.636 ton, artinya aman hingga 11 bulan ke depan.
Kepala Bulog Sub Divre Cirebon, Totov Agus Sabelia mengatakan, meski cuaca sedang tak menentu namun stok beras sangat aman. Bahkan, pengiriman ke daerah lain (move) ditargetkan mencapai 35 ribu ton. “Untuk tahap awal akan dikirimkan ke Sibolga sebanyak 2 ribu ton dalam pekan-pekan ini,” kata Titov, kepada Radar.
Diakuinya, kelebihan stok beras disebabkan stabilnya harga beras di pasaran, sehingga Bulog tidak sering menerima permintaan untuk melakukan intervensi pasar dengan melakukan operasi pasar. Tak hanya itu, kelebihan stok juga lantaran wilayah Cirebon merupakan surplus beras.
“Di Sub Divre Cirebon termasuk surplus. Di kami 60 persen pengadaan beras dari Kabupaten Cirebon, sisanya dari wilayah lain yakni Kuningan dan Majalengka,”tuturnya.
Untuk penyaluran beras rakyat sejahtera (Rasta) untuk wilayah kerja Sub Divre Cirebon yang meliputi Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Majalengka, tahun 2016 total sebanyak 68.736 ton, 381.869 Rumah Tangga Sasaran (RTS). Selain itu, kelebihan stok juga karena adanya penambahan target pengadaan tahun 2016 sampai 5.000 ton.
“Target pengadaan 2016 semula 150 ribu ton, kemudian dikoreksi menjadi 140 ribu ton. Namun kemudian ditambah lagi 5 ribu ton,” katanya.
Musim kemarau basah yang ditandai dengan penambahan intensitas penanaman padi dari dua kali menjadi tiga kali, juga menjadi salah satu faktornya. Biasanya penyerapan berakhir pada bulan Oktober. Namun akhir bulan tahun 2016 bahkan masih ada penyerapan. Untuk itu, bila terlalu lama disimpan akan mempengaruhi kualitas beras secara visual.
“Dari segi rasa sebenarnya tidak mengalami perubahan karena masih pulen. Namun secara visual, warnanya sedikit berubah agak berubah kekuningan,”pungkasnya. (via)
Selasa, 10 Januari 2017
2017, Bulog Sumatera Selatan-Bangka Belitung Targetkan Serap 120 Ribu Ton Beras
SELASA, 10 JANUARI 2017
TEMPO.CO, Jakarta - Perum Bulog Divisi Regional Sumatra Selatan dan Bangka Belitung menargetkan dapat menyerap 120 ribu ton beras dari petani sepanjang tahun ini. Target serapan tersebut tidak mengalami perubahan dari tahun lalu.
Kepala Perum Bulog Divre Sumatera Selatan-Bangka Belitung Bakhtiar A.S. mengatakan, meski target serapan beras tahun ini tidak mengalami perubahan, Bulog siap menampung berapa pun jumlah beras yang dihasilkan petani.
"Ya, targetnya memang sama. Tapi kan dalam realisasinya bisa saja meningkat,” ucapnya, Senin, 9 Januari 2017.
Untuk menunjang serapan, pihaknya juga akan menambah tiga gudang penyimpanan beras di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Musi Rawas, Sumatera Selatan.
"Total kapasitas gudang penyimpanan kami saat ini hampir 100 ribu ton, dan ini dinilai masih belum mencukupi," ujarnya.
Sedangkan mengenai ketersediaan beras, saat ini Perum Bulog Divre Sumatera Selatan-Bangka Belitung memiliki stok sekitar 46 ribu ton.
Jumlah tersebut diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan hingga tujuh bulan ke depan. "Untuk distribusi sendiri, kami menyiapkan program agar ketersediaan beras ini dapat merata ke semua daerah," tuturnya.
BISNIS.COM
https://m.tempo.co/read/news/2017/01/10/090834246/2017-bulog-sumatera-selatan-bangka-belitung-targetkan-serap-120-ribu-ton-beras
TEMPO.CO, Jakarta - Perum Bulog Divisi Regional Sumatra Selatan dan Bangka Belitung menargetkan dapat menyerap 120 ribu ton beras dari petani sepanjang tahun ini. Target serapan tersebut tidak mengalami perubahan dari tahun lalu.
Kepala Perum Bulog Divre Sumatera Selatan-Bangka Belitung Bakhtiar A.S. mengatakan, meski target serapan beras tahun ini tidak mengalami perubahan, Bulog siap menampung berapa pun jumlah beras yang dihasilkan petani.
"Ya, targetnya memang sama. Tapi kan dalam realisasinya bisa saja meningkat,” ucapnya, Senin, 9 Januari 2017.
Untuk menunjang serapan, pihaknya juga akan menambah tiga gudang penyimpanan beras di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Musi Rawas, Sumatera Selatan.
"Total kapasitas gudang penyimpanan kami saat ini hampir 100 ribu ton, dan ini dinilai masih belum mencukupi," ujarnya.
Sedangkan mengenai ketersediaan beras, saat ini Perum Bulog Divre Sumatera Selatan-Bangka Belitung memiliki stok sekitar 46 ribu ton.
Jumlah tersebut diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan hingga tujuh bulan ke depan. "Untuk distribusi sendiri, kami menyiapkan program agar ketersediaan beras ini dapat merata ke semua daerah," tuturnya.
BISNIS.COM
https://m.tempo.co/read/news/2017/01/10/090834246/2017-bulog-sumatera-selatan-bangka-belitung-targetkan-serap-120-ribu-ton-beras
Bulog Jual Daging Kerbau Lagi
Selasa, 10 Januari 2017
PURWOKERTO- Perum Bulog Subdivisi Regional IV Banyumas kembali akan menjual daging kerbau. Penjualan daging kerbau untuk memenuhi permintaan masyarakat.
“Malam ini, daging kerbau didistribusikan dari Semarang ke Banyumas. Besok (hari ini) kami mulai lagi berjualan daging kerbau,” kata Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Usaha Bulog Subdivre Banyumas, M Priyono, Senin (9/1).
Menurut dia, untuk penjualan daging kerbau tahap dua, Bulog Banyumas menyediakan 600 kilogram. Persediaan ini untuk memenuhi permintaan dari masyarakat, terutama dari sejumlah pelaku usaha makanan. Bulog juga tidak membatasi pembelian daging kerbau.
Pembelian disesuaikan dengan kemampuan masyarakat. Harga daging kerbau Rp 65.000 per kilogram. “Kalau persediaan ini cepat habis, kami akan mengusulkan penambahan stok daging kerbau lagi tahap berikutnya,” katanya.
Seperti diketahui, pada tahap awal atau pada November 2016, Bulog Subdivre Banyumas menyediakan daging kerbau untuk dijual kepada masyarakat sebanyak satu ton. Persediaan itu habis dibeli konsumen dalam waktu tiga minggu.
