Senin, 19 Desember 2016
JOGJA - Posisi Indonesia sebagai negeri di lintasan garis khatulistiwa yang cocok untuk pertanian ternyata tak termanfaatkan secara baik. Bahkan hingga 71 tahun Merdeka, Indonesia sebagai negeri agraris justru mengimpor pangan dari negara lain.
Menurut Presiden Patriot Pangan Ir. Bugiakso, selama ini pemerintah mengimpor pangan dengan dalih efisiensi. Padahal, katanya, impor pangan justru menciptakan ketergantungan yang berbahaya bagi kedaulatan nasional.
"Atas nama efisiensi, Indonesia kemudian terjebak, lalu hancur, dan belum sanggup lagi keluar dari jebakan perdagangan dan politik pangan dunia. Ini menjadi ironi Indonesia sebagai negeri agraris," katanya dalam acara peresmian Perkumpulan Patriot Pangan di Yogyakarta, Senin (19/12).
Bugiakso menambahkan, Indonesia seharusnya mengutamakan kedaulatan pangan. “Kedaulatan pangan itulah yang belum juga terwujud setelah 70 tahun lebih Indonesia merdeka," tegasnya.
Untuk itu Bugiakso menyinggung tengang “semangat berdaulat” yang digaungkan Panglima Besar Jenderal Soedirman. Dia menuturkan, Jenderal Sudirman saat menyampaikan lima pesan penting saat menghadapi agresi militer Belanda kedua pada 19 Desember 1948.
Pesan pertama adalah jangan pernah menyerah. Dan demi mewujudkan kedaulatan pangan nusantara, kata dia, tidak boleh ada kata menyerah.
"Kembali bertani, kembali bercocok tanam dan memanen, bukan menjadi kuli dan membeli," ujarnya.
Pesan kedua adalah merebut dan mempertahankan sumber daya yang dikuasai lawan. Lahan-lahan yang menganggur mestinya bisa dimanfaatkan.
Sedangkan sumber daya air yang kini didikuasai korporasi dan dikomersiialkan harus direbut demi kepentingan rakyat banyak. "Karena tanah dan air adalah kunci kedaulatan pangan, tanpa keduanya jangan bermimpi kita bisa mewujudkan kedaulatan pangan," ujarnya.
Pesan ketiga adalah jangan sekali-kali menunggu dan meminta bantuan asing. Pesan keempat Jenderal Sudirman adalah agar Indonesia bisa percaya pada kekuatan sendiri untuk mewujudkan agenda kedaulatan pangan.
Sedangkan pesan terakhir harus tetap disiplin. “Tanpa disiplin, bangsa ini bakal mudah terseok dan mudah terjebak pada tujuan sesaat,” ucap Bugiakso.(jpg/ara/jpnn)
http://www.jpnn.com/read/2016/12/19/488308/Ingat-Ada-Pesan-Jenderal-Sudirman-untuk-Wujudkan-Kedaulatan-Pangan-
Selasa, 20 Desember 2016
Senin, 19 Desember 2016
Kualitas Raskin di Mimika buruk, beras Merauke bisa jadi alternatif
Minggu, 18 Desember 2016
Jayapura, Jubi – Kualitas beras miskin (raskin) yang diperuntukkan kepada masyarakat di Kabupaten Mimika disinyalir kurang baik, dan itu diakui oleh Bulog setempat yang menurutnya disebabkan kendala jarak dan tansportasi.
Hal itu disampaikan oleh Legislator Papua dari daerah pemilihan III Mimika, Nabire, Paniai, Deiyai, Dogiyai dan Intan Jaya, Wilhelmus Pigai melalui sambungan telpon, Minggu (18/12/2016).
Kualitas raskin yang kurang baik tersebut pertama dikeluhkan oleh para ketua RT/RW di Kabupaten Mimika ketika melakukan pertemuan dengan anggota Komisi I DPR Papua.
"Atas dasar itu saya kemudian berkunjungan ke Gudang Bulog Mimika. Tujuannya memastikan apakah kualitas raskin itu benar-benar seperti yang dikeluhkan para ketua RT/RW di Mimika. Dan memang ketika pertemuan dengan Bulog Mimika, mereka mengakui kualitas raskin memang kurang bagus," kata Mus Pigai.
Menurut dia, alasan pihak Bulog Mimika lantaran masa angkut raskin dari Surabaya ke Mimika butuh waktu yang cukup lama. Sehingga berdampak pada kualitas beras.
"Bisa saja kondisi yang sama juga terjadi di daerah lain di Papua. Tak menutup kemungkinan bukan hanya Mimika yang kualitas raskinnya kurang baik," ucapnya.
Kata dia, pemerintah dan pihak terkait lainnya termasuk DPR Papua atau DPRD kabupaten/kota perlu duduk bersama mencari solusi agar kualitas raskin diperbaiki.
"Bagaimanapun juga, beras itu untuk dikonsumsi masyarakat kita. Kalau kualitasnya kurang bagus, tentu pihak terkait harus mencari solusi. Saya rasa beras dari Merauke kualitasnya lebih bagus. Sebaiknya itu saja yang dipasok ke wilayah lain di Papua," katanya.
Terpisah, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berdomisili di Kota Jayapura, Sefnat menyatakan tak hanya raskin, bahkan jatah beras ASN juga terkadang kualitasnya tak memuaskan.
"Kadang beras yang kami terima juga kualitasnya tak bagus. Bahkan kadang banyak hitam-hitam atau menggumpal," kata Sefnat yang merupakan ASN di salah satu Kabupaten di Papua itu.(*)
http://tabloidjubi.com/artikel-2535-kualitas-raskin-di-mimika-buruk-beras-merauke-bisa-jadi-alternatif.html
Jayapura, Jubi – Kualitas beras miskin (raskin) yang diperuntukkan kepada masyarakat di Kabupaten Mimika disinyalir kurang baik, dan itu diakui oleh Bulog setempat yang menurutnya disebabkan kendala jarak dan tansportasi.
Hal itu disampaikan oleh Legislator Papua dari daerah pemilihan III Mimika, Nabire, Paniai, Deiyai, Dogiyai dan Intan Jaya, Wilhelmus Pigai melalui sambungan telpon, Minggu (18/12/2016).
Kualitas raskin yang kurang baik tersebut pertama dikeluhkan oleh para ketua RT/RW di Kabupaten Mimika ketika melakukan pertemuan dengan anggota Komisi I DPR Papua.
"Atas dasar itu saya kemudian berkunjungan ke Gudang Bulog Mimika. Tujuannya memastikan apakah kualitas raskin itu benar-benar seperti yang dikeluhkan para ketua RT/RW di Mimika. Dan memang ketika pertemuan dengan Bulog Mimika, mereka mengakui kualitas raskin memang kurang bagus," kata Mus Pigai.
Menurut dia, alasan pihak Bulog Mimika lantaran masa angkut raskin dari Surabaya ke Mimika butuh waktu yang cukup lama. Sehingga berdampak pada kualitas beras.
"Bisa saja kondisi yang sama juga terjadi di daerah lain di Papua. Tak menutup kemungkinan bukan hanya Mimika yang kualitas raskinnya kurang baik," ucapnya.
Kata dia, pemerintah dan pihak terkait lainnya termasuk DPR Papua atau DPRD kabupaten/kota perlu duduk bersama mencari solusi agar kualitas raskin diperbaiki.
"Bagaimanapun juga, beras itu untuk dikonsumsi masyarakat kita. Kalau kualitasnya kurang bagus, tentu pihak terkait harus mencari solusi. Saya rasa beras dari Merauke kualitasnya lebih bagus. Sebaiknya itu saja yang dipasok ke wilayah lain di Papua," katanya.
Terpisah, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berdomisili di Kota Jayapura, Sefnat menyatakan tak hanya raskin, bahkan jatah beras ASN juga terkadang kualitasnya tak memuaskan.
"Kadang beras yang kami terima juga kualitasnya tak bagus. Bahkan kadang banyak hitam-hitam atau menggumpal," kata Sefnat yang merupakan ASN di salah satu Kabupaten di Papua itu.(*)
http://tabloidjubi.com/artikel-2535-kualitas-raskin-di-mimika-buruk-beras-merauke-bisa-jadi-alternatif.html
Mutu Menurun, Edang Desak Bulog Evaluasi Pendistribusian Raskin
Minggu, 18 Desember 2016
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi VI DPR RI, Endang Srikarti Handayani mendesak agar Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) melakukan evaluasi dalam Pendistribusian raskin atau rastra. Pasalnya setelah reses, Endang mendapati keluhan dari masyarakat, raskin yang didistribusikan berkualitas buruk. Bahkan penerima raskin enggan untuk mengkonsumsi raskin dari Bulog.
"Saya minta manajemen Bulog wajib dievaluasi. Karena Bulog-Bulog di daerah kinerjanya kurang bisa dipercaya. Dapat dilihat dari kualitas berasnya tidak bagus, mutunya menurun," papar Endang sebelum pembukaan masa sidang, di ruang Paripurna DPR, Nusantara II, Rabu (16/11).
Dia meminta, Dirut Bulog beserta jajarannya melakukan evaluasi internal. Jangan hanya berpedoman dari laporan normatif saja, diperlukan pemantauan langsung agar dapat mengatasi masalah yang masih kerap terjadi. "Perlunya Dirut dan jajaranya melakukan evaluasi ke bawah. Jangan hanya percaya dengan laporan-laporan," tandasnya.
Selama masa reses, Anggota Dewan dari Dapil Jawa Tengah V ini telah menyerap aspirasi masyarakat, dan ternyata raskin yang diperuntukkan bagi rumah tangga golongan tidak mampu berkualitas buruk.
"Kulitas beras yang buruk ditemukan di dapil saya. Pada saat reses kita kumpulkan masyarakat khususnya penerima raskin itu, dan lurahnya kita kumpulkan semuanya. sejauh mana implementasi raskin," jelas Endang.
Dia juga menjabarkan, muara permasalahan pendistribusian beras berkualitas buruk ada di dalam Bulog, bukan produksi beras di petani. Sesuai dengan hasil sidak yang dilakukan Endang, rusaknya beras karena penyimpanan yang tidak bagus. Selain itu menurut dia ada praktik-partik kecurangan antara Bulog dan tengkulak beras, dua pihak ini dianggap mengoplos beras bagus dengan beras buruk.
Terlebih lagi, dia mengatakan Bulog sulit diajak berkomunikasi untuk mendiskusikan solusi pemecahan masalah. "Bulog diajak komunikasi susah. Perbaikan ini butuh komunikasi," ujar Endang. (ris/dbs)
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi VI DPR RI, Endang Srikarti Handayani mendesak agar Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) melakukan evaluasi dalam Pendistribusian raskin atau rastra. Pasalnya setelah reses, Endang mendapati keluhan dari masyarakat, raskin yang didistribusikan berkualitas buruk. Bahkan penerima raskin enggan untuk mengkonsumsi raskin dari Bulog.
"Saya minta manajemen Bulog wajib dievaluasi. Karena Bulog-Bulog di daerah kinerjanya kurang bisa dipercaya. Dapat dilihat dari kualitas berasnya tidak bagus, mutunya menurun," papar Endang sebelum pembukaan masa sidang, di ruang Paripurna DPR, Nusantara II, Rabu (16/11).