Priyono memperkirakan persediaan daging kerbau tahap kedua ini akan habis dibeli konsumen dalam waktu lebih kurang sepuluh hari. Selain untuk memberi pilihan konsumsi bagi masyarakat, penjualan daging kerbau untuk menekan laju harga daging sapi di pasar tradisional. (H60-55)
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/bulog-jual-daging-kerbau-lagi/
PURWOKERTO- Perum Bulog Subdivisi Regional IV Banyumas kembali akan menjual daging kerbau. Penjualan daging kerbau untuk memenuhi permintaan masyarakat.
“Malam ini, daging kerbau didistribusikan dari Semarang ke Banyumas. Besok (hari ini) kami mulai lagi berjualan daging kerbau,” kata Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Usaha Bulog Subdivre Banyumas, M Priyono, Senin (9/1).
Menurut dia, untuk penjualan daging kerbau tahap dua, Bulog Banyumas menyediakan 600 kilogram. Persediaan ini untuk memenuhi permintaan dari masyarakat, terutama dari sejumlah pelaku usaha makanan. Bulog juga tidak membatasi pembelian daging kerbau.
Pembelian disesuaikan dengan kemampuan masyarakat. Harga daging kerbau Rp 65.000 per kilogram. “Kalau persediaan ini cepat habis, kami akan mengusulkan penambahan stok daging kerbau lagi tahap berikutnya,” katanya.
Seperti diketahui, pada tahap awal atau pada November 2016, Bulog Subdivre Banyumas menyediakan daging kerbau untuk dijual kepada masyarakat sebanyak satu ton. Persediaan itu habis dibeli konsumen dalam waktu tiga minggu.
Priyono memperkirakan persediaan daging kerbau tahap kedua ini akan habis dibeli konsumen dalam waktu lebih kurang sepuluh hari. Selain untuk memberi pilihan konsumsi bagi masyarakat, penjualan daging kerbau untuk menekan laju harga daging sapi di pasar tradisional. (H60-55)
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/bulog-jual-daging-kerbau-lagi/
Sabtu, 07 Januari 2017
Aroma Busuk dari Gudang Bulog Kian Menyengat
Jumat, 6 Januari 2017
Kota Bima, Bimakini.- Aroma busuk kian menyengat dari gudang Bulog di Kelurahan Jatiwangi. Aroma tidak sedap itu lantaran lebih dari seribu ton beras terkena rendaman banjir bandang.
Saat kunjungan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa, aroma itu sudah ada. Kini kian mengganggu warga, akibat tajamnya aroma yang dikeluarkan.
Kepala Bulog Subdrive II Bima, Burhanudin Azhari dikonfirmasi, Jjum’at (6/1/2017) mengakui adanya bau busuk dari dalam gudang. Itu karena aroma beras yang sebelumnya terendam air saat banjir bandang.
Namun pihaknya tidak tinggal diam, setiap hari tujuh truk mengangkut beras yang busuk itu. Lamanya pengangkutan, karena beras yang basah diposisi bawah.
“Sementara untuk bisa membuang beras yang mengeluarkan aroma bau busuk itu harus dimulai dari bagian atas, saat ini proses pengangkutan beras dimulai dari atas sehingga lama baru bisa membuang beras yang beraroma busuk tersebut,” ujarnya.
Dia berharap warga dapat memahami kondisi ini. Petugas terus bekerja memindahkannya ke tempat lain. (BK32)
http://www.bimakini.com/2017/01/aroma-busuk-dari-gudang-bulog-kian-menyengat/
Kota Bima, Bimakini.- Aroma busuk kian menyengat dari gudang Bulog di Kelurahan Jatiwangi. Aroma tidak sedap itu lantaran lebih dari seribu ton beras terkena rendaman banjir bandang.
Saat kunjungan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa, aroma itu sudah ada. Kini kian mengganggu warga, akibat tajamnya aroma yang dikeluarkan.
Kepala Bulog Subdrive II Bima, Burhanudin Azhari dikonfirmasi, Jjum’at (6/1/2017) mengakui adanya bau busuk dari dalam gudang. Itu karena aroma beras yang sebelumnya terendam air saat banjir bandang.
Namun pihaknya tidak tinggal diam, setiap hari tujuh truk mengangkut beras yang busuk itu. Lamanya pengangkutan, karena beras yang basah diposisi bawah.
“Sementara untuk bisa membuang beras yang mengeluarkan aroma bau busuk itu harus dimulai dari bagian atas, saat ini proses pengangkutan beras dimulai dari atas sehingga lama baru bisa membuang beras yang beraroma busuk tersebut,” ujarnya.
Dia berharap warga dapat memahami kondisi ini. Petugas terus bekerja memindahkannya ke tempat lain. (BK32)
http://www.bimakini.com/2017/01/aroma-busuk-dari-gudang-bulog-kian-menyengat/
Bulog Akuisisi Pabrik Gula Blora
Jumat, 6 Januari 2017
SEMARANG - Perum Bulog mengakuisisi pabrik gula PT Gendhis Multi Manis yang berlokasi di Blora. Bulog optimistis akuisisi pabrik gula tersebut dapat memenuhi kebutuhan gula Jawa Tengah.
”Kami baru saja mengakuisisi PT Gendhis Multi Manis selaku salah satu produsen gula yang berlokasi di Blora menjadi anak perusahaan Bulog,” kata Kepala Perum Bulog Jawa Tengah Usep Karyana kemarin. Masyarakat Jateng tidak perlu khawatir lagi terhadap ketersediaan gula. Produksi gula tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan Jawa Tengah, tapi juga bisa untuk kebutuhan provinsi lain.
”Seperti halnya beras yang dikirim ke provinsi lain,” katanya. TerkaitakuisisiPTGendhis Multi Manis menjadi PT GMM Bulog, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mendapat dukungan pengembangan perusahaan tersebut. ”Sebagai anak perusahaan, Bulog juga ikut menangani karena tujuannya untuk menjaga ketersediaan juga kestabilan harga,” ujar Usep Karyana. Saat ini Bulog telah mengirimkan beras ke luar daerah.
Di antaranya Aceh, Medan, Padang, Riau, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. ”Realisasi pengadaan beras tahun lalu mencapai 591 ton. Jumlah tersebut melebihi target awal sebanyak 505.000 ton atau mencapai 118%. Stok beras yang melimpah ini selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Tengah, sekitar 43.200 ton juga telah didistribusikan ke provinsi lain,” paparnya.
Untuk 2017, pihaknya menargetkan dapat menyerap setidaknya menyamai dengan pencapaian pada tahun ini. Kemudian untuk ketahanan stok mencukupi hingga pertengahan tahun ini. Wakil Kepala Perum Bulog Divre Jateng Ramlan melanjutkan, operasi pasar merupakan agenda yang disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan harga. ”Tak hanya untuk beras, tapi juga beberapa komoditas lain,” katanya.
hendrati hapsari
http://www.koran-sindo.com/news.php?r=6&n=76&date=2017-01-06
SEMARANG - Perum Bulog mengakuisisi pabrik gula PT Gendhis Multi Manis yang berlokasi di Blora. Bulog optimistis akuisisi pabrik gula tersebut dapat memenuhi kebutuhan gula Jawa Tengah.