Dia meminta, Dirut Bulog beserta jajarannya melakukan evaluasi internal. Jangan hanya berpedoman dari laporan normatif saja, diperlukan pemantauan langsung agar dapat mengatasi masalah yang masih kerap terjadi. "Perlunya Dirut dan jajaranya melakukan evaluasi ke bawah. Jangan hanya percaya dengan laporan-laporan," tandasnya.
Selama masa reses, Anggota Dewan dari Dapil Jawa Tengah V ini telah menyerap aspirasi masyarakat, dan ternyata raskin yang diperuntukkan bagi rumah tangga golongan tidak mampu berkualitas buruk.
"Kulitas beras yang buruk ditemukan di dapil saya. Pada saat reses kita kumpulkan masyarakat khususnya penerima raskin itu, dan lurahnya kita kumpulkan semuanya. sejauh mana implementasi raskin," jelas Endang.
Dia juga menjabarkan, muara permasalahan pendistribusian beras berkualitas buruk ada di dalam Bulog, bukan produksi beras di petani. Sesuai dengan hasil sidak yang dilakukan Endang, rusaknya beras karena penyimpanan yang tidak bagus. Selain itu menurut dia ada praktik-partik kecurangan antara Bulog dan tengkulak beras, dua pihak ini dianggap mengoplos beras bagus dengan beras buruk.
Terlebih lagi, dia mengatakan Bulog sulit diajak berkomunikasi untuk mendiskusikan solusi pemecahan masalah. "Bulog diajak komunikasi susah. Perbaikan ini butuh komunikasi," ujar Endang. (ris/dbs)
Bulog Adakan Operasi Pasar Cabai
Minggu, 18 Desember 2016
SEMARANG (KRjogja.com) - Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga, khususnya komoditas cabai.
Operasi pasar cabai yang dilaksanakan di Pasar Waru Semarang tersebut seiring dengan masukan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng karena sejauh ini komoditas tersebut memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap inflasi di Jawa Tengah.
"Kontribusi komoditas cabai terhadap laju inflasi Jawa Tengah cukup tinggi," kata Wakil Kepala Bulog Divre Jateng Ramlan UE di sela kegiatan operasi pasar di Semarang, Minggu (18/12/2016).
Karena itu, lanjut dia, sesuai dengan fungsinya Bulog ikut berperan untuk menstabilkan harga cabai melalui kegiatan operasi pasar. Operasi pasar untuk cabai ini pertama kali dilakukan oleh Bulog.
Sebelumnya, Bulog telah aktif melakukan operasi pasar untuk komoditas pokok lain, di antaranya bawang merah dan gula pasir. Pada pelaksanaan yang pertama tersebut, Bulog bekerja sama dengan Dinas Pertanian terkait dengan pengadaan barangnya. Beberapa jenis cabai yang dijual pada operasi pasar tersebut, di antaranya cabai rawit merah, rawit hijau, dan keriting merah.
Cabai rawit hijau dijual dengan harga Rp42 ribu per kilogram dari harga pasaran saat ini yang berada di kisaran Rp45 ribu s.d. Rp60 ribu/kg. Cabai rawit merah dijual Rp52 ribu/kg dari harga pasaran Rp60 ribu s.d. Rp65 ribu/kg, dan cabai keriting merah dijual Rp43 ribu/kg dari harga pasar saat ini, yaitu Rp50 ribu s.d. Rp58 ribu/kg. (*)
SEMARANG (KRjogja.com) - Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga, khususnya komoditas cabai.
Operasi pasar cabai yang dilaksanakan di Pasar Waru Semarang tersebut seiring dengan masukan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng karena sejauh ini komoditas tersebut memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap inflasi di Jawa Tengah.
"Kontribusi komoditas cabai terhadap laju inflasi Jawa Tengah cukup tinggi," kata Wakil Kepala Bulog Divre Jateng Ramlan UE di sela kegiatan operasi pasar di Semarang, Minggu (18/12/2016).
Karena itu, lanjut dia, sesuai dengan fungsinya Bulog ikut berperan untuk menstabilkan harga cabai melalui kegiatan operasi pasar. Operasi pasar untuk cabai ini pertama kali dilakukan oleh Bulog.
Sebelumnya, Bulog telah aktif melakukan operasi pasar untuk komoditas pokok lain, di antaranya bawang merah dan gula pasir. Pada pelaksanaan yang pertama tersebut, Bulog bekerja sama dengan Dinas Pertanian terkait dengan pengadaan barangnya. Beberapa jenis cabai yang dijual pada operasi pasar tersebut, di antaranya cabai rawit merah, rawit hijau, dan keriting merah.
Cabai rawit hijau dijual dengan harga Rp42 ribu per kilogram dari harga pasaran saat ini yang berada di kisaran Rp45 ribu s.d. Rp60 ribu/kg. Cabai rawit merah dijual Rp52 ribu/kg dari harga pasaran Rp60 ribu s.d. Rp65 ribu/kg, dan cabai keriting merah dijual Rp43 ribu/kg dari harga pasar saat ini, yaitu Rp50 ribu s.d. Rp58 ribu/kg. (*)
Jumat, 16 Desember 2016
Suplai Beras Petani Gresik untuk Bulog Melebihi Target
Kamis, 15 Desember 2016
TIMESINDONESIA, GRESIK – Pengadaan beras bulog tahun 2016 oleh Petani Gresik Jawa Timur sudah melampaui target. Dari target yang ditetapkan Bulog sebesar 40 ribu ton. Sampai akhir masa Perjanjian yaitu pada Desember 2016 terealisasi sebesar 61,4 ribu ton atau 153% dari target.
Demikian pernyataan Asisten II Bupati Gresik, Achmad Nuruddin saat membacakan pidato tertulis Sekda Gresik pada Rapat Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Gresik 2016 di Ruang Rapat Graita Eka Praja, Kamis (15/12/2016).
“Kalau saat ini hanya petani di wilayah Gresik Selatan, kami berharap tahun selanjutnya pihak Bulog divre Surabaya Utara juga menunjuk mitra perusahaan lain untuk membeli beras petani di wilayah Gresik Utara” ujar Nuruddin.
Rapat Dewan Ketahanan Pangan kali ini dihadiri anggota Dewan Ketahanan Pangan, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA, pihak Bulog serta salah satu mitra kerja Bulog dalam pengadaan beras di wilayah Gresik Selatan.
Pada kesempatan itu, Dewan Ketahanan Pangan Gresik memfasilitasi perjanjian kerjasama untuk pengadaan beras Bulog Tahun 2017.
Penandatanganan perjanjian kerjasama tersebut dilakukan oleh Ketua KTNA Gresik mewakili beberapa Gapoktan di Gresik. "Perjanjian ini untuk menjamin agar beras produksi petani Gresik bisa di beli sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Bulog”, ujar Sekretaris DKP, Wasti Andari.
Masih menurut Wasti Andari, HPP yang ditetapkan tahun 2016 sebesar Rp 3.700,-/kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP) dan Rp 4.300,- /kg untuk Gabah Kering Giling (GKG).
Wasti Andari mengaku pihaknya terus berusaha untuk menjajaki potensi dan memotivasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dari Wilayah Gresik Utara untuk bisa melaksanakan hal tersebut, sehingga ada kepastian harga beras yang dibeli Bulog kepada petani. (*)
http://jatim.timesindonesia.co.id/read/9599/20161215/152252/suplai-beras-petani-gresik-untuk-bulog-melebihi-target/
TIMESINDONESIA, GRESIK – Pengadaan beras bulog tahun 2016 oleh Petani Gresik Jawa Timur sudah melampaui target. Dari target yang ditetapkan Bulog sebesar 40 ribu ton. Sampai akhir masa Perjanjian yaitu pada Desember 2016 terealisasi sebesar 61,4 ribu ton atau 153% dari target.
Demikian pernyataan Asisten II Bupati Gresik, Achmad Nuruddin saat membacakan pidato tertulis Sekda Gresik pada Rapat Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Gresik 2016 di Ruang Rapat Graita Eka Praja, Kamis (15/12/2016).
“Kalau saat ini hanya petani di wilayah Gresik Selatan, kami berharap tahun selanjutnya pihak Bulog divre Surabaya Utara juga menunjuk mitra perusahaan lain untuk membeli beras petani di wilayah Gresik Utara” ujar Nuruddin.
Rapat Dewan Ketahanan Pangan kali ini dihadiri anggota Dewan Ketahanan Pangan, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA, pihak Bulog serta salah satu mitra kerja Bulog dalam pengadaan beras di wilayah Gresik Selatan.
Pada kesempatan itu, Dewan Ketahanan Pangan Gresik memfasilitasi perjanjian kerjasama untuk pengadaan beras Bulog Tahun 2017.
Penandatanganan perjanjian kerjasama tersebut dilakukan oleh Ketua KTNA Gresik mewakili beberapa Gapoktan di Gresik. "Perjanjian ini untuk menjamin agar beras produksi petani Gresik bisa di beli sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Bulog”, ujar Sekretaris DKP, Wasti Andari.
Masih menurut Wasti Andari, HPP yang ditetapkan tahun 2016 sebesar Rp 3.700,-/kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP) dan Rp 4.300,- /kg untuk Gabah Kering Giling (GKG).
Wasti Andari mengaku pihaknya terus berusaha untuk menjajaki potensi dan memotivasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dari Wilayah Gresik Utara untuk bisa melaksanakan hal tersebut, sehingga ada kepastian harga beras yang dibeli Bulog kepada petani. (*)
http://jatim.timesindonesia.co.id/read/9599/20161215/152252/suplai-beras-petani-gresik-untuk-bulog-melebihi-target/
Stok Beras Aman, Mendag: Dirut Bulog Bisa Tidur Nyenyak
Kamis, 15 Desember 2016
JAKARTA - Guna mengecek dan memastikan stok beras aman pada Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan inspeksi dadakan (sidak) ke Pasar Induk Beras Cipinang. Sidak ini menjadi salah satu rangkaian perjalanan sidak Mendag hari ini.
Enggartiasto menurutkan, harga beras sampai saat ini berangsur normal. Berdasarkan catatan Bulog, stok beras saat ini sebanyak 1,5 juta ton atau mampu mencukupi kebutuhan hingga 6 bulan ke depan.
"Harga normal dan ketersediaan aman. Pak Dirut kalau begini bisa tidur nyeyak sampai Mei nanti," ujar Enggartiasto di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (15/12/2016). Sedangkan dari pedagang beras di Cipinang, mantan Ketua Real Estat Indonesia (REI) ini mengatakan, sampai dengan Maret hingga Februari 2017 stok beras aman. "Perputaran besar per hari 25-30 ribu ton.
Mereka menguasai jaringan pasar pemasoknya dan ini aman. Dirut Bulog beras (mengatakan) aman hingga Mei," tuturnya. Adapun harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang bervariasi bergantung kualitas. Namun untuk rata-rata harganya sekira Rp7.700 untuk beras biasa dan Rp11.700 untuk beras berkualitas baik.
http://economy.okezone.com/read/2016/12/15/320/1567219/stok-beras-aman-mendag-dirut-bulog-bisa-tidur-nyenyak
JAKARTA - Guna mengecek dan memastikan stok beras aman pada Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan inspeksi dadakan (sidak) ke Pasar Induk Beras Cipinang. Sidak ini menjadi salah satu rangkaian perjalanan sidak Mendag hari ini.