”Kami baru saja mengakuisisi PT Gendhis Multi Manis selaku salah satu produsen gula yang berlokasi di Blora menjadi anak perusahaan Bulog,” kata Kepala Perum Bulog Jawa Tengah Usep Karyana kemarin. Masyarakat Jateng tidak perlu khawatir lagi terhadap ketersediaan gula. Produksi gula tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan Jawa Tengah, tapi juga bisa untuk kebutuhan provinsi lain.
”Seperti halnya beras yang dikirim ke provinsi lain,” katanya. TerkaitakuisisiPTGendhis Multi Manis menjadi PT GMM Bulog, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mendapat dukungan pengembangan perusahaan tersebut. ”Sebagai anak perusahaan, Bulog juga ikut menangani karena tujuannya untuk menjaga ketersediaan juga kestabilan harga,” ujar Usep Karyana. Saat ini Bulog telah mengirimkan beras ke luar daerah.
Di antaranya Aceh, Medan, Padang, Riau, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. ”Realisasi pengadaan beras tahun lalu mencapai 591 ton. Jumlah tersebut melebihi target awal sebanyak 505.000 ton atau mencapai 118%. Stok beras yang melimpah ini selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Tengah, sekitar 43.200 ton juga telah didistribusikan ke provinsi lain,” paparnya.
Untuk 2017, pihaknya menargetkan dapat menyerap setidaknya menyamai dengan pencapaian pada tahun ini. Kemudian untuk ketahanan stok mencukupi hingga pertengahan tahun ini. Wakil Kepala Perum Bulog Divre Jateng Ramlan melanjutkan, operasi pasar merupakan agenda yang disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan harga. ”Tak hanya untuk beras, tapi juga beberapa komoditas lain,” katanya.
hendrati hapsari
http://www.koran-sindo.com/news.php?r=6&n=76&date=2017-01-06
Jumat, 06 Januari 2017
Harga Cabai Rawit Tak Terkendali, Bulog Segera Gelar Operasi Pasar
Kamis, 5 Januari 2017
Untuk menekan harga cabai rawit yang semakin tinggi belakangan ini, Bulog berupaya untuk menggelar operasi pasar.
TEGAL - Untuk menekan harga cabai rawit yang semakin tinggi belakangan ini, Bulog Sub Divisi Regional (Divre) 6 Pekalongan berupaya untuk menggelar operasi pasar. Karenanya, Bulog akan membeli cabai dari petani untuk dijual kembali dengan harga yang terjangkau masyarakat.
Kepala Bulog Sub Divre 6 Pekalongan Sumarna Muharip mengatakan, pihaknya terus memantau kenaikan harga cabai di tingkat konsumen. Setelah mengetahui adanya pergerakan harga cabai, Bulog kemudian akan mengupayakan langkah untuk menurunkan harganya.
"Dari pantauan kami, saat ini harga cabai cukup tinggi. Kami tengah mengupayakan untuk menggelar operasi pasar cabai. Sehingga harga di pasaran akan kembali turun," kata Sumarna, kemarin.
Terkait itu, Bulog akan membeli cabai dari petani langsung yang kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih murah sehingga bisa terjangkau masyarakat. Karena Bulog tidak memiliki persediaan, sehingga saat ini masih diupayakan untuk mencari meski masih kesulitan karena pengaruh cuaca banyak tanaman cabai di beberapa daerah yang gagal panen.
“Jumlah cabai yang disediakan dalam operasi pasar akan terbatas. Harapannya, operasi pasar tersebut diharapkan bisa menurunkan harga cabai di tingkat konsumen yang melonjak akibat suplai yang berkurang,” jelasnya. (muj/zul)
http://radartegal.com/berita-lokal/harga-cabai-rawit-tak-terkendali-bulog-segera.13022.html
Untuk menekan harga cabai rawit yang semakin tinggi belakangan ini, Bulog berupaya untuk menggelar operasi pasar.
TEGAL - Untuk menekan harga cabai rawit yang semakin tinggi belakangan ini, Bulog Sub Divisi Regional (Divre) 6 Pekalongan berupaya untuk menggelar operasi pasar. Karenanya, Bulog akan membeli cabai dari petani untuk dijual kembali dengan harga yang terjangkau masyarakat.
Kepala Bulog Sub Divre 6 Pekalongan Sumarna Muharip mengatakan, pihaknya terus memantau kenaikan harga cabai di tingkat konsumen. Setelah mengetahui adanya pergerakan harga cabai, Bulog kemudian akan mengupayakan langkah untuk menurunkan harganya.
"Dari pantauan kami, saat ini harga cabai cukup tinggi. Kami tengah mengupayakan untuk menggelar operasi pasar cabai. Sehingga harga di pasaran akan kembali turun," kata Sumarna, kemarin.
Terkait itu, Bulog akan membeli cabai dari petani langsung yang kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih murah sehingga bisa terjangkau masyarakat. Karena Bulog tidak memiliki persediaan, sehingga saat ini masih diupayakan untuk mencari meski masih kesulitan karena pengaruh cuaca banyak tanaman cabai di beberapa daerah yang gagal panen.
“Jumlah cabai yang disediakan dalam operasi pasar akan terbatas. Harapannya, operasi pasar tersebut diharapkan bisa menurunkan harga cabai di tingkat konsumen yang melonjak akibat suplai yang berkurang,” jelasnya. (muj/zul)
http://radartegal.com/berita-lokal/harga-cabai-rawit-tak-terkendali-bulog-segera.13022.html
Menjadi Pemasok Bulog, PT Pertani Ramaikan Bisnis Beras di Tanah Air
Kamis , 05 Januari 2017
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA. Persaingan bisnis beras di Tanah Air tahun 2017 ini diprediksi tambah meriah. Di tengah penguasaan perusahaan swasta dalam produksi dan distribusi beras nasional, mulai tahun ini, muncul PT Pertani sebagai perusahaan negara yang ikut bisnis beras.
Direktur Utama Pertani Wahyu mengatakan, perusahaan plat merah ini menargetkan untuk memproduksi beras tahun ini sekitar 250.000 ton. Beras tersebut nantinya akan dipasok kepada Perum Bulog untuk memenuhi target produksi gabah/beras dalam negeri serta menjaga persediaan stok beras nasional.
"Pertani memiliki lahan binaan petani penangkaran benih dengan lahan seluas 120.000 hektare (ha) yang bisa juga dijadikan lahan produksi," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (4/1).