Enggartiasto menurutkan, harga beras sampai saat ini berangsur normal. Berdasarkan catatan Bulog, stok beras saat ini sebanyak 1,5 juta ton atau mampu mencukupi kebutuhan hingga 6 bulan ke depan.
"Harga normal dan ketersediaan aman. Pak Dirut kalau begini bisa tidur nyeyak sampai Mei nanti," ujar Enggartiasto di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (15/12/2016). Sedangkan dari pedagang beras di Cipinang, mantan Ketua Real Estat Indonesia (REI) ini mengatakan, sampai dengan Maret hingga Februari 2017 stok beras aman. "Perputaran besar per hari 25-30 ribu ton.
Mereka menguasai jaringan pasar pemasoknya dan ini aman. Dirut Bulog beras (mengatakan) aman hingga Mei," tuturnya. Adapun harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang bervariasi bergantung kualitas. Namun untuk rata-rata harganya sekira Rp7.700 untuk beras biasa dan Rp11.700 untuk beras berkualitas baik.
http://economy.okezone.com/read/2016/12/15/320/1567219/stok-beras-aman-mendag-dirut-bulog-bisa-tidur-nyenyak
Jumat, 09 Desember 2016
Temuan Raskin Bercampur Batu, Bulog Tolitoli Tampik Tudingan
Kamis, 8 Desember 2016
Tolitoli, Metrosulawesi.com - Perum Bulog Sub Drive Kabupaten Tolitoli, terus melakukan penyaluran baras untuk masyarakat miskin (Raskin) sampai akhir tahun 2016.
Ironisnya, dari hasil pendistribusian beras raskin oleh pihak Kelurahan Baru, yang dibagikan kepada warga penerima belum lama ini, ternyata ada ditemukan dalam kantong beras raskin berlogo Beras Bulog isi 15 Kg sebagian beras sudah tercampur dengan batu.
Seorang ibu rumah tanggah di Lingkungan Satu, Kelurahan Baru, Kecamatan Baolan, Rabu 6 Desember 2016, yang minta namanya untuk tidak dikorankan mengaku, bahwa dirinyĆ telah menerima jatah beras Raskin 15 Kg dari Ketua Lingkungannya pada November lalu.
Dikatakannya, awalnya senang telah menerima beras Raskin dengan membeli yang harganya jauh lebih murah, dibanding beras yang dijual dipasar. Namun setelah karung beras bermerek Beras Bulog itu di buka dan beras tersebut ditapis. Ternyata beras tersebut sebagiannya bercampur dengan batu-batu kecil sehingga penerima raskin tersebut kecewa.
Kepala Lingkungan Satu, Kelurahan Baru Sumardi ditemui di rumahnya mengaku, telah menyalurkan beras Raskin tersebut kepada 216 KK warganya yang layak mandapat jatah beras Raskin. Dia juga mengaku, kerap didatangi warga yang menanyakan mengapa beras tersebut banyak yang patah. Mengetahui hal itu akhirnya beras tersebut di ganti dengan beras bulog lainnya.
"Saya kaget setelah melihat beras Raskin yang sudah dibagikan kepada warganya ternyata ada ditemukan batu bercampur dengan beras," kata Sumardi.
Sejak dirinya menyalurkan beras Raskin kepada warga pada awal Januari-Oktober 2016, beras yang dari Bulog semuanya tidak bermasalah. Namun nanti di bulan November 2016 baru terjadi beras Raskin tercampur dengan batu.
"Saya harap agar Bulog tidak menyalurkan beras yang kurang baik mutunya," katanya.
Namun pihak Bulog yang ditemui, menampik tudingan warga dihadapan Ketua Lingkungan Kelurahan Baru sembari diperlihatkan, bukti sebagian beras Raskin yang masih berada dalam karung Bulog.
Ditemui diruangannya Satker Petugas Penyalur Beras Raskin Perum Bulog Sub Drive Tolitoli Roberd membantah jika telah menyalurkan beras Raskin bercampur dengan batu.
Dikatakan waktu itu pihaknya mendistribusikan beras Raskin hanya sampai di tingkat kelurahan dan tidak sampai ke Ketua Lingkungan.
Menurutnya waktu menyalurkan beras Raskin di Kelurahan Baru, telah di saksikan oleh Lurah dan Bamkamdes, dan tidak ada yang mempersoalkannya, terlebih lagi sudah dibuatkan berita acara penyaluran.
"Yang membagikan beras Raskin kepada Kepala Lingkungan adalah orang di Kelurahan, dan seterusnya disalurkan kepada peserta penerima Raskin, saya menduga pada waktu beras angkat dan di masukan kedalam mesin penggiling ada kemungkinan tercapur dengan batu," katanya.
Dia berharap jika dalam penyaluran beras Raskin ditemukan beras yang tidak layak digunakan agar segera melaporkan ke pihaknya.
http://www.metrosulawesi.com/article/temuan-raskin-bercampur-batu-bulog-tolitoli-tampik-tudingan
Tolitoli, Metrosulawesi.com - Perum Bulog Sub Drive Kabupaten Tolitoli, terus melakukan penyaluran baras untuk masyarakat miskin (Raskin) sampai akhir tahun 2016.
Ironisnya, dari hasil pendistribusian beras raskin oleh pihak Kelurahan Baru, yang dibagikan kepada warga penerima belum lama ini, ternyata ada ditemukan dalam kantong beras raskin berlogo Beras Bulog isi 15 Kg sebagian beras sudah tercampur dengan batu.
Seorang ibu rumah tanggah di Lingkungan Satu, Kelurahan Baru, Kecamatan Baolan, Rabu 6 Desember 2016, yang minta namanya untuk tidak dikorankan mengaku, bahwa dirinyĆ telah menerima jatah beras Raskin 15 Kg dari Ketua Lingkungannya pada November lalu.
Dikatakannya, awalnya senang telah menerima beras Raskin dengan membeli yang harganya jauh lebih murah, dibanding beras yang dijual dipasar. Namun setelah karung beras bermerek Beras Bulog itu di buka dan beras tersebut ditapis. Ternyata beras tersebut sebagiannya bercampur dengan batu-batu kecil sehingga penerima raskin tersebut kecewa.
Kepala Lingkungan Satu, Kelurahan Baru Sumardi ditemui di rumahnya mengaku, telah menyalurkan beras Raskin tersebut kepada 216 KK warganya yang layak mandapat jatah beras Raskin. Dia juga mengaku, kerap didatangi warga yang menanyakan mengapa beras tersebut banyak yang patah. Mengetahui hal itu akhirnya beras tersebut di ganti dengan beras bulog lainnya.
"Saya kaget setelah melihat beras Raskin yang sudah dibagikan kepada warganya ternyata ada ditemukan batu bercampur dengan beras," kata Sumardi.
Sejak dirinya menyalurkan beras Raskin kepada warga pada awal Januari-Oktober 2016, beras yang dari Bulog semuanya tidak bermasalah. Namun nanti di bulan November 2016 baru terjadi beras Raskin tercampur dengan batu.
"Saya harap agar Bulog tidak menyalurkan beras yang kurang baik mutunya," katanya.
Namun pihak Bulog yang ditemui, menampik tudingan warga dihadapan Ketua Lingkungan Kelurahan Baru sembari diperlihatkan, bukti sebagian beras Raskin yang masih berada dalam karung Bulog.
Ditemui diruangannya Satker Petugas Penyalur Beras Raskin Perum Bulog Sub Drive Tolitoli Roberd membantah jika telah menyalurkan beras Raskin bercampur dengan batu.
Dikatakan waktu itu pihaknya mendistribusikan beras Raskin hanya sampai di tingkat kelurahan dan tidak sampai ke Ketua Lingkungan.
Menurutnya waktu menyalurkan beras Raskin di Kelurahan Baru, telah di saksikan oleh Lurah dan Bamkamdes, dan tidak ada yang mempersoalkannya, terlebih lagi sudah dibuatkan berita acara penyaluran.
"Yang membagikan beras Raskin kepada Kepala Lingkungan adalah orang di Kelurahan, dan seterusnya disalurkan kepada peserta penerima Raskin, saya menduga pada waktu beras angkat dan di masukan kedalam mesin penggiling ada kemungkinan tercapur dengan batu," katanya.
Dia berharap jika dalam penyaluran beras Raskin ditemukan beras yang tidak layak digunakan agar segera melaporkan ke pihaknya.
http://www.metrosulawesi.com/article/temuan-raskin-bercampur-batu-bulog-tolitoli-tampik-tudingan
Stabilkan Harga Pangan, Bulog Buka 97 “Rumah Pangan Kita”
Kamis, 8 Desember 2016
MATARAM–Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional (Divre) Provinsi NTB mulai membuka “Rumah Pangan Kita” (RPK), yang menjual harga kebutuhan pokok seperti beras dan gula. Keberadaan RPK yang dibuka Bulog Divre NTB tersebut sebagai salah satu upaya menstabilkan harga pangan yang berkaitan langsung ditangani Bulog.
“Keberadaan RPK ini sebagai salah satu terobosan dalam menstabilkan harga pangan,” kata Kepala Perum Bulog Divre NTB, H. Achmad Ma’mun, Rabu kemarin (7/12).
Ma’mun mengatakan, RPK sebagai salah satu terobosan Bulog dalam menjaga atau stabilisasi harga, khususnya yang menjadi ranah dari Bulog, seperti beras dan gula. Masyarakat yang ingin menjual lagi beras dan gula dengan mengikuti ketentuan, yakni harga eceran tertinggi (HET), maka Perum Bulog Divre NTB memberikan harga grosiran yang tetap stabil.
Selanjutnya, masyarakat yang menjual kembali beras serta gulas pasir harus menjual sesuai dengan ketentuan HET, seperti penjualan eceran gula pasir kepada masyarakat langsung sebagai konsumen Rp12.500/kg dan beras terdapat tiga pilihan kulitas beras dan harga yang berbeda pula.
“Masyarakat yang akan menjual kembali diberikan harga grosiran. Harapannya, harga di tengah masyarakat tetap stabil, tidak terjadi kenaikan yang bisa merugikan masyarakat sebagai konsumen,” ujarnya.
Saat ini, di Provinsi NTB, Perum Bulog Divre NTB sudah membentuk ‘Rumah Pangan Kita’ sebanyak 97 titik. Pengelola RPK tersebut langsung oleh masyarakat yang sudah sanggup dan memiliki tempat berjualan di perkampungan padat penduduk. Sebanyak 97 unit RPK yang sebagian besar ada di Kota Mataram ini disuplai langsung kebutuhan untuk beras dan gula pasir dengan harga grosir.
“Kita berharap tidak terjadi lagi kenaikan harga yang kelewat tinggi. Sehingga harga tetap stabil dan murah dan terjangkau oleh konsumen,” ujarnya.
Ma’mun mengatakan, pihaknya akan terus memperbanyak ‘Rumah Pangan Kita’ di seluruh wilayah Provinsi NTB pada tahun 2017 mendatang. Bahkan di tahun 2017, Perum Bulog Divre NTB menargetkan RPK ini sebanyak 250 unit.
Dengan demikian harga kebutuhan pokok utamanya beras dan gula tetap stabil di tengah masyarakat dan tidak ada lagi cerita kedua komoditas pangan yang menjadi tanggungjawab Bulog menjadi penyebab laju inflasi yang tinggi. “Idealnya RPK di NTB ini sebanyak 1.049 unit, tapi kita akan adakan secara bertahap,” ujarnya.
Sementara itu mengenai ketersediaan stok beras yang ada di gudang penyimpanan Perum Bulog NTB dipastikan dalam kondisi aman dan terjaga. Bahkan stok cadangan pangan NTB masih aman hingga lima bulan kedepan atau Mei 2017 mendatang.
Sementara penyerapan pembelian gabah panen petani tetap berjalan. Terlebih lagi, musim panen Maret-April pembelian Bulog NTB sudah cukup banyak, selain pembelian setiap bulannya tetap berjalan seperti biasa.
Untuk stok gulas pasir di Bulog NTB, saat ini masih sekitar 662 ton dari total pasokan sejak bulan Puasa lalu mencapai 1.552 ton. Terlebih lagi minggu ini adalagi pasokan gula pasir sebanyak 250 ton.
Dengan demikian stok gula pasir dalam kondisi aman termasuk juga sebanyak apapun permintaan masyarakat untuk gula pasir tetap akan terpenuhi dengan harga HET Rp12.500/kg. “Untuk gula tidak ada masalah, bahkan kami siap memasok lagi dari pabrik, jika permintaan gula tinggi di NTB,’ tutupnya. (luk)
MATARAM–Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional (Divre) Provinsi NTB mulai membuka “Rumah Pangan Kita” (RPK), yang menjual harga kebutuhan pokok seperti beras dan gula. Keberadaan RPK yang dibuka Bulog Divre NTB tersebut sebagai salah satu upaya menstabilkan harga pangan yang berkaitan langsung ditangani Bulog.
“Keberadaan RPK ini sebagai salah satu terobosan dalam menstabilkan harga pangan,” kata Kepala Perum Bulog Divre NTB, H. Achmad Ma’mun, Rabu kemarin (7/12).
Ma’mun mengatakan, RPK sebagai salah satu terobosan Bulog dalam menjaga atau stabilisasi harga, khususnya yang menjadi ranah dari Bulog, seperti beras dan gula. Masyarakat yang ingin menjual lagi beras dan gula dengan mengikuti ketentuan, yakni harga eceran tertinggi (HET), maka Perum Bulog Divre NTB memberikan harga grosiran yang tetap stabil.
Selanjutnya, masyarakat yang menjual kembali beras serta gulas pasir harus menjual sesuai dengan ketentuan HET, seperti penjualan eceran gula pasir kepada masyarakat langsung sebagai konsumen Rp12.500/kg dan beras terdapat tiga pilihan kulitas beras dan harga yang berbeda pula.
“Masyarakat yang akan menjual kembali diberikan harga grosiran. Harapannya, harga di tengah masyarakat tetap stabil, tidak terjadi kenaikan yang bisa merugikan masyarakat sebagai konsumen,” ujarnya.
Saat ini, di Provinsi NTB, Perum Bulog Divre NTB sudah membentuk ‘Rumah Pangan Kita’ sebanyak 97 titik. Pengelola RPK tersebut langsung oleh masyarakat yang sudah sanggup dan memiliki tempat berjualan di perkampungan padat penduduk. Sebanyak 97 unit RPK yang sebagian besar ada di Kota Mataram ini disuplai langsung kebutuhan untuk beras dan gula pasir dengan harga grosir.
“Kita berharap tidak terjadi lagi kenaikan harga yang kelewat tinggi. Sehingga harga tetap stabil dan murah dan terjangkau oleh konsumen,” ujarnya.
Ma’mun mengatakan, pihaknya akan terus memperbanyak ‘Rumah Pangan Kita’ di seluruh wilayah Provinsi NTB pada tahun 2017 mendatang. Bahkan di tahun 2017, Perum Bulog Divre NTB menargetkan RPK ini sebanyak 250 unit.
Dengan demikian harga kebutuhan pokok utamanya beras dan gula tetap stabil di tengah masyarakat dan tidak ada lagi cerita kedua komoditas pangan yang menjadi tanggungjawab Bulog menjadi penyebab laju inflasi yang tinggi. “Idealnya RPK di NTB ini sebanyak 1.049 unit, tapi kita akan adakan secara bertahap,” ujarnya.
Sementara itu mengenai ketersediaan stok beras yang ada di gudang penyimpanan Perum Bulog NTB dipastikan dalam kondisi aman dan terjaga. Bahkan stok cadangan pangan NTB masih aman hingga lima bulan kedepan atau Mei 2017 mendatang.
Sementara penyerapan pembelian gabah panen petani tetap berjalan. Terlebih lagi, musim panen Maret-April pembelian Bulog NTB sudah cukup banyak, selain pembelian setiap bulannya tetap berjalan seperti biasa.
Untuk stok gulas pasir di Bulog NTB, saat ini masih sekitar 662 ton dari total pasokan sejak bulan Puasa lalu mencapai 1.552 ton. Terlebih lagi minggu ini adalagi pasokan gula pasir sebanyak 250 ton.
Dengan demikian stok gula pasir dalam kondisi aman termasuk juga sebanyak apapun permintaan masyarakat untuk gula pasir tetap akan terpenuhi dengan harga HET Rp12.500/kg. “Untuk gula tidak ada masalah, bahkan kami siap memasok lagi dari pabrik, jika permintaan gula tinggi di NTB,’ tutupnya. (luk)
Kamis, 08 Desember 2016
Soal Raskin Tak Layak Komsumsi, Wabup Soppeng Panggil Bulog
Rabu, 07 Desember 2016
SOPPENG, BERITA-SULSEL.COM – Terkait dengan adanya beras raskin tak layak komsumsi yang di temukan warga Desa Lalabata Riaja, Kecamatan Donri-donri, Kabupaten Soppeng beberapa waktu lalu, Wakil Bupati Soppeng, Supriansa pun angkat bicara melalui akun Facebook pribadinya.
Supriansa menyampaikan telah meminta Kepala Bulog Soppeng atau Kansilog untuk memberikan penjelasan terkait temuan beras raskin yang berulat dan berdebu.
“Bulog sudah salurkan sebanyak 29 ribu karung, tapi baru satu karung ditemukan rusak,” kata Supriansa.
Supriansa meminta kepada pihak Bulog untuk lebih berhati-hati dalam penyaluran, jangan sampai ada permainan yang dapat merugikan masyarakat.
Ia pun menghimbau kepada seluruh masyarakat jika menemukan raskin tak layak komsumsi sekiranya dapat melaporkan ke kantor desa.
“Buat masyarakat jika ada beras raskin yang rusak di terima, agar segera melapor ke kepala desa setempat untuk segera mendapatkan pergantian beras dari bulog,” harapnya.
Tak lupa Supriansa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pengguna facebook informasi menganai raskin yang tak layak komsumsi. (hen)
http://berita-sulsel.com/soal-raskin-tak-layak-komsumsi-wabup-soppeng-panggil-bulog/
SOPPENG, BERITA-SULSEL.COM – Terkait dengan adanya beras raskin tak layak komsumsi yang di temukan warga Desa Lalabata Riaja, Kecamatan Donri-donri, Kabupaten Soppeng beberapa waktu lalu, Wakil Bupati Soppeng, Supriansa pun angkat bicara melalui akun Facebook pribadinya.
Supriansa menyampaikan telah meminta Kepala Bulog Soppeng atau Kansilog untuk memberikan penjelasan terkait temuan beras raskin yang berulat dan berdebu.
“Bulog sudah salurkan sebanyak 29 ribu karung, tapi baru satu karung ditemukan rusak,” kata Supriansa.
Supriansa meminta kepada pihak Bulog untuk lebih berhati-hati dalam penyaluran, jangan sampai ada permainan yang dapat merugikan masyarakat.
Ia pun menghimbau kepada seluruh masyarakat jika menemukan raskin tak layak komsumsi sekiranya dapat melaporkan ke kantor desa.
“Buat masyarakat jika ada beras raskin yang rusak di terima, agar segera melapor ke kepala desa setempat untuk segera mendapatkan pergantian beras dari bulog,” harapnya.
Tak lupa Supriansa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pengguna facebook informasi menganai raskin yang tak layak komsumsi. (hen)
http://berita-sulsel.com/soal-raskin-tak-layak-komsumsi-wabup-soppeng-panggil-bulog/
Jatah Raskin Berkutu, Lurah Pondok Ranji Kembalikan ke Bulog
Rabu, 07 Desember 2016
Penyaluran sebanyak 391 karung beras sejahtera (Rasta) atau beras keluarga miskin (Raskin) berkutu dan berwarna kuning di Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), ditanggapi serius lurah setempat. Jatah Raskin tersebut akan dikembalikan dan ditukar dengan kualitas yang cukup bagus. Meskipun tidak semua raskin tersebut berkualitas buruk, menurut Lurah Pondok Ranji akan tetap ditukarkan karena merupakan permasalahan yang sangat sensitif.
“Ini tetap akan dibagi-bagikan tapi kita pilih dahulu, inikan tidak semuanya berkutu dan yang kualitas jelek akan kita tukar,” ujar Lurah Pondok Ranji, Mukroni saat ditemui di Kantor Kelurahan.
Sebelum ditukarkan ke bulog, rasin seberat 15 kilogram (Kg) dan dibandrol seharga Rp 24.000 ini akan tetap dikonfirmasikan kepada warga terkait keadaannya (raskin), dan jika warga tersebut menerima maka itu akan diberikan kepadanya. Hal ini dilakukan karena penukaran raskin akan memakan waktu yang cukup lama yaitu ke Cikande, Serang, Banten.
Raskin berkutu sempat pernah terjadi di Pondok Ranji pada tahun 2012. Terdapat 13 karung raskin ditukar karena kualitasnya yang buruk dan sekarang kembali terjadi karena sebelumnya belum ada komplain dari warga tentang raskin yang didapatinya.
Penyaluran raskin pada bulan Desember ini dan dilakukan sebulan sekali ini merupakan penyaluran terakhir karena pemberian raskin ini akan dilanjutkan di bulan depan melalui e- warong.
Mukroni mengajurkan kepada warga miskin untuk mencapur raskin dengan beras yang kualitasnya bagus. Selain memperlama waktu penghabisan beras, pencampuran beras ini juga dapat mengurangi rasa dan bau beras yang kurang enak.
“Kita anjurkan kepada masyarakat untuk mencampurkan raskin sama dengan beras yang kualitas bagus. Selain itu juga, jika mereka benar-benar mengonsumsi raskin saja hanya habis selama 2 minggu, makanya kami menganjurkan dengan beras berkualitas bagus,” tandasnya. (tan)
https://tangerangonline.id/2016/12/07/jatah-raskin-berkutu-lurah-pondok-ranji-kembalikan-ke-bulog/
Penyaluran sebanyak 391 karung beras sejahtera (Rasta) atau beras keluarga miskin (Raskin) berkutu dan berwarna kuning di Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), ditanggapi serius lurah setempat. Jatah Raskin tersebut akan dikembalikan dan ditukar dengan kualitas yang cukup bagus. Meskipun tidak semua raskin tersebut berkualitas buruk, menurut Lurah Pondok Ranji akan tetap ditukarkan karena merupakan permasalahan yang sangat sensitif.