Wahyu melanjutkan, Pertani mempunyai kantor cabang serta outlet di seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua dengan sarana-prasarana fasilitas pengolahan sejumlah 25 unit dan 65 unit mesin pengering yang siap dioperasikan untuk produksi atau pengolahan gabah menjadi beras.
Langkah ke depan, sebagai pilot project, Pertani segera menindaklanjuti kerjasama ini dengan melakukan perjanjian kerjasama untuk wilayah kerja Bulog Divisi Regional DKI Jakarta dan Banten.
Wahyu bilang, seandainya produksi beras ini berhasil, Pertani juga akan memperluas bisnis dengan memproduksi jagung dan kedelai.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, kerjasama dengan Pertani ini diharapkan menjadi dasar acuan kerjasama diantara BUMN pangan dalam mendukung penyediaan gabah atau beras dalam negeri untuk kebutuhan beras subsidi maupun komersial.
Djarot bilang, kerjasama ini merupakan langkah positif yang akan mendukung kinerja Bulog dan Pertani dalam upaya pengadaan dan pengolahan hasil panen petani. Selain itu, pola kerjasama ini juga menjadi kabar baik bagi petani karena bakal adanya jaminan baru dari perusahaan yang menyerap produksi mereka.
Seperti diketahui, selama ini, bisnis inti dari Pertani adalah memproduksi benih padi, jagung, dan kedelai. Meski akan terjun ke bisnis beras, tahun ini, Pertani tetap mengarap bisnis benih. Tahun ini, perusahaan itu menargetkan bisa memproduksi benih padi sebanyak 80.000 ton, jagung 15.000 ton, dan kedelai 5.000 ton. (KONTAN)
http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/01/05/menjadi-pemasok-bulog-pt-pertani-ramaikan-bisnis-beras-di-tanah-air
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA. Persaingan bisnis beras di Tanah Air tahun 2017 ini diprediksi tambah meriah. Di tengah penguasaan perusahaan swasta dalam produksi dan distribusi beras nasional, mulai tahun ini, muncul PT Pertani sebagai perusahaan negara yang ikut bisnis beras.
Direktur Utama Pertani Wahyu mengatakan, perusahaan plat merah ini menargetkan untuk memproduksi beras tahun ini sekitar 250.000 ton. Beras tersebut nantinya akan dipasok kepada Perum Bulog untuk memenuhi target produksi gabah/beras dalam negeri serta menjaga persediaan stok beras nasional.
"Pertani memiliki lahan binaan petani penangkaran benih dengan lahan seluas 120.000 hektare (ha) yang bisa juga dijadikan lahan produksi," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (4/1).
Wahyu melanjutkan, Pertani mempunyai kantor cabang serta outlet di seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua dengan sarana-prasarana fasilitas pengolahan sejumlah 25 unit dan 65 unit mesin pengering yang siap dioperasikan untuk produksi atau pengolahan gabah menjadi beras.
Langkah ke depan, sebagai pilot project, Pertani segera menindaklanjuti kerjasama ini dengan melakukan perjanjian kerjasama untuk wilayah kerja Bulog Divisi Regional DKI Jakarta dan Banten.
Wahyu bilang, seandainya produksi beras ini berhasil, Pertani juga akan memperluas bisnis dengan memproduksi jagung dan kedelai.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, kerjasama dengan Pertani ini diharapkan menjadi dasar acuan kerjasama diantara BUMN pangan dalam mendukung penyediaan gabah atau beras dalam negeri untuk kebutuhan beras subsidi maupun komersial.
Djarot bilang, kerjasama ini merupakan langkah positif yang akan mendukung kinerja Bulog dan Pertani dalam upaya pengadaan dan pengolahan hasil panen petani. Selain itu, pola kerjasama ini juga menjadi kabar baik bagi petani karena bakal adanya jaminan baru dari perusahaan yang menyerap produksi mereka.
Seperti diketahui, selama ini, bisnis inti dari Pertani adalah memproduksi benih padi, jagung, dan kedelai. Meski akan terjun ke bisnis beras, tahun ini, Pertani tetap mengarap bisnis benih. Tahun ini, perusahaan itu menargetkan bisa memproduksi benih padi sebanyak 80.000 ton, jagung 15.000 ton, dan kedelai 5.000 ton. (KONTAN)
http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/01/05/menjadi-pemasok-bulog-pt-pertani-ramaikan-bisnis-beras-di-tanah-air
Presiden: Stok Beras Bulog Meningkat Signifikan
Kamis , 05 Januari 2017
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengungkapkan pemerintah tidak berencana impor beras mengingat stok beras di Bulog meningkat secara signifikan.
"Biasanya September-Oktober itu sudah rapat terbatas untuk mengatasi kekurangan stok beras. Yang kedua mengenai pengendalian harganya, berapa yang harus kita impor untuk mengendalikan harga. Ini (ratas) kok tidak ada," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian 2017 di Hotel Bidakara Jakarta pada Kamis (5/1).
Presiden juga mengungkapkan kebahagiaannya atas pencapaian Kementerian Pertanian dalam meniadakan impor beras tersebut. Kepala Negara mengatakan stok beras di Bulog hingga Kamis pagi berjumlah 1,734 juta ton.
Sementara jumlah stok beras pada akhir 2015, menurut Jokowi, hanya sekitar 800 ribu ton. "Artinya sudah meningkat 2 kali lebih sehingga benar pada September tidak ada ratas mau impor berapa karena stoknya sudah dua kali lipat lebih," ujar Presiden.
Dengan berlimpahnya stok beras maka dapat mengatasi potensi lonjakan harga karena pasar bisa mendapat sokongan suplai dari Bulog langsung. Dalam sambutannya, Kepala Negara juga mengharapkan impor jagung dapat ditiadakan pada 2018 jika upaya meningkatkan produktivitas di lapangan dilakukan secara detail.
"Jagung, data yang saya peroleh ini impornya 3,2 juta ton dan data terakhir yang saya terima impor kita 2016 hanya 900 ribu ton," ujar Presiden. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menjelaskan, menurunnya jumlah impor jagung itu dikarenakan terdapat produksi yang melonjak di dalam negeri.
Menurut data Kementerian Pertanian, penurunan impor jagung di Indonesia terjadi sebesar 66,6 persen.
Produksi jagung meningkat jadi 23,2 juta ton pada 2016 dari sebelumnya 19 juta ton pada 2014 atau naik sebesar 21,8 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengungkapkan pemerintah tidak berencana impor beras mengingat stok beras di Bulog meningkat secara signifikan.
"Biasanya September-Oktober itu sudah rapat terbatas untuk mengatasi kekurangan stok beras. Yang kedua mengenai pengendalian harganya, berapa yang harus kita impor untuk mengendalikan harga. Ini (ratas) kok tidak ada," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian 2017 di Hotel Bidakara Jakarta pada Kamis (5/1).