“Ini tetap akan dibagi-bagikan tapi kita pilih dahulu, inikan tidak semuanya berkutu dan yang kualitas jelek akan kita tukar,” ujar Lurah Pondok Ranji, Mukroni saat ditemui di Kantor Kelurahan.
Sebelum ditukarkan ke bulog, rasin seberat 15 kilogram (Kg) dan dibandrol seharga Rp 24.000 ini akan tetap dikonfirmasikan kepada warga terkait keadaannya (raskin), dan jika warga tersebut menerima maka itu akan diberikan kepadanya. Hal ini dilakukan karena penukaran raskin akan memakan waktu yang cukup lama yaitu ke Cikande, Serang, Banten.
Raskin berkutu sempat pernah terjadi di Pondok Ranji pada tahun 2012. Terdapat 13 karung raskin ditukar karena kualitasnya yang buruk dan sekarang kembali terjadi karena sebelumnya belum ada komplain dari warga tentang raskin yang didapatinya.
Penyaluran raskin pada bulan Desember ini dan dilakukan sebulan sekali ini merupakan penyaluran terakhir karena pemberian raskin ini akan dilanjutkan di bulan depan melalui e- warong.
Mukroni mengajurkan kepada warga miskin untuk mencapur raskin dengan beras yang kualitasnya bagus. Selain memperlama waktu penghabisan beras, pencampuran beras ini juga dapat mengurangi rasa dan bau beras yang kurang enak.
“Kita anjurkan kepada masyarakat untuk mencampurkan raskin sama dengan beras yang kualitas bagus. Selain itu juga, jika mereka benar-benar mengonsumsi raskin saja hanya habis selama 2 minggu, makanya kami menganjurkan dengan beras berkualitas bagus,” tandasnya. (tan)
https://tangerangonline.id/2016/12/07/jatah-raskin-berkutu-lurah-pondok-ranji-kembalikan-ke-bulog/
Mantan Karyawan Bulog Tipu Ratusan Juta Rupiah
Rabu, 07 Desember 2016
Magetan pojokpitu.com, Mantan karyawan bulog asal Madiun harus duduk di kursi pesakitan. Pasalnya, ia melakukan penipuan terhadap puluhan warga dengan modus dijanjikan bisa menjadi karyawan bulog dengan syarat membayar uang dalam jumlah tertentu.
Terdakwa Indra, warga asal Jatisari kota Madiun, menjalani sidang perdananya di Pengadilan Negeri Magetan. Sidang yang dipimpin oleh hakim ketua, Nurhadi, mengagendakan pembacaan dakwaan dari jaksa penuntut umum (JPU).
JPU pengganti, Sugiyarto, mendakwa Indra dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan. Mantan karyawan bulog Surabaya ini didakwa melakukan penipuan dengan modus bisa memasukkan seseorang menjadi karyawan bulog dengan syarat menyetorkan uang sebesar 7 juta rupiah.
Secara bersamaan, majelis hakim Pengadilan Negeri Magetan juga melakukan sidang terhadap dua teman Indra, yaitu Siti Fatimah dan Basuki Rahmat. Kedua terdakwa ini berperan sebagai pengepul uang sekaligus mencari calon korban. Sedikitnya ada 32 orang yang menjadi korban penipuan yang kebanyakan warga Maospati Magetan. Ketiga terdakwa tersebut terancam hukuman maksimal 4 tahun penjara.
Sementara, atas dakwaan dari JPU, masing-masing terdakwa mengakuinya. Terdakwa tidak mengajukan nota pembelaan. Sidang akan dilanjutkan pekan depan dengan agenda pemeriksaan sejumlah saksi. (pul)
Magetan pojokpitu.com, Mantan karyawan bulog asal Madiun harus duduk di kursi pesakitan. Pasalnya, ia melakukan penipuan terhadap puluhan warga dengan modus dijanjikan bisa menjadi karyawan bulog dengan syarat membayar uang dalam jumlah tertentu.
Terdakwa Indra, warga asal Jatisari kota Madiun, menjalani sidang perdananya di Pengadilan Negeri Magetan. Sidang yang dipimpin oleh hakim ketua, Nurhadi, mengagendakan pembacaan dakwaan dari jaksa penuntut umum (JPU).
JPU pengganti, Sugiyarto, mendakwa Indra dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan. Mantan karyawan bulog Surabaya ini didakwa melakukan penipuan dengan modus bisa memasukkan seseorang menjadi karyawan bulog dengan syarat menyetorkan uang sebesar 7 juta rupiah.
Secara bersamaan, majelis hakim Pengadilan Negeri Magetan juga melakukan sidang terhadap dua teman Indra, yaitu Siti Fatimah dan Basuki Rahmat. Kedua terdakwa ini berperan sebagai pengepul uang sekaligus mencari calon korban. Sedikitnya ada 32 orang yang menjadi korban penipuan yang kebanyakan warga Maospati Magetan. Ketiga terdakwa tersebut terancam hukuman maksimal 4 tahun penjara.
Sementara, atas dakwaan dari JPU, masing-masing terdakwa mengakuinya. Terdakwa tidak mengajukan nota pembelaan. Sidang akan dilanjutkan pekan depan dengan agenda pemeriksaan sejumlah saksi. (pul)
Rabu, 07 Desember 2016
Pengadaan Beras Lampung Terbesar dalam Sejarah
Rabu, 7 Desember 2016
RAKYATKU.COM, BANDAR LAMPUNG - Tekad Pemerintah Provinsi Lampung memperkecil pengiriman gabah ke luar Lampung mulai membuahkan hasil. Pengadaan beras di Lampung tercatat terbesar dalam sejarah, bahkan dalam beberapa bulan menempati posisi pertama dari tujuh produsen utama beras nasional.
Menurut data Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Lampung, hingga Desember ini pengadaan beras mencapai 137 ribu ton dari target 120 ribu ton. “Kami optimistis hingga akhir 2016 mampu menembus angka 140 ribu ton. Ini pencapain terbesar dalam sejarah Bulog Lampung, karena selama ini rekor penyerapan tertinggi tercapai pada 2009 sebesar 122 ribu ton,” kata Kepala Perum Bulog Divre Lampung Dindin Syamsudin di Bandar Lampung, Senin (5/12/2016).
Lompatan besar pengadaan itu, menurut Dindin, tak lepas dari tekad pemerintahan Gubernur Muhammad Ridho Ficardo, untuk meningkatkan produksi gabah. Sejak 2015, pemerintah pusat menargetkan kenaikan produksi gabah 1 juta ton.
Sehingga di akhir 2016, produksi gabah Lampung mencapai 4,2 juta ton. Pada 2015, target pengadaan beras Lampung masih dipatok 80 tibu ton dan sering tidak tercapai.
Sehingga Lampung selalu jadi juru kunci dari tujuh provinsi produsen utama beras yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Namun sejak April 2016, Lampung menduduki urutan pertama penghasil beras dalam negeri.
“Baru Desember ini Lampung di posisi kedua di bawah Jawa Tengah,” kata Dindin. Dukungan yang diberikan Pemerintah Provinsi Lampung, menurut Dindin, berupa kebijakan Gubernur Ridho yang tidak mengizinkan gabah keluar Lampung, selain beras.
“Kebijakan ini membuat aparat di lapangan berani bertindak tegas. Semakin banyak beras yang keluar, makin banyak nilai tambah yang didapat masyarakat Lampung,” kata Dindin.
Bulog juga menggandeng organisasi petani seperti Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) terjun ke petani menyerap gabah.
Kemudian, bersama Tim Serap Gabah (Sergab) yang dibentuk Tim Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung, dan Kedelai yang menggandeng aparat TNI agar menjual gabah ke Bulog. Atas prestasi itu, kini Lampung menjadi pemasok rutin beras ke lima provinsi dari semula dua provinsi yakni Bengkulu dan Jambi.
Kini, selain ke Bengkulu dan Jambi, beras asal Lampung dikirim ke Riau, Sumatera Utara, dan Aceh, sejak September 2016. “Pola percepatan penyaluran beras rakyat miskin atau raskin, juga turut membantu kenaikan pengadaan beras. Penyaluran raskin di Lampung kini mencapai 99%. Ini semua tak lepas dari kebijakan Gubernur Lampung yang mendorong agar Lampung lebih banyak mengirim beras daripada gabah,” kata Dindin.
http://pariwisata.rakyatku.com/read/30600/2016/12/07/pengadaan-beras-lampung-terbesar-dalam-sejarah
RAKYATKU.COM, BANDAR LAMPUNG - Tekad Pemerintah Provinsi Lampung memperkecil pengiriman gabah ke luar Lampung mulai membuahkan hasil. Pengadaan beras di Lampung tercatat terbesar dalam sejarah, bahkan dalam beberapa bulan menempati posisi pertama dari tujuh produsen utama beras nasional.
Menurut data Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Lampung, hingga Desember ini pengadaan beras mencapai 137 ribu ton dari target 120 ribu ton. “Kami optimistis hingga akhir 2016 mampu menembus angka 140 ribu ton. Ini pencapain terbesar dalam sejarah Bulog Lampung, karena selama ini rekor penyerapan tertinggi tercapai pada 2009 sebesar 122 ribu ton,” kata Kepala Perum Bulog Divre Lampung Dindin Syamsudin di Bandar Lampung, Senin (5/12/2016).
Lompatan besar pengadaan itu, menurut Dindin, tak lepas dari tekad pemerintahan Gubernur Muhammad Ridho Ficardo, untuk meningkatkan produksi gabah. Sejak 2015, pemerintah pusat menargetkan kenaikan produksi gabah 1 juta ton.
Sehingga di akhir 2016, produksi gabah Lampung mencapai 4,2 juta ton. Pada 2015, target pengadaan beras Lampung masih dipatok 80 tibu ton dan sering tidak tercapai.
Sehingga Lampung selalu jadi juru kunci dari tujuh provinsi produsen utama beras yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Namun sejak April 2016, Lampung menduduki urutan pertama penghasil beras dalam negeri.
“Baru Desember ini Lampung di posisi kedua di bawah Jawa Tengah,” kata Dindin. Dukungan yang diberikan Pemerintah Provinsi Lampung, menurut Dindin, berupa kebijakan Gubernur Ridho yang tidak mengizinkan gabah keluar Lampung, selain beras.
“Kebijakan ini membuat aparat di lapangan berani bertindak tegas. Semakin banyak beras yang keluar, makin banyak nilai tambah yang didapat masyarakat Lampung,” kata Dindin.
Bulog juga menggandeng organisasi petani seperti Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) terjun ke petani menyerap gabah.
Kemudian, bersama Tim Serap Gabah (Sergab) yang dibentuk Tim Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung, dan Kedelai yang menggandeng aparat TNI agar menjual gabah ke Bulog. Atas prestasi itu, kini Lampung menjadi pemasok rutin beras ke lima provinsi dari semula dua provinsi yakni Bengkulu dan Jambi.
Kini, selain ke Bengkulu dan Jambi, beras asal Lampung dikirim ke Riau, Sumatera Utara, dan Aceh, sejak September 2016. “Pola percepatan penyaluran beras rakyat miskin atau raskin, juga turut membantu kenaikan pengadaan beras. Penyaluran raskin di Lampung kini mencapai 99%. Ini semua tak lepas dari kebijakan Gubernur Lampung yang mendorong agar Lampung lebih banyak mengirim beras daripada gabah,” kata Dindin.
http://pariwisata.rakyatku.com/read/30600/2016/12/07/pengadaan-beras-lampung-terbesar-dalam-sejarah
Beras Merauke Surplus 4.000 Ton, Bulog Sebut Baru Terjadi Tahun Ini
JAYAPURA [PAPOS] – Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik (OPP) Perum Bulog Divre Papua dan Papua Barat (P2B), Ibrahim Wairoy menjamin ketersediaan beras hingga tiga bulan ke depan menyusul terjadinya kelebihan stok beras dari Merauke. Ibrahim pun mengakui, surplus beras Merauke baru terjadi tahun ini.
“Makanya kita hentikan pembelian beras dari Jawa Timur, karena stok yang ada saat ini melebihi target. Target kami untuk penyerapan beras Merauke hanya 30.000 ton, tapi justru over hingga 4.000 ton, “kata Ibrahim kepada Papua Pos, baru-baru ini.
“Secara regional Papua dan Papua Barat ketersediaan beras aman, mulai dari Sorong, Merauke dan Nabire.Perhitungan kita pada Desember sangat mencukupi, “kata Ibrahim.
Dia juga mengatakan, kebutuhan beras untuk Divisi Regional P2B sangat mencukupi.“Untuk Jayapura dan Wamena kebutuhan 4.600 ton per bulan, “katanya.
Bulog, kata dia, membuat perencanaan berdasarkan analisa sejumlah masukan dari Dinas Pertanian untuk menentukan target pengadaan beras setiap tahun.
“Jumlah ini sudah tersedia, jadi pengadaan sudah dihentikan baik dari Jatim dan juga Merauke, “paparnya.Beras Merauke ini, kata dia, untuk stok di Jayapura sebanyak 10.000 ton dan 20.000 ton ke Merauke.
“Sebisa mungkin beras dari Merauke untuk memenuhi kebutuhan sendiri, jadi tidak dikirim ke luar Papua lagi.Beras dari wilayah ini dikirim ke Boven Digoel, Asmat, Mappi dan Yahukimo serta Merauke sendiri, juga ke Jayapura “katanya.
Ibrahim mengakui, surplus beras Merauke baru terjadi tahun ini, hal ini imbas dari kemarau yang terjadi tahun lalu. “Setelah kemarau, kemudian tanam lagi hasilnya lebih bagus, makanya bisa sampai surplus, “kata Ibrahim. [srb]
http://www.papuapos.com/index.php/ekonomi-papuapos/item/6883-beras-merauke-surplus-4000-ton-bulog-sebut-baru-terjadi-tahun-ini
“Makanya kita hentikan pembelian beras dari Jawa Timur, karena stok yang ada saat ini melebihi target. Target kami untuk penyerapan beras Merauke hanya 30.000 ton, tapi justru over hingga 4.000 ton, “kata Ibrahim kepada Papua Pos, baru-baru ini.
“Secara regional Papua dan Papua Barat ketersediaan beras aman, mulai dari Sorong, Merauke dan Nabire.Perhitungan kita pada Desember sangat mencukupi, “kata Ibrahim.
Dia juga mengatakan, kebutuhan beras untuk Divisi Regional P2B sangat mencukupi.“Untuk Jayapura dan Wamena kebutuhan 4.600 ton per bulan, “katanya.
Bulog, kata dia, membuat perencanaan berdasarkan analisa sejumlah masukan dari Dinas Pertanian untuk menentukan target pengadaan beras setiap tahun.
“Jumlah ini sudah tersedia, jadi pengadaan sudah dihentikan baik dari Jatim dan juga Merauke, “paparnya.Beras Merauke ini, kata dia, untuk stok di Jayapura sebanyak 10.000 ton dan 20.000 ton ke Merauke.
“Sebisa mungkin beras dari Merauke untuk memenuhi kebutuhan sendiri, jadi tidak dikirim ke luar Papua lagi.Beras dari wilayah ini dikirim ke Boven Digoel, Asmat, Mappi dan Yahukimo serta Merauke sendiri, juga ke Jayapura “katanya.
Ibrahim mengakui, surplus beras Merauke baru terjadi tahun ini, hal ini imbas dari kemarau yang terjadi tahun lalu. “Setelah kemarau, kemudian tanam lagi hasilnya lebih bagus, makanya bisa sampai surplus, “kata Ibrahim. [srb]
http://www.papuapos.com/index.php/ekonomi-papuapos/item/6883-beras-merauke-surplus-4000-ton-bulog-sebut-baru-terjadi-tahun-ini
Selasa, 06 Desember 2016
Bulog Surakarta Pasok Beras ke Sumbar 2.000 Ton
Selasa, 06 Desember 2016
Warta Ekonomi.co.id, Solo - Perum Bulog Subdivre III Wilayah Surakarta, Jawa Tengah, memasok pangan ke Sumatera Barat pada Desember 2016 sebanyak 2.000 ton setara beras untuk pemerataan ketahanan pangan.
"Pengiriman beras ke daerah lain itu, merupakan program move nasional untuk pemerataan cadangan pangan," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Rizal Mulyawan, di Solo, Selasa (6/12/2016).
Ia menjelaskan pengiriman pangan ke Padang, Sumbar, sebanyak 2.000 ton melalui angkutan kapal sehingga total tahun ini pasokan beras ke daerah lain mencapai 10.000 ton.
"Kami sebelumnya melakukan pasokan ke Aceh sebanyak 4.000 ton, Medan 1.000 ton, dan Kalimantan Tengah 3.000 ton," kata Rizal Mulyawan.
Ia mengatakan persediaan pangan di wilayah eks-Keresidenan Surakarta terhitung hingga Senin (5/12) mencapai 45.000 ton setara beras.
"Jumlah itu masih aman untuk memenuhi kebutuhan pangan di eks-Keresidenan Surakarta hingga Juli 2017 mendatang," katanya.
Bahkan, Bulog Surakarta masih mempunyai waktu untuk menambah pengadaan pangan dengan menyerap hasil panen para petani diperkirakan antara 1.000 hingga 2.000 ton setara beras hingga akhir Desember mendatang.
"Kami masih dapat melakukan realisasi pengadaan pangan hingga akhir Desember 2016," katanya.
Bulog melalui sembilan gudang penyimpanan yang tersebar di tujuh kabupaten dan kota di eks-Keresidenan Surakarta melakukan penyerapan tahun ini dengan realiasasi 106.048 ton setara beras.
"Realisasi pengadaan pangan 2016 ini, sudah melebihi target atau sekitar 106,048 persen. Kami ditargetkan pengadaan pangan tahun ini sebanyak 100 ribu ton," katanya.
Kendati demikian, pihaknya terus berupaya melakukan pengadaan pangan di daerah-daerah yang sedang panen raya, sekaligus dapat mengendalikan harga gabah di tingkat petani agar tidak anjlok. (Ant)
http://wartaekonomi.co.id/berita123016/bulog-surakarta-pasok-beras-ke-sumbar-2000-ton.html
Warta Ekonomi.co.id, Solo - Perum Bulog Subdivre III Wilayah Surakarta, Jawa Tengah, memasok pangan ke Sumatera Barat pada Desember 2016 sebanyak 2.000 ton setara beras untuk pemerataan ketahanan pangan.
"Pengiriman beras ke daerah lain itu, merupakan program move nasional untuk pemerataan cadangan pangan," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Rizal Mulyawan, di Solo, Selasa (6/12/2016).
Ia menjelaskan pengiriman pangan ke Padang, Sumbar, sebanyak 2.000 ton melalui angkutan kapal sehingga total tahun ini pasokan beras ke daerah lain mencapai 10.000 ton.
"Kami sebelumnya melakukan pasokan ke Aceh sebanyak 4.000 ton, Medan 1.000 ton, dan Kalimantan Tengah 3.000 ton," kata Rizal Mulyawan.
Ia mengatakan persediaan pangan di wilayah eks-Keresidenan Surakarta terhitung hingga Senin (5/12) mencapai 45.000 ton setara beras.
"Jumlah itu masih aman untuk memenuhi kebutuhan pangan di eks-Keresidenan Surakarta hingga Juli 2017 mendatang," katanya.
Bahkan, Bulog Surakarta masih mempunyai waktu untuk menambah pengadaan pangan dengan menyerap hasil panen para petani diperkirakan antara 1.000 hingga 2.000 ton setara beras hingga akhir Desember mendatang.
"Kami masih dapat melakukan realisasi pengadaan pangan hingga akhir Desember 2016," katanya.
Bulog melalui sembilan gudang penyimpanan yang tersebar di tujuh kabupaten dan kota di eks-Keresidenan Surakarta melakukan penyerapan tahun ini dengan realiasasi 106.048 ton setara beras.
"Realisasi pengadaan pangan 2016 ini, sudah melebihi target atau sekitar 106,048 persen. Kami ditargetkan pengadaan pangan tahun ini sebanyak 100 ribu ton," katanya.
Kendati demikian, pihaknya terus berupaya melakukan pengadaan pangan di daerah-daerah yang sedang panen raya, sekaligus dapat mengendalikan harga gabah di tingkat petani agar tidak anjlok. (Ant)
http://wartaekonomi.co.id/berita123016/bulog-surakarta-pasok-beras-ke-sumbar-2000-ton.html
Kasus Beras Bulog Memakai Karung Merek Lain Ditangani Subdit Indag Polda Babel
Selasa, 6 Desember 2016
Laporan Wartawan Bangka Pos, Deddy Marjaya
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Kasus penjualan beras Bulog menggunakan karung merek lain ditangani Subdit Indag Direktorat Kriminal Khusus Polda Kepulauan Bangka Belitung.
"Kasus beras bulog yang dijual menggunakan karung beras bermerek kita limpahkan ke Subdit Indag Dit Krimsus," kata Kasubdit Jatanras AKBP Adi Nugraha, Senin (5/12/2016).
Barang bukti antara lain 10 ton beras bulog dan puluhan karung beras bulog yang sudah dipindah ke karung beras bermerk dan terjahit rapi masih berada di lokasi yang sudah dipasangi garis polisi.
Ia menerangkan belum diamankannya barang bukti dari lokasi karena keterbatasan gudang penyimpanan barang bukti di Polda Kep Bangka Belitung.
Sedangkan barang bukti lain seperti dua unit mesin jahit karung, 3 pisau dan lainnya diamankan di Polda Kepulauan Bangka Belitung.
"Untuk jelasnya silakan ke Subdit Indag karena wewenangnya sudah di mereka," imbuh Nugraha.
Tim Jatanras Polda Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat (2/12/2016) menangkap tangan pekerja di Toko Jaya Abadi yang sedang memindahkan beras Bulog ke dalam karung beras bemerek untuk dijual kembali.
Dari Toko Jaya Abadi di Jalan Trem, polisi mengamankan sebanyak 37,5 karung beras bulog berisi masing-masing 50 kilogram.
Rinciannya, 15 karung beras merek gareng berisi beras bulog masing-masing 40 kilogram, 3 karung beras merek RM berisi beras bulog ukuran 40 kilogram, 7 karung beras merek udang berisi beras bulog ukuran 40 kilogram, 5 karung beras merek sendok berisi beras bulog ukuran 40 kilogram.