Presiden juga mengungkapkan kebahagiaannya atas pencapaian Kementerian Pertanian dalam meniadakan impor beras tersebut. Kepala Negara mengatakan stok beras di Bulog hingga Kamis pagi berjumlah 1,734 juta ton.
Sementara jumlah stok beras pada akhir 2015, menurut Jokowi, hanya sekitar 800 ribu ton. "Artinya sudah meningkat 2 kali lebih sehingga benar pada September tidak ada ratas mau impor berapa karena stoknya sudah dua kali lipat lebih," ujar Presiden.
Dengan berlimpahnya stok beras maka dapat mengatasi potensi lonjakan harga karena pasar bisa mendapat sokongan suplai dari Bulog langsung. Dalam sambutannya, Kepala Negara juga mengharapkan impor jagung dapat ditiadakan pada 2018 jika upaya meningkatkan produktivitas di lapangan dilakukan secara detail.
"Jagung, data yang saya peroleh ini impornya 3,2 juta ton dan data terakhir yang saya terima impor kita 2016 hanya 900 ribu ton," ujar Presiden. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menjelaskan, menurunnya jumlah impor jagung itu dikarenakan terdapat produksi yang melonjak di dalam negeri.
Menurut data Kementerian Pertanian, penurunan impor jagung di Indonesia terjadi sebesar 66,6 persen.
Produksi jagung meningkat jadi 23,2 juta ton pada 2016 dari sebelumnya 19 juta ton pada 2014 atau naik sebesar 21,8 persen.
Kamis, 05 Januari 2017
Bulog Kediri Bingung Cara Salurkan Beras Raskin
Rabu, 4 Januari 2017
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Bulog Kediri masih menunggu ketentuan pemerintah terkait mekanisme penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) 2017. Sesuai rencana semula, raskin bakal disalurkan melalui e-voucher dan e-warong.
Tahun lalu penyaluran raskin masih dilakukan secara manual. “Kuota Kabupaten Kediri lewat e-voucher pada 2017. Namun, infrastrukturnya belum memadai,” ungkap Rahmat Syahdjoni Putra, Kepala Sub Bulog Kediri, Rabu (4/1/2017).
Rahmat Syahdjoni menjelaskan daerah yang telah tersedia infrastruktur penyaluran raskin lewat e-voucher, pihaknya akan memaksimalkan e-Warong.
Namun, e-warong di Kabupaten dan Kota Kediri jumlahnya sangat terbatas. Sehingga tidak memungkinkan penyaluran raskin yang jumlahnya mencapai ribuan.
“Bisa jadi kami akan menyalurkan lagi secara manual seperti sebelumnya,” jelasnya.
Sampai sekarang belum ada kejelasan jadwal penyaluran raskin 2017.
“Sekarang kami masih menunggu kepastiannya,” tambahnya
http://suryamalang.tribunnews.com/2017/01/04/bulog-kediri-bingung-cara-salurkan-beras-raskin
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Bulog Kediri masih menunggu ketentuan pemerintah terkait mekanisme penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) 2017. Sesuai rencana semula, raskin bakal disalurkan melalui e-voucher dan e-warong.
Tahun lalu penyaluran raskin masih dilakukan secara manual. “Kuota Kabupaten Kediri lewat e-voucher pada 2017. Namun, infrastrukturnya belum memadai,” ungkap Rahmat Syahdjoni Putra, Kepala Sub Bulog Kediri, Rabu (4/1/2017).
Rahmat Syahdjoni menjelaskan daerah yang telah tersedia infrastruktur penyaluran raskin lewat e-voucher, pihaknya akan memaksimalkan e-Warong.
Namun, e-warong di Kabupaten dan Kota Kediri jumlahnya sangat terbatas. Sehingga tidak memungkinkan penyaluran raskin yang jumlahnya mencapai ribuan.
“Bisa jadi kami akan menyalurkan lagi secara manual seperti sebelumnya,” jelasnya.
Sampai sekarang belum ada kejelasan jadwal penyaluran raskin 2017.
“Sekarang kami masih menunggu kepastiannya,” tambahnya
http://suryamalang.tribunnews.com/2017/01/04/bulog-kediri-bingung-cara-salurkan-beras-raskin
Terungkap, Begini Kronologi Suap Gula Bulog ke Irman Gusman
RABU, 04 JANUARI 2017
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Nawawi Pomolango secara tegas menyatakan Xaveriandy Sutanto dan Memi, pemilik CV Semesta Berjaya terbukti menyuap Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman. Suap itu untuk pengurusan kuota gula Bulog di Sumatera Barat. CV Semesta Berjaya adalah perusahaan yang bergerak pada usaha perdagangan sembako.
“Terdakwa telah memberi sesuatu berupa uang Rp 100 juta kepada Irman Gusman selaku Ketua DPD,” kata Nawawi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu, 4 Januari 2017. Atas perbuatannya, Sutanto dihukum 3 tahun penjara. Sedangkan istrinya, Memi, dikenai penjara 2 tahun 6 bulan. Masing-masing juga didenda Rp 50 juta dengan subsider 3 bulan kurungan.
Anggota majelis hakim John Halasan Butarbutar menceritakan kronologi penyuapan yang dilakukan Sutanto dan Memi kepada Irman Gusman. Ia mengatakan awalnya Sutanto dan Memi mengajukan permohonan gula sebanyak 3.000 ton kepada Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Sumatera Barat. Tujuannya untuk mendapatkan pasokan gula lebih murah. Saat itu harga gula di Sumatera Barat mencapai Rp 16.000 per kilogram.
Namun permintaan CV Semesta Berjaya tak kunjung direspons oleh Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Barat Benhur Ngakaimi. John mengatakan lantaran tidak mendapat respons cepat, Sutanto dan Memi meminta kepada Ketua DPD Irman Gusman untuk mengupayakan perusahannya diberikan jatah gula untuk didistribusikan ke Sumatera Barat. “Irman meminta fee Rp 300 per kilogram, akhirnya disepakati Sutanto dan Memi,” kata John.
John menuturkan Irman kemudian menghubungi Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti guna membahas alokasi kuota gula ke Sumatera Barat. Karena yang meminta adalah Ketua DPD, ia mengatakan Djarot menyetujui. Bahkan, apabila ada hambatan diminta untuk menghubungi Djarot. Menurut dia, Djarot lalu meminta kontak Memi kepada Irman untuk menindaklanjuti permintaan Irman prihal alokasi kuota gula tersebut. Dari kesepakatan tersebut, didapatkan harga gula lebih murah yaitu antara Rp 11.500-11.600 per kilogram.
John mengatakan Djarot kemudian menghubungi Memi untuk menanyakan tindak lanjutnya. Memi ternyata sudah mengajukan purchase order (PO) sebanyak 3.000 ton gula. Rencananya jumlah itu akan diberikan secara bertahap dengan menggelontorkan 1.000 ton terlebih dahulu. Dari Jakarta sudah mendapatkan kabar bahwa sebanyak 1.000 ton gula sudah disiapkan. Dari jumlah tersebut, sudah terdistribusi sebanyak 625 ton ke Sumatera Barat, 250 ton ke Medan, dan 125 ton ke Pekanbaru yang dijual ke beberapa toko.
Pada Agustus 2016, Memi melaporkan kepada Irman melalui pesan WhatsApp bahwa harga gula turun dari Rp 12.000 menjadi Rp 11.700 per kilogram sehingga menyebabkan gula sulit dijual. Menurut John, Irman kemudian menyampaikan kepada Memi untuk menunggu waktu yang tepat untuk menjual gula. “Yang penting komitmen kita selalu dijaga dari komitmen awal (fee Rp 300 rupiah per kilogram yang diminta Irman kepada Memi),” kata John menirukan ucapan Irman.
Irman diketahui bersedia membantu Memi dengan syarat meminta komitmen fee Rp 300 untuk setiap kilogram gula. Irman juga telah melobi kepada Djarot untuk memudahkan CV Semesta Berjaya menyalurkan gula impor. Majelis hakim pun meyakini bahwa Irman yang telah merekomendasikan CV Semesta Berjaya kepada Djarot.
John mengatakan Sutanto dan Memi telah bersepakat dengan Irman. Lalu Sutanto dan Memi meminta bertemu Irman pada Jumat, 16 September 2016. Irman menyanggupi bertemu mereka pada pukul 22.00. Memi kemudian meminta stafnya menyiapkan uang Rp 100 juta untuk diberikan kepada Irman. Hari itu pula mereka berangkat ke Jakarta.
John mengatakan Sutanto dan Memi tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pukul 19.30. Sementara pertemuan dengan Irman terjadi pada pukul 23.00 di kediaman dinas Irman di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan. “Tidak lama kemudian mereka ditangkap KPK,” kata John.
DANANG FIRMANTO
https://m.tempo.co/read/news/2017/01/04/063832658/terungkap-begini-kronologi-suap-gula-bulog-ke-irman-gusman
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Nawawi Pomolango secara tegas menyatakan Xaveriandy Sutanto dan Memi, pemilik CV Semesta Berjaya terbukti menyuap Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman. Suap itu untuk pengurusan kuota gula Bulog di Sumatera Barat. CV Semesta Berjaya adalah perusahaan yang bergerak pada usaha perdagangan sembako.
“Terdakwa telah memberi sesuatu berupa uang Rp 100 juta kepada Irman Gusman selaku Ketua DPD,” kata Nawawi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu, 4 Januari 2017. Atas perbuatannya, Sutanto dihukum 3 tahun penjara. Sedangkan istrinya, Memi, dikenai penjara 2 tahun 6 bulan. Masing-masing juga didenda Rp 50 juta dengan subsider 3 bulan kurungan.
Anggota majelis hakim John Halasan Butarbutar menceritakan kronologi penyuapan yang dilakukan Sutanto dan Memi kepada Irman Gusman. Ia mengatakan awalnya Sutanto dan Memi mengajukan permohonan gula sebanyak 3.000 ton kepada Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Sumatera Barat. Tujuannya untuk mendapatkan pasokan gula lebih murah. Saat itu harga gula di Sumatera Barat mencapai Rp 16.000 per kilogram.
Namun permintaan CV Semesta Berjaya tak kunjung direspons oleh Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Barat Benhur Ngakaimi. John mengatakan lantaran tidak mendapat respons cepat, Sutanto dan Memi meminta kepada Ketua DPD Irman Gusman untuk mengupayakan perusahannya diberikan jatah gula untuk didistribusikan ke Sumatera Barat. “Irman meminta fee Rp 300 per kilogram, akhirnya disepakati Sutanto dan Memi,” kata John.
John menuturkan Irman kemudian menghubungi Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti guna membahas alokasi kuota gula ke Sumatera Barat. Karena yang meminta adalah Ketua DPD, ia mengatakan Djarot menyetujui. Bahkan, apabila ada hambatan diminta untuk menghubungi Djarot. Menurut dia, Djarot lalu meminta kontak Memi kepada Irman untuk menindaklanjuti permintaan Irman prihal alokasi kuota gula tersebut. Dari kesepakatan tersebut, didapatkan harga gula lebih murah yaitu antara Rp 11.500-11.600 per kilogram.
John mengatakan Djarot kemudian menghubungi Memi untuk menanyakan tindak lanjutnya. Memi ternyata sudah mengajukan purchase order (PO) sebanyak 3.000 ton gula. Rencananya jumlah itu akan diberikan secara bertahap dengan menggelontorkan 1.000 ton terlebih dahulu. Dari Jakarta sudah mendapatkan kabar bahwa sebanyak 1.000 ton gula sudah disiapkan. Dari jumlah tersebut, sudah terdistribusi sebanyak 625 ton ke Sumatera Barat, 250 ton ke Medan, dan 125 ton ke Pekanbaru yang dijual ke beberapa toko.
Pada Agustus 2016, Memi melaporkan kepada Irman melalui pesan WhatsApp bahwa harga gula turun dari Rp 12.000 menjadi Rp 11.700 per kilogram sehingga menyebabkan gula sulit dijual. Menurut John, Irman kemudian menyampaikan kepada Memi untuk menunggu waktu yang tepat untuk menjual gula. “Yang penting komitmen kita selalu dijaga dari komitmen awal (fee Rp 300 rupiah per kilogram yang diminta Irman kepada Memi),” kata John menirukan ucapan Irman.
Irman diketahui bersedia membantu Memi dengan syarat meminta komitmen fee Rp 300 untuk setiap kilogram gula. Irman juga telah melobi kepada Djarot untuk memudahkan CV Semesta Berjaya menyalurkan gula impor. Majelis hakim pun meyakini bahwa Irman yang telah merekomendasikan CV Semesta Berjaya kepada Djarot.
John mengatakan Sutanto dan Memi telah bersepakat dengan Irman. Lalu Sutanto dan Memi meminta bertemu Irman pada Jumat, 16 September 2016. Irman menyanggupi bertemu mereka pada pukul 22.00. Memi kemudian meminta stafnya menyiapkan uang Rp 100 juta untuk diberikan kepada Irman. Hari itu pula mereka berangkat ke Jakarta.
John mengatakan Sutanto dan Memi tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pukul 19.30. Sementara pertemuan dengan Irman terjadi pada pukul 23.00 di kediaman dinas Irman di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan. “Tidak lama kemudian mereka ditangkap KPK,” kata John.