Selain itu juga diamankan karus beras tanpai isi merk bulog 78 buah, karung beras kosong RM 14 buah, 40 karung kosong merek Gareng dan 6 karung kosong merek Sendok.
Sedangkan di gudang toko didapati 10 ton beras bulog yang diduga juga akan dipindahkan kekarung-karung beras bermerek.
Laporan Wartawan Bangka Pos, Deddy Marjaya
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Kasus penjualan beras Bulog menggunakan karung merek lain ditangani Subdit Indag Direktorat Kriminal Khusus Polda Kepulauan Bangka Belitung.
"Kasus beras bulog yang dijual menggunakan karung beras bermerek kita limpahkan ke Subdit Indag Dit Krimsus," kata Kasubdit Jatanras AKBP Adi Nugraha, Senin (5/12/2016).
Barang bukti antara lain 10 ton beras bulog dan puluhan karung beras bulog yang sudah dipindah ke karung beras bermerk dan terjahit rapi masih berada di lokasi yang sudah dipasangi garis polisi.
Ia menerangkan belum diamankannya barang bukti dari lokasi karena keterbatasan gudang penyimpanan barang bukti di Polda Kep Bangka Belitung.
Sedangkan barang bukti lain seperti dua unit mesin jahit karung, 3 pisau dan lainnya diamankan di Polda Kepulauan Bangka Belitung.
"Untuk jelasnya silakan ke Subdit Indag karena wewenangnya sudah di mereka," imbuh Nugraha.
Tim Jatanras Polda Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat (2/12/2016) menangkap tangan pekerja di Toko Jaya Abadi yang sedang memindahkan beras Bulog ke dalam karung beras bemerek untuk dijual kembali.
Dari Toko Jaya Abadi di Jalan Trem, polisi mengamankan sebanyak 37,5 karung beras bulog berisi masing-masing 50 kilogram.
Rinciannya, 15 karung beras merek gareng berisi beras bulog masing-masing 40 kilogram, 3 karung beras merek RM berisi beras bulog ukuran 40 kilogram, 7 karung beras merek udang berisi beras bulog ukuran 40 kilogram, 5 karung beras merek sendok berisi beras bulog ukuran 40 kilogram.
Selain itu juga diamankan karus beras tanpai isi merk bulog 78 buah, karung beras kosong RM 14 buah, 40 karung kosong merek Gareng dan 6 karung kosong merek Sendok.
Sedangkan di gudang toko didapati 10 ton beras bulog yang diduga juga akan dipindahkan kekarung-karung beras bermerek.
Senin, 05 Desember 2016
Kepala GSP Bulog Lamajakka Terancam Dipecat
PINRANG, BKM- Pasca berstatus tersangka dalam kasus dugaan penyelewengan beras Bulog yang menyebabkan negara rugi hingga Rp5 miliar, Kepala Gudang Semi Permanen (GSP) Badan Urusan Logistik (Bulog) Lamajakka I Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang berinisial MS yang sudah dinonaktifkan dan terancam sanksi pemecatan.
Hal itu disampaikan Kepala Divisi Regional (Kadivre) Bulog Sulselbar, Abd Muis Ali yang dikonfirmasi saat
berkunjung ke Kabupaten Pinrang, baru baru ini.
“Yang bersangkutan langsung , dinonaktifkan dari jabatanya setelah ditetapkan tersangka oleh penyidik Polres
Pinrang. Dalam waktu dekat perusahaan juga akan mengambil tindakan tegas yakni memecat oknum Kepala gudang
tersebut,” jelas Muis.
Muis mengungkapkan, terkait kasus tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Pinrang.
“Polisi akan segera melakukan penahanan kepada tersangka. Jadi proses hukumnya kami serahkan semua kepada
penegak hukum,” tegasnya. Untuk diketahui, penyelewengan beras yang terjadi di GSP Bulog Lamajakka I mencapai 800 ton atau setara dengan Rp5 milyar. (ady)
http://beritakota.co.id/Berita/2016/12/04/kepala-gsp-bulog-lamajakka-terancam-dipecat/
Hal itu disampaikan Kepala Divisi Regional (Kadivre) Bulog Sulselbar, Abd Muis Ali yang dikonfirmasi saat
berkunjung ke Kabupaten Pinrang, baru baru ini.
“Yang bersangkutan langsung , dinonaktifkan dari jabatanya setelah ditetapkan tersangka oleh penyidik Polres
Pinrang. Dalam waktu dekat perusahaan juga akan mengambil tindakan tegas yakni memecat oknum Kepala gudang
tersebut,” jelas Muis.
Muis mengungkapkan, terkait kasus tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Pinrang.
“Polisi akan segera melakukan penahanan kepada tersangka. Jadi proses hukumnya kami serahkan semua kepada
penegak hukum,” tegasnya. Untuk diketahui, penyelewengan beras yang terjadi di GSP Bulog Lamajakka I mencapai 800 ton atau setara dengan Rp5 milyar. (ady)
http://beritakota.co.id/Berita/2016/12/04/kepala-gsp-bulog-lamajakka-terancam-dipecat/
Bulog Pessel Salurkan Raskin Tak Layak Konsumsi
Senin,05 Desember 2016
PAINAN, HALUAN — Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) kembali mempertanyakan kualitas beras miskin (raskin) yang turun pada kwartal IV Tahun 2016. Mereka menilai kualitas raskin yang disalurkan tersebut masih kurang layak untuk dikonsumsi oleh mereka yang sangat membutuhkan.
Keluhan ini diungkapkan oleh Upik (48), warga Kenagarian IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas. Ia mengatakan, raskin yang diturunkan pada kwartal ke IV ini, dinilai masih kurang layak untuk dimasak, karena bewarna kuning dan bau serta banyak dedaknya.
“Sebelum dikonsumsi, kami menjadi bekerja dua kali karena harus membawa kembali raskin ini ketempat penggilingan. Karena warnanya kuning dan dedaknya masih banyak alias bakabuik,” ungkapnya.
Dikatakannya, seluruh masyarakat Kenagarian IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas, mengakui jika kwalitas raskin tersebut memang tidak bagus untuk dikonsumsi oleh manusia dan masih jauh dibawah standar.
“Jika dibandingkan dengan bulan lalu, kondisi raskin saat ini beda-beda tipis saja. Namun, apa mau dikata masyarakat memang sangat membutuhkannya, jadi terpaksa kami terima saja,” tambahnya.
Ia berharap, ke depannya Pemerintah Daerah setempat, untuk lebih selektif lagi dalam menetapkan kualitas beras raskin sebelum disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, sehingga kejadian serupa tidak terjadi berulang-ulang.
“Ya, kami sebagai warga yang tergolong masyarakat kurang mampu sangat berharap agar kedepannya hal ini tidak terjadi lagi. Jangan mentang-mentang harganya murah, lalu tidak memperhatikan kualitasnya,” ungkapnya dengan nada polos.
Sebelumnya, seorang kepala urusan setempat yang tidak mau disebutkan namanya, sudah memberitahukan kondisi raskin tersebut kepada pihak penyalur. Dalam kesempatan itu, pihak penyalur berjanji akan segera mengganti dengan kualitas yang lebih bagus lagi.
“Terkait permasalahan raskin ini, kita sudah menyampaikan kepada pihak penyalur Raskin tersebut. Dalam waktu dekat pihaknya berjanji akan mengganti segala kerusakan beras tersebut. Namun, harus disertai dengan bukti yang ada dan berapa jumlah kerusakan beras tersebut,” jelasnya.
Informasi yang berhasil dihimpun Haluan di lapangan, terdapat sejumlah Kenagarian di Kecamatan Batang Kapas, masyarakat penerima raskin pada kwartal IV tahun 2016, pada pendistribusiannya banyak yang tidak layak untuk dikonsumsi karena kualitas yang kurang bagus. Namun, terkait berapa jumlahnya belum dapat dipastikan secara detail karena masih menunggu kepastian dari Instansi terkait.
Dihubungi terpisah, Kepala Gudang Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) Tris Medi mengatakan, terkait masalah itu pihaknya sudah melakukan survei kelapangan terkait dengan pendistribusian ke masing-masing nagari, terutama di Kecamatan Batang kapas.
“Terkait masalah ini saya juga minta maaf. Ke depannya kita akan mengingatkan kepada seluruh pengawas raskin disetiap Kecamatan agar lebih selektif lagi dalam penyaluran beras Raskin tersebut. Kemudian berapa jumlah jumlah beras yang tidak layak konsumsi akan kita lakukan penggantian sesuai dengan data dan jumlahnya,” tutupnya. (h/mg-kis)
http://harianhaluan.com/news/detail/62552/bulog-pessel-salurkan-raskin-tak-layak-konsumsi
Keluhan ini diungkapkan oleh Upik (48), warga Kenagarian IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas. Ia mengatakan, raskin yang diturunkan pada kwartal ke IV ini, dinilai masih kurang layak untuk dimasak, karena bewarna kuning dan bau serta banyak dedaknya.
“Sebelum dikonsumsi, kami menjadi bekerja dua kali karena harus membawa kembali raskin ini ketempat penggilingan. Karena warnanya kuning dan dedaknya masih banyak alias bakabuik,” ungkapnya.
Dikatakannya, seluruh masyarakat Kenagarian IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas, mengakui jika kwalitas raskin tersebut memang tidak bagus untuk dikonsumsi oleh manusia dan masih jauh dibawah standar.
“Jika dibandingkan dengan bulan lalu, kondisi raskin saat ini beda-beda tipis saja. Namun, apa mau dikata masyarakat memang sangat membutuhkannya, jadi terpaksa kami terima saja,” tambahnya.
Ia berharap, ke depannya Pemerintah Daerah setempat, untuk lebih selektif lagi dalam menetapkan kualitas beras raskin sebelum disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, sehingga kejadian serupa tidak terjadi berulang-ulang.
“Ya, kami sebagai warga yang tergolong masyarakat kurang mampu sangat berharap agar kedepannya hal ini tidak terjadi lagi. Jangan mentang-mentang harganya murah, lalu tidak memperhatikan kualitasnya,” ungkapnya dengan nada polos.
Sebelumnya, seorang kepala urusan setempat yang tidak mau disebutkan namanya, sudah memberitahukan kondisi raskin tersebut kepada pihak penyalur. Dalam kesempatan itu, pihak penyalur berjanji akan segera mengganti dengan kualitas yang lebih bagus lagi.
“Terkait permasalahan raskin ini, kita sudah menyampaikan kepada pihak penyalur Raskin tersebut. Dalam waktu dekat pihaknya berjanji akan mengganti segala kerusakan beras tersebut. Namun, harus disertai dengan bukti yang ada dan berapa jumlah kerusakan beras tersebut,” jelasnya.
Informasi yang berhasil dihimpun Haluan di lapangan, terdapat sejumlah Kenagarian di Kecamatan Batang Kapas, masyarakat penerima raskin pada kwartal IV tahun 2016, pada pendistribusiannya banyak yang tidak layak untuk dikonsumsi karena kualitas yang kurang bagus. Namun, terkait berapa jumlahnya belum dapat dipastikan secara detail karena masih menunggu kepastian dari Instansi terkait.
Dihubungi terpisah, Kepala Gudang Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) Tris Medi mengatakan, terkait masalah itu pihaknya sudah melakukan survei kelapangan terkait dengan pendistribusian ke masing-masing nagari, terutama di Kecamatan Batang kapas.
“Terkait masalah ini saya juga minta maaf. Ke depannya kita akan mengingatkan kepada seluruh pengawas raskin disetiap Kecamatan agar lebih selektif lagi dalam penyaluran beras Raskin tersebut. Kemudian berapa jumlah jumlah beras yang tidak layak konsumsi akan kita lakukan penggantian sesuai dengan data dan jumlahnya,” tutupnya. (h/mg-kis)
http://harianhaluan.com/news/detail/62552/bulog-pessel-salurkan-raskin-tak-layak-konsumsi
Sabtu, 03 Desember 2016
Polisi Ungkap Pemalsuan Beras Bulog Dikemas Jadi Beras Bermerk
Jumat, 2 Desember 2016
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA -- Tim Opsnal Subdit Jatantras Dit Krimum Polda Kep Bangka Belitung mengungkap kasus pemalsuan merk beras di Toko Jaya Abadi Pangkalpinang, Jum'at (2/12/2016). Penungkapan ini dipimpin langsung oleh Kasubdit AKBP Adi Nugraha.
Modus yang digunakan pelaku beras bulog yang harganya murah dipindahkan ke karung beras merk antara lain merk RM, merk Sendok dan merk Udang yang harganya lebih mahal.
Saat Toko Jaya Abadi yang terletak di Jl Trem Kota Pangkalpinang didatangi salah seorang pekerja Dv (35) sedang melakukan kegiatan pemindahan beras.
Polisi langsung mengamankan dua mesin jahit karung beras, 4 pisau, 50 karung beras bulog yang belum dibuka,
Belasan karung beras bulog yang sudah dimasukkan dalam karung beras merk RM, sendok dan Udang.
Selain itu polisi juga mengamankan Dv (35) pekerja dan Hn (50) pemilik toko.
"Keuntungan dari pemindahan beras bulog ke beras merk terkenal ini bervarias paling tinggi keuntungannya Rp 200 per kilogramnya," kata AKBP Adi Nugraha.
http://bangka.tribunnews.com/2016/12/02/polisi-ungkap-pemalsuan-beras-bulog-dikemas-jadi-beras-bermerk
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA -- Tim Opsnal Subdit Jatantras Dit Krimum Polda Kep Bangka Belitung mengungkap kasus pemalsuan merk beras di Toko Jaya Abadi Pangkalpinang, Jum'at (2/12/2016). Penungkapan ini dipimpin langsung oleh Kasubdit AKBP Adi Nugraha.
Modus yang digunakan pelaku beras bulog yang harganya murah dipindahkan ke karung beras merk antara lain merk RM, merk Sendok dan merk Udang yang harganya lebih mahal.
Saat Toko Jaya Abadi yang terletak di Jl Trem Kota Pangkalpinang didatangi salah seorang pekerja Dv (35) sedang melakukan kegiatan pemindahan beras.
Polisi langsung mengamankan dua mesin jahit karung beras, 4 pisau, 50 karung beras bulog yang belum dibuka,
Belasan karung beras bulog yang sudah dimasukkan dalam karung beras merk RM, sendok dan Udang.
Selain itu polisi juga mengamankan Dv (35) pekerja dan Hn (50) pemilik toko.
"Keuntungan dari pemindahan beras bulog ke beras merk terkenal ini bervarias paling tinggi keuntungannya Rp 200 per kilogramnya," kata AKBP Adi Nugraha.
http://bangka.tribunnews.com/2016/12/02/polisi-ungkap-pemalsuan-beras-bulog-dikemas-jadi-beras-bermerk
Jumat, 02 Desember 2016
Ditemukan Raskin Menggumpal
Jumat,2 Desember 2016
Bulog Siap Mengganti
BANYUMAS – Warga Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran mengeluahkan kualitas beras miskin (raskin) yang diterima. Sedikitnya ditemukan tiga kantung raskin kemasan 3 kg yang tidak layak konsumsi karena menggumpal.
Petugas pembagian raskin Desa Dukuhwaluh, Sutiarjo, mengungkapkan tiga kantung raskin tidak layak konsumsi tersebut ditemukan di dua tempat berbeda. Masing-masing dua kantung di wilayah RT 5 RW II dan satu kantung RT 1 RW IX.
“Kemarin (Rabu-red) warga yang menerima raskin tersebut mengembalikan kepada kami, minta diganti. Sebelumnya tidak pernah kejadian seperti ini, ini baru kali pertama, biasanya raskin yang dibagi kualitasnya baik,” kata dia. Berdasarkan pantauan Suara Merdeka, selain menggumpal, raskin tersebut juga berwarna kusam dan berbau tidak sedap. Gumpalan-gumpalan raskin berukuran kecil dan besar tersebut menyerupai nasi kering.
Tiga Kantung
Kepala Desa Dukuhwaluh, Sidun Suharyanto, mengatakan, setelah mendapatkan laporan tersebut berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan. Kemudian melaporkan temuan tersebut kepada Bulog agar segera diganti beras yang baru. “Tidak semuanya menggumpal, hanya sebagian. Tadi pagi Bulog sudah datang ke sini menukar tiga kantung raskin yang menggumpal.
Bulog juga menukar 14 kantung raskin yang masih ada di balai desa. Raskin tersebut sebenarnya tidak menggumpal, tapi karena khawatir jadi ditukar sekalian,” ujar dia. Dia menjelaskan, pihaknya menerima kiriman raskin dari Bulog, Jumat (24/11) lalu sebanyak 399 kantung. Sehari kemudian raskin mulai didistribusikan melalui ketua RT. Distribusi raskin masih berlangsung sampai kemarin.
Sementata itu, Humas Bulog Sub Divisi Regional IV Banyumas M Priyono, membenarkan temuan tersebut. Dua menjelaskan, raskin yang menggumpal disebabkan terkena air hujan pada saat proses distribusi dsri gudang ke balai desa.
“Raskin yang menggumpal disebabkan terkena air hujan pada saat diangkut menggunakan truk. Sebenarnya beras yang terkena air hujan sudah dipisah, tapi ternyata terbawa. Kami sudah langsung menukar raskin tersebut dengan raskin yang baru,” kata dia. (fz-45)
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/ditemukan-raskin-menggumpal/
Bulog Siap Mengganti
BANYUMAS – Warga Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran mengeluahkan kualitas beras miskin (raskin) yang diterima. Sedikitnya ditemukan tiga kantung raskin kemasan 3 kg yang tidak layak konsumsi karena menggumpal.
Petugas pembagian raskin Desa Dukuhwaluh, Sutiarjo, mengungkapkan tiga kantung raskin tidak layak konsumsi tersebut ditemukan di dua tempat berbeda. Masing-masing dua kantung di wilayah RT 5 RW II dan satu kantung RT 1 RW IX.
“Kemarin (Rabu-red) warga yang menerima raskin tersebut mengembalikan kepada kami, minta diganti. Sebelumnya tidak pernah kejadian seperti ini, ini baru kali pertama, biasanya raskin yang dibagi kualitasnya baik,” kata dia. Berdasarkan pantauan Suara Merdeka, selain menggumpal, raskin tersebut juga berwarna kusam dan berbau tidak sedap. Gumpalan-gumpalan raskin berukuran kecil dan besar tersebut menyerupai nasi kering.
Tiga Kantung
Kepala Desa Dukuhwaluh, Sidun Suharyanto, mengatakan, setelah mendapatkan laporan tersebut berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan. Kemudian melaporkan temuan tersebut kepada Bulog agar segera diganti beras yang baru. “Tidak semuanya menggumpal, hanya sebagian. Tadi pagi Bulog sudah datang ke sini menukar tiga kantung raskin yang menggumpal.
Bulog juga menukar 14 kantung raskin yang masih ada di balai desa. Raskin tersebut sebenarnya tidak menggumpal, tapi karena khawatir jadi ditukar sekalian,” ujar dia. Dia menjelaskan, pihaknya menerima kiriman raskin dari Bulog, Jumat (24/11) lalu sebanyak 399 kantung. Sehari kemudian raskin mulai didistribusikan melalui ketua RT. Distribusi raskin masih berlangsung sampai kemarin.
Sementata itu, Humas Bulog Sub Divisi Regional IV Banyumas M Priyono, membenarkan temuan tersebut. Dua menjelaskan, raskin yang menggumpal disebabkan terkena air hujan pada saat proses distribusi dsri gudang ke balai desa.
“Raskin yang menggumpal disebabkan terkena air hujan pada saat diangkut menggunakan truk. Sebenarnya beras yang terkena air hujan sudah dipisah, tapi ternyata terbawa. Kami sudah langsung menukar raskin tersebut dengan raskin yang baru,” kata dia. (fz-45)
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/ditemukan-raskin-menggumpal/
Tersangka Kepala Gudang Bulog Lamajakka I Dinonaktifkan
Kamis, 01 December 2016
RAKYATKU.COM, PINRANG - Kepala Gudang Semi Permanen (GSP) Lamajakka I, Pinrang, MS, dinonaktifkan pasca penetapan dirinya sebagai tersangka kasus penyelewengan ratusan ton beras.
Penonaktifan itu disampaikan Kepala Divisi Regional Bulog Sulselbar Abdul Muis S Ali. "Sudah dinonaktifkan dari jabatan sebagai kepala gudang," kata dia di Pinrang, Kamis (1/11/2016).
Sanksi nonaktif tersebut hanya bersifat sementara. Sebab, pihak Bulog sementara memproses sanksi pemecatan. "Dalam waktu dekat, perusahaan akan mengambil langkah tegas dengan memecat dia," katanya.
MS diduga melakukan penyelewengan pengadaan beras Bulog sebanyak 800 ton atau setara dengan Rp5 miliar di GSP Lamajakka I.
Dugaan penyeleweangan itu diketahui setelah terjadi kekurangan volume beras stok nasional untuk jatah Beras Miskin (Raskin) dan persiapan operasi pasar pada laporan via online yang dilakukan pihak GSP Bulog Lamajakka I. Kekurangan beras itu terjadi secara bertahap antara Agustus hingga September.
RAKYATKU.COM, PINRANG - Kepala Gudang Semi Permanen (GSP) Lamajakka I, Pinrang, MS, dinonaktifkan pasca penetapan dirinya sebagai tersangka kasus penyelewengan ratusan ton beras.
Penonaktifan itu disampaikan Kepala Divisi Regional Bulog Sulselbar Abdul Muis S Ali. "Sudah dinonaktifkan dari jabatan sebagai kepala gudang," kata dia di Pinrang, Kamis (1/11/2016).
Sanksi nonaktif tersebut hanya bersifat sementara. Sebab, pihak Bulog sementara memproses sanksi pemecatan. "Dalam waktu dekat, perusahaan akan mengambil langkah tegas dengan memecat dia," katanya.
MS diduga melakukan penyelewengan pengadaan beras Bulog sebanyak 800 ton atau setara dengan Rp5 miliar di GSP Lamajakka I.
Dugaan penyeleweangan itu diketahui setelah terjadi kekurangan volume beras stok nasional untuk jatah Beras Miskin (Raskin) dan persiapan operasi pasar pada laporan via online yang dilakukan pihak GSP Bulog Lamajakka I. Kekurangan beras itu terjadi secara bertahap antara Agustus hingga September.
Langganan:
Postingan (Atom)