DANANG FIRMANTO
https://m.tempo.co/read/news/2017/01/04/063832658/terungkap-begini-kronologi-suap-gula-bulog-ke-irman-gusman
Rabu, 04 Januari 2017
Bulog Jember Turunkan Target Pengadaan Beras
Rabu,4 Januari 2017
Bisnis.com, JEMBER—Target pengadaan beras Perum Badan Urusan Logistik Sub Divisi Regional XI Jember, Jawa Timur, menurun 5.000 ton dari 75.000 ton pada 2016 menjadi 70.000 ton pada 2017.
"Tahun ini target pengadaan atau prognosa beras yang ditentukan oleh Bulog pusat turun, namun kami tidak tahu alasan penurunan tersebut," kata Kepala Bulog Sub Divre XI Jember Khozin di Jember, Rabu (4/1/2017).
Menurut dia, target pengadaan beras "public service obligation" (PSO) 2017 sebanyak 70.000 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam program beras untuk masyarakat pra-sejahtera (rastra), sedangkan untuk pembelian beras premium sebanyak 2.950 ton.
"Saya tidak tahu pertimbangan apa tentang penurunan target beras dari Bulog pusat. Apakah karena realisasi kami yang tidak sampai 100 persen atau ada faktor yang lain," tuturnya.
Ia menjelaskan realisasi serapan gabah dan beras tahun 2016 sebanyak 55.000 ton atau setara 73 persen dari target pengadaan Bulog Jember sebesar 75.000 ton, namun pihaknya sudah optimal dalam melakukan penyerapan gabah atau beras petani.
"Serapan beras pada tahun ini lebih tinggi persentasenya dibandingkan beberapa tahun sebelumnya karena sejak tahun 2013 hingga 2015, realisasi pengadaan hanya sekitar 50 persen sampai 60 persen dari target yang ditentukan," katanya.
Khozin mengatakan pihak Bulog Sub Divre XI Jember segera melakukan pengadaan beras pada Februari 2017 karena masa panen Kabupaten Jember diprediksi pada Maret 2017, sehingga petugas akan turun ke sawah untuk menyerap gabah atau beras petani di areal pertanian.
Sumber : Antara
http://surabaya.bisnis.com/read/20170104/4/93258/bulog-jember-turunkan-target-pengadaan-beras
Bisnis.com, JEMBER—Target pengadaan beras Perum Badan Urusan Logistik Sub Divisi Regional XI Jember, Jawa Timur, menurun 5.000 ton dari 75.000 ton pada 2016 menjadi 70.000 ton pada 2017.
"Tahun ini target pengadaan atau prognosa beras yang ditentukan oleh Bulog pusat turun, namun kami tidak tahu alasan penurunan tersebut," kata Kepala Bulog Sub Divre XI Jember Khozin di Jember, Rabu (4/1/2017).
Menurut dia, target pengadaan beras "public service obligation" (PSO) 2017 sebanyak 70.000 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam program beras untuk masyarakat pra-sejahtera (rastra), sedangkan untuk pembelian beras premium sebanyak 2.950 ton.
"Saya tidak tahu pertimbangan apa tentang penurunan target beras dari Bulog pusat. Apakah karena realisasi kami yang tidak sampai 100 persen atau ada faktor yang lain," tuturnya.
Ia menjelaskan realisasi serapan gabah dan beras tahun 2016 sebanyak 55.000 ton atau setara 73 persen dari target pengadaan Bulog Jember sebesar 75.000 ton, namun pihaknya sudah optimal dalam melakukan penyerapan gabah atau beras petani.
"Serapan beras pada tahun ini lebih tinggi persentasenya dibandingkan beberapa tahun sebelumnya karena sejak tahun 2013 hingga 2015, realisasi pengadaan hanya sekitar 50 persen sampai 60 persen dari target yang ditentukan," katanya.
Khozin mengatakan pihak Bulog Sub Divre XI Jember segera melakukan pengadaan beras pada Februari 2017 karena masa panen Kabupaten Jember diprediksi pada Maret 2017, sehingga petugas akan turun ke sawah untuk menyerap gabah atau beras petani di areal pertanian.
Sumber : Antara
http://surabaya.bisnis.com/read/20170104/4/93258/bulog-jember-turunkan-target-pengadaan-beras
Asosiasi dan Bulog akan Sosialisasi Manfaat Konsumsi Daging Beku
Rabu,4 Januari 2017
Jakarta - Harga daging kerbau beku impor dari India dijual oleh pedagang pasar tradisional di atas Rp 80.000/kg. Hal itu karena pedagang mengaku lebih laris jika dicairkan dan dibersihkan lemaknya terlebih dulu.
Namun, Ketua Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI), Ahmad Hadi mengatakan sebenarnya daging kerbau tidak memiliki lemak yang banyak. Menurutnya, ini merupakan soal kebiasaan pedagang sehingga butuh sosialisasi agar pedagang menjual dalam kondisi beku.
"Secara fisik, daging kerbau dari India ini tidak banyak mengandung lemak, beda dengan daging sapi. Jadi seharusnya tidak perlu dibersihkan lagi. Ini masalah kebiasaan. Saya yakin sosialisasi tentang alternatif pilihan daging kerbau beku yang terus dilakukan, akan mengubah kebiasaan lama ini, tapi perlu waktu," kata Ahmad, kepada detikFinance, Rabu (4/1//2016).
Sebelumnya para pedagang tradisional menjual daging kerbau dari India di atas Rp 80.000/kg karena daging tersebut harus dibersihkan dan dicairkan. Padahal menurut Ahmad, hal itu merupakan kebiasaan karena ada pembeli yang meminta pedagang untuk membersihkan lemaknya.
"Kalau di pasaran ada yang menjual diatas Rp 80.000/kg, pasti disebabkan pembeli akhir minta daging beku tersebut dicairkan, jadi sudah tidak beku lagi. Ada susut karena pencairan daging tersebut, yg dibebankan ke pembeli," katanya.
Ia mengatakan sosialisasi konsumsi daging beku antara lain, memberi informasi daging beku lebih steril ke pedagang.
"Yang beku, kualitasnya lebih baik karena proses pencairan yang salah menyebabkan kontaminasi kuman/tidak hygiene. Kami juga menyarankan untuk dijual beku, untuk membedakan dengan daging sapi segar," imbuhnya.
Sosialisasi tersebut nantinya dilakukan Bulog dengan asosiasi terkait, misalnya dengan ADDI. Nantinya tiap anggota asosiasi akan memberikan penyuluhan kepada anggotanya untuk menjual daging beku.
"Bentuknya melalui kerja sama antara Bulog dengan asosiasi terkait seperti yang kemarin dilakukan, MOU antara Bulog dengan ADDI. Nantinya, Asosiasi yang akan proaktif kepada seluruh anggotanya," kata Ahmad.
Ia mengatakan, secara bertahap nantinya para pedagang akan dipinjamkan freezer dari Bulog agar dapat menjual daging beku. Hal itu untuk tetap menjaga kualitas daging.
"Secara bertahap Bulog akan meminjamkan Freezer untuk pedagang. Kalau berdagang daging beku lebih menguntungkan, saya yakin pedagang tidak keberatan membeli freezer kecil di masing-masing losnya. Mengingat kualitas daging akan terjaga kalau menggunakan freezer," kata pria yang akrab disapa Hadi ini. (hns/hns)
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3387541/asosiasi-dan-bulog-akan-sosialisasi-manfaat-konsumsi-daging-beku
Jakarta - Harga daging kerbau beku impor dari India dijual oleh pedagang pasar tradisional di atas Rp 80.000/kg. Hal itu karena pedagang mengaku lebih laris jika dicairkan dan dibersihkan lemaknya terlebih dulu.
Namun, Ketua Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI), Ahmad Hadi mengatakan sebenarnya daging kerbau tidak memiliki lemak yang banyak. Menurutnya, ini merupakan soal kebiasaan pedagang sehingga butuh sosialisasi agar pedagang menjual dalam kondisi beku.
"Secara fisik, daging kerbau dari India ini tidak banyak mengandung lemak, beda dengan daging sapi. Jadi seharusnya tidak perlu dibersihkan lagi. Ini masalah kebiasaan. Saya yakin sosialisasi tentang alternatif pilihan daging kerbau beku yang terus dilakukan, akan mengubah kebiasaan lama ini, tapi perlu waktu," kata Ahmad, kepada detikFinance, Rabu (4/1//2016).
Sebelumnya para pedagang tradisional menjual daging kerbau dari India di atas Rp 80.000/kg karena daging tersebut harus dibersihkan dan dicairkan. Padahal menurut Ahmad, hal itu merupakan kebiasaan karena ada pembeli yang meminta pedagang untuk membersihkan lemaknya.
"Kalau di pasaran ada yang menjual diatas Rp 80.000/kg, pasti disebabkan pembeli akhir minta daging beku tersebut dicairkan, jadi sudah tidak beku lagi. Ada susut karena pencairan daging tersebut, yg dibebankan ke pembeli," katanya.
Ia mengatakan sosialisasi konsumsi daging beku antara lain, memberi informasi daging beku lebih steril ke pedagang.
"Yang beku, kualitasnya lebih baik karena proses pencairan yang salah menyebabkan kontaminasi kuman/tidak hygiene. Kami juga menyarankan untuk dijual beku, untuk membedakan dengan daging sapi segar," imbuhnya.
Sosialisasi tersebut nantinya dilakukan Bulog dengan asosiasi terkait, misalnya dengan ADDI. Nantinya tiap anggota asosiasi akan memberikan penyuluhan kepada anggotanya untuk menjual daging beku.
"Bentuknya melalui kerja sama antara Bulog dengan asosiasi terkait seperti yang kemarin dilakukan, MOU antara Bulog dengan ADDI. Nantinya, Asosiasi yang akan proaktif kepada seluruh anggotanya," kata Ahmad.
Ia mengatakan, secara bertahap nantinya para pedagang akan dipinjamkan freezer dari Bulog agar dapat menjual daging beku. Hal itu untuk tetap menjaga kualitas daging.
"Secara bertahap Bulog akan meminjamkan Freezer untuk pedagang. Kalau berdagang daging beku lebih menguntungkan, saya yakin pedagang tidak keberatan membeli freezer kecil di masing-masing losnya. Mengingat kualitas daging akan terjaga kalau menggunakan freezer," kata pria yang akrab disapa Hadi ini. (hns/hns)
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3387541/asosiasi-dan-bulog-akan-sosialisasi-manfaat-konsumsi-daging-beku
Wagub Sulsel Minta Bulog Kembangkan Produksi Beras Organik
Rabu,4 Januari 2017
RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Wakil Gubernur Sulawesi selatan, Agus Arifin Nu'mang meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Region (Divre) Sulselbar mengembangkan produksi beras organik. Beras ini dianggap mulai digemari dan dicari konsumen.
Mantan Ketua DPRD Sulsel ini juga menilai beras itu bisa dipasarkan dengan harga yang menjanjikan. Untuk mengembangkan produksi dan pemasarannya, Agus minta Bulog melibatkan beberapa instansi, seperti Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Pertanian.
"Selera dan kebutuhan masyarakat akan pangan terus mengalami perubahan dan peningkatan seiring dengan terus meningkatnya perekonomian masyarakat itu sendiri," kata dia saat pisah sambut kepala Bulog Sulselbar di Baruga Lappo Ase, Jl AP Pettarani, kemarin.
Dengan bertambahnya tingkat ekonomi masyarakat, kata dia, maka kebutuhan jenis pangan masyarakat juga akan berubah dan meningkat. "Kan sekarang kebutuhan ekonomi masyarakat semakin meningkat, maka perlunya Perum Bulog Divre Sulselbar terus meningkatkan inovasi kerjanya," ujar Agus.
Agus menilai Bulog Sulselbar sudah memenuhi targetnya dalam penyediaan pangan lokal maupun nasional. Dia juga mengatakan, pencapaian target yang direncanakan sebelumnya merupakan suatu hal yang wajar, namun tak kalah pentingnya adalah mempertahankan capaian target yang telah dicapai.
http://news.rakyatku.com/read/33771/2017/01/04/wagub-sulsel-minta-bulog-kembangkan-produksi-beras-organik
RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Wakil Gubernur Sulawesi selatan, Agus Arifin Nu'mang meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Region (Divre) Sulselbar mengembangkan produksi beras organik. Beras ini dianggap mulai digemari dan dicari konsumen.
Mantan Ketua DPRD Sulsel ini juga menilai beras itu bisa dipasarkan dengan harga yang menjanjikan. Untuk mengembangkan produksi dan pemasarannya, Agus minta Bulog melibatkan beberapa instansi, seperti Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Pertanian.
"Selera dan kebutuhan masyarakat akan pangan terus mengalami perubahan dan peningkatan seiring dengan terus meningkatnya perekonomian masyarakat itu sendiri," kata dia saat pisah sambut kepala Bulog Sulselbar di Baruga Lappo Ase, Jl AP Pettarani, kemarin.
Dengan bertambahnya tingkat ekonomi masyarakat, kata dia, maka kebutuhan jenis pangan masyarakat juga akan berubah dan meningkat. "Kan sekarang kebutuhan ekonomi masyarakat semakin meningkat, maka perlunya Perum Bulog Divre Sulselbar terus meningkatkan inovasi kerjanya," ujar Agus.
Agus menilai Bulog Sulselbar sudah memenuhi targetnya dalam penyediaan pangan lokal maupun nasional. Dia juga mengatakan, pencapaian target yang direncanakan sebelumnya merupakan suatu hal yang wajar, namun tak kalah pentingnya adalah mempertahankan capaian target yang telah dicapai.
http://news.rakyatku.com/read/33771/2017/01/04/wagub-sulsel-minta-bulog-kembangkan-produksi-beras-organik
Langganan:
Postingan (Atom